Tampilkan postingan dengan label hidup. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label hidup. Tampilkan semua postingan

Rabu, 18 Juni 2014

Kelahiran Mujahid Kecilku

Cahaya itu makin lama makin mendekat….
Dan kini, ia hadir. Semakin mencerahkan ruang kehidupan kami..
You, khubaib al arsyad


Sabtu, 1 mei 2014 pukul 11:30.
Dari dalam kamar mandi, aku panggil-panggil suamiku dengan keras.
 “Ada apa”? tutur suamiku ketika itu.
Ya Allah, bahagia sejujurnya aku. Namun ada takut menyelimuti. Sehabis buang hajat, aku melihat ada lendir darah bercampur dengan cairan kental warna putih di underwarku. Itukah tandanya bahwa malaikat kecilku ini akan lahir? Sebelum-sebelumnya aku sudah banyak membaca dan bertanya tentang tanda-tanda awal kelahiran. Ada yang menyebutkan bahwa ada lendir darah berwarna pink yang keluar, ada juga pecah air ketuban atau rasa mulas di area perut dan sekitarnya.

Dan…hari ini aku mengalaminya. Alhamdulillah wasyukurillah. Meski lendir darah keluar, aku tidak merasakan sakit di bagian perutku. Masih biasa saja. Akhirnya kami putuskan hari itu  akan ke bidan terdekat untuk periksa. Pukul 2 siang, kami ke bidan. Sesampainya di sana, bidannya sedang pergi ke Batan Indah. Hmmh…kecewa rasanya. Namun Alhamdulillah, mbak yang ada di rumah tersebut langsung merespon dengan sangat baik. Dia bertanya perihal mengapa kami ingin menemui bidan Bu Parwito. Kami ceritakan kronologisnya. Mbak itu pun paham. Langsung saja, dia menelpon Bu Parwito dan menyambungkan kepadaku. Aku ceritakan kepada Bu Parwito bahwa aku telah  mengeluarkan lendir darah berwarna pink. Bu Parwito pun menjawab dengan antusias. Beliau bilang, iya tunggu saja. Beliau akan langsung pulang ke rumah.

Kami mencari makan siang hari itu, sambil mengira-ngira kedatangan Bu Parwito. Wah ternyata kami sampai di rumah Bu Parwito, beliau sudah menunggu. Tanpa berlama-lama lagi, Bu Parwito langsung memeriksaku. Beliau memriksa bagian perutku. Dan kemudian beliau akan melakukan periksa dalam. Akan melihat apakah aku sudah mulai ada pembukaan atau belum. Deg…aku takut mendengar akan periksa dalam. Benar saja. Ketika beliau akan mulai memeriksa, aku mulai berkeringat. Takut..entah kenapa. Akhirnya Bu Parwito bilang jangan takut karena bias semakin sakit kalau aku tidak rileks. Hwaah cukup lama proses itu. Walau pada akhirnya berhasil juga. Rasanya…lumayan sakit. Ini kali kedua aku periksa dalam. Perasaanku saat diperiksa, takut sakit, risih, malu, campur aduk lah. Oh iya, hasil pemeriksaannya, aku sudah mau bukaan 1. Bu Parwito bilang aku mennati saja hingga nanti saatnya sakit di perutku sudah mulai 5 menit sekali. Alhamdulillah..

Sore ini aku mulai merasakan mules di perut dan bagian bawahnya. Masih jarang-jarang tapi rasanya gak nyaman. Kebetulan pecan ini adalah jadwal aku harus periksa lagi ke dr. Tety, maka aku dan suami akan ke rumah sakit malam itu. Namun sorenya, aku masih bias pergi kondangan lhoh…hehee. Walau agak sempoyongan karena pake high heel, akibat enggak ada sandal yang lain. Hahaa..

Sampai di rumah sakit langsung ditimbang dan tensi. Tensi normal dan beratku waaaaw, 65,5 kg… fantastis!! Ini berat tertinggi yang pernah kumiliki..huhuuu. subhanallah…ternyata antrian panjang banget. Lupa dapat nomor berapa, 10 seingatku. Ya Robb…jam berapa bias consult dengan dokternya? Akhirnya karena malas menunggu (kami tau dr ini cukup lama pemeriksaan 1 pasien nya), kami menuju Serua. Hahaa… ada-ada saja. Kami ke tempat Bidan Lilis yang dulu dari usia 0-7 bulan memeriksa kandunganku. Senangnyaaa….sesampainya di sana, kami disambut dengan sangat baik. Bahkan bidan Lilis mengatakn kalau pagi harinya, dia masih membaca rekapan buku tentang aku. Owhh…terharu. Seperti biasa, bidan ini memeriksaku dengan sangat perlahan, lembut dan hati-hati. Hmm…tapi aku kecewa. Karena hasil pemeriksaannya aku belum pembukaan. Akhirnya kami berpamitan dan ke rumah sakit lagi.

Mungkin karena selama perjalanan, jalannya agak bergelombang tiba-tiba saja perutku mengalami kontraksi. Mulas banget dan terjadi agak sering. Aku udah agak deg-deg an juga. Alhamdulillah…akhirnya jatah pemeriksaanku. Dengan teliti, dr.Tety memeriksaku. Dia melihat berulang kali hasil usg di layar. Menurutnya, ukuran kepala sang bayi sudah besar. Air ketubannya di batas ambang minimum, hanya 5. Padahal normalnya 7. Deg…aku mulai panic. Kemudian dr.Tety langsung melakukan periksa dalam. Katanya, aku sudah bukaan 1. Alhamdulillah. Melihat kondisi air ketubanku yang kurang, dr.Tety menyarankan untuk memonitoring kekuatan jantung  bayiku. Ya Allah…aku senang sebenarnya sudah tanda-tanda mau melahirkan. Namun kenapa prosesnya ribet sekali rasanya.

Aku diantar sampai ke ruang dimana keadaan bayiku akan dikontrol. Di perutku dipasang alat detak jantung bayi. Sepertinya bidannya tau bahwa aku deg-deg an. Dia bilang, “rileks saja bu”. Pemeriksaan pertama, hasilnya kontraksi berjalan cepat. Itu artinya waktuku melahirkan bias jadi hanya dalam hitungan 1x24 jam. Dan aku disarankan untuk sudah langsung menginap di rumah sakit. Ohh…aku gak mau sebenarnya. Karena menurut bidannya, aku harus terus dipantau. Terkait perkembangan bayiku juga pembukaan ku. Pukul 12 selesai pemeriksaan. Dan pukul 1 dini hari, aku akan diperiksa lagi. Ya Allah..beginikah proses akan melahirkan?

Kami berdua makan malam, ya malam sekali sampai mendekati pagi. Aku diperiksa lagi. Hasilnya kontraksi tak jauh berbeda. Aku pun beristirahat. Pulas. Sedangkan suamiku sibuk menjemput adiknya yang datang dari bandung. Juga mengambil perlengkapan persalinanku. Aku tak tahu..hehee. ibu, mbak, kakak iparku pun sedang menuju kemari untuk menunggui persalinanku. Alhamdulillah….Allah memberi saudara-saudara yang sangat memperhatikanku.

Pagi datang, kontraksiku justru menurun. Saat diperiksa pagi pukul 6, aku masih saja bukaan 1. Huft…aku agak kaget. Masa’ tidak ada penambahan? Ya Allah…mudahkanlah. Akhirnya, pagi itu aku dan suami jalan-jalan di perumahan villa dago. Lumayan…cukup jauh. Aku bersemangat sekali. Berharap pembukaan segera naik. Saat perjalanan akan pulang, aku mulai kesakitan. Perutku mulai mulas lagi. Rsanya kontraksinya makin sakit. Alhamdulillah, syukurku padaMu ya Robbi. Setibanya di rumah sakit, sudah ada keluargaku dari Lampung. Ya Allah..bahagianya. namun kulihat wajah ibu pucat pasi. Hmm..ibu. beliau memang tidak sanggup untuk menunggui anaknya yang akan melahirkan. Aku memakluminya. Sekitar pukul 10 aku kembali diperiksa. Periksa dalam dan control detak jantung bayiku. Ya Robbi….masih pembukaan 1. Hmmh…

Ibuku ke rumah beserta kakak iparku dan ponakanku. Aku ditemani mba ten. Sekitar pukul 2 aku diperiksa lagi. Sudah bukaan 2. Alhamdulillah… perkiraan lahir akan mendekati lagi. Subhanallah…. Karena persalinanku ternyata masih lama, maka keluargaku yang dari Lampung dan adik iparku juga istrinya, Ariya dan Icha akhirnya pulang. Ibuku?? Beliau menunggu di rumah. Sendiri..

Sorenya aku tidak diperiksa. Baru malam aku diperiksa kembali. Sehabis isya’. Masih pembukaan 2. ya Allah…aku rasanya ingin pulang. Sampai aku minta kepada bidanku untuk memberikan persetujuan. Bidan dan suster yang merawatku selalu mengatakan, “tunggu izin dari dr.Tety ya bu”. Huuh….kesal rasanya. Sampai malam aku bolak balik jalan naik turun tangga. Berharap pembukaan bertambah. Namun malam itu aku merasakan tidak mampu tidur nyenyak. Ada rasa sakit dan mulas di bagian perutku. Aku hanya berharap persalinanku semakin dekat.

Senin pagi, 03 maret 2014
Pagi dini hari, aku merasakan rasa mulas di perutku. Tapi sampai jam 5 aku baru dicek kembali. Aku diperiksa dalam dan dicek tensi nya. Alhamdulillah sudah bukaan 3. Tensi pun masih normal. Karena memang ingi n segera melahirkan dan melihat malaikat kecilku, sejak diperiksa terakhir aku bolak-balik tangga dan berjalan terus menerus. Sampai ditegur oleh perawatnya…hehee

Dan…mulas di perutku mulai semakin meningkat. Jedanya pun rasanya makin cepat. Akhirnya pukul 8 lewat aku bilang ke perawatnya. “sust, kayaknya mules saya udah sering banget lho. Ini hampir 3-5 menit sekali”. Sembari saya menunjukkan catatan mulas. Karena memang saya tulis lhooh… :-D. susternya bilang, “baik bu sebentar lagi periksa dalam”. Awalnya kayaknya gak percaya sich perawatnya Karena jam 6 an baru periksa dalam kan..huhuu

Akhirnya sekitar jam 9 kurang, aku periksa dalam. Degg…udah bukaan 7. Ya Allah…senangnya. Namun perutku semakin gak karuan. Seketika itu juga aku langsung menelpon teh imut untuk merebuskan telur ayam kampung dan membawakan ke rumah sakit. Sejak bukaan 7 aku sudah di ruang bersalin. Perutku makin melilit. Bidan yang memeriksaku sudah langsung menghubungi dr. Tety. Persiapan melahirkanku pun mulai disiapkan. Aku melihat bidan itu bolak balik membawa gunting dan lainnya dalam sebuah nampan alumunium. Ada juga kain-kain putih dan lain-lainnya. Aku makin deg-deg an. Alhamdulilah ada suamiku yang dengan sangat setia menemani. Memijat punggungku, memegang tanganku dan rela kutarik-tarik, ku cubit (haha…) kalau aku kesakitan. Setiap 30 menit, aku mulai makan sari kurma dan madu 3 sendok. Untuk menanmbah tenaga. Karena katanya melahirkan butuh energy super besar. Pukul 10.30 atau sekitar itu, teh imut datang membawa telur. Aku langsung memakannya. Dan mulai itu juga perutku mulai gak karuan rasanya. Mau duduk sakit, berbaring sakit, nungging sakit. Ya Allah rasanya….
Aku langsung mulai mengingat ibu. Beginikah dulu rasanya ketika melahirkan aku? Ya Allah, ampunilah dosa-dosa ibuku.

Detik terus berganti, dan sakitku semakin menjadi. Seluruh bagian perutku rasanya seperti dipelintir, pahaku berat. Pantat  dan pinggang juga rasanya pegal. Teh imut sangat sabar menungguiku dan memijat punggungku. Ya Allah, balaslah teh Imut dengan mengabiulkan harapan-harapannya.

Dhuhur tiba. Suamiku izin untuk melaksanakan sholat dulu. Dan aku masih terbaring  menunggu persalinan dengan  ditemani teh imut. Aku sudah agak lupa, tapi sepertinya di jam-jam ini dr.Tety datang. Beliau periksa dalam lagi. Dan..alhamdulillah sudah mau bukaan 9. Katakanlah bukaan 9. Ya Allah…sebentar lagi ini. Suamiku datang, dan teh imut sholat. Perutku semakin melilit. Dr.Tety menyuruh bidan untuk menyuntikkan sesuatu ke dalam cairan infusku. Meski aku masih sadar namun rasanya udah samar-samar. Setelah disuntikkan, maa syaa Allah. Kontraksi dan mulasku makin menjadi. Hampir tak ada jeda. Untuk bergerak seluruh badanku sakit. Bahkan untuk minum sari kurma dan madu saja aku sudah tak sanggup. Dan inilah detik-detik mendebarkan itu…

Aku sudah tak mampu banyak berpikir. Yang akumau ketika itu adalah bayiku segera keluar. Ya Allah…disinilah aku mulai mengingat Mu dengan sebenar-benarnya. Aku langsung mengingat mati. Bagaimana jika aku mati saat itu? Ampuni aku ya Robb…aku hanya mampu beristighfar dan mengucapkan takbir . di saat itu pula bayang-bayang ibuku terlintas jelas. Ibu….maafkan anakmu ini. Maaf karena belum mampu membalas dengan apapun juga. Bapak, dia seakan-akan tersenyum padaku. Menguatkanku. Dan sekejap seluruh keluargaku, mba ten, emas, mba anis, mba al dan orang-orang terdekatku rasanya semuanya hadir. Hanya satu yang ingin kukatakan ke mereka. Maafkan semua kesalahanku.
Dan suamiku…yang sangat setia menemaniku. Aku masih mampu melihatnya di sebelah kiriku sambil tersenyum dan terus menyemangatiku. I love you, sayang. Terimakasih untuk pengorbananmu…

Aku tidak begitu jelas mendengar suara orang yang menurutku tiba-tiba ada banyak di sekelilingku. Aku merasa mereka seperti suara nyamuk yang berdenging di kupingku. Fokusku hanya satu. Aku hanya melihat dr.Tety di depanku. Dan dia mulai galak (hehee) ketika sudah bukaan 10 dan itu artinya aku harus mulai mengejan agar bayiku keluar.
“ayo bu farial, udah bukaan lengkap. Bayinya udah mau keluar.”
Aku tak mampu berkata-kata lagi. Aku hanya mampu beristighfar dan bertakbir. Hanya itu yang kuulang-ulang.
“kalau sakit, tarik napas dari hidung yang panjang, buang lewat mulut.”
Ya, aku melakukannya. Tapi sakit makin menjadi. Kalau ada yang bilang bahwa melahirkan itu tidak sakit, aku mengatakan aku kebagian yang sakitnya.
“udah mules belum? Kalau udah mules, langsung mengejan ya”, lanjut dr.Tety
Ya Allah…sakit sekali ini..rasanya tidak sanggup lagi. Aku mules…ya…ini mules hebat
“mules banget dok..”, ujarku menahan sakit
“ayo…tarik napas…terus mengejan, dorong yang kuat”
Aku mulai mencoba melakukannya.
Ya Allah….aku sudah berusaha, tapi bayiku tak keluar juga
“bu farial, kasian bayinya di dalam. Dia udah mau keluar juga. Ayo dorong yang kuat” dr. Tety memotivasiku terus menerus. Di sekelilingku juga banyak orang yang menyemangati. Tapi…aku benar-benar tidak mendengar mereka.
Mules lagi..
Aku lagi-lagi mencoba mendorong dan mengejan sekuat tenaga. Ya Allah…rasanya gak kuat. Pasrah. Bagaimana ini? Tapi aku ingin bayiku selamat.
“bu farial, rambut bayinya udah keliatan, ayooo lebih keras lagi.” Dr.Tety tidak berhenti member arahan dan motivasi.
Aku juga mendengar suamiku menyemangatiku.
“ayo bunda semangat. Dedek bentar lagi lahir”.
I love you, suamiku. Tapi ini susah sekali.

Tiba-tiba…aku lemas. Tak punya tenaga. Aku merasa di atasku ada sesuatu yang menarik perhatianku. Ya, tenagaku habis rasanya. Entahlah, mungkin orang-orang memanggilku. Namun aku tak mendengar apapun. Rasanya seperti di alam lain. Ya Allah…apa ini..

“Bu farial…ayoo semangat. Jangan lemas. Kuat…ayoo kuat”
Deg…aku kaget. Aku mendengar kembali dr.Tety memanggilku.
“ini rambutnya udah keliatan. Kasian bayinya masuk lagi nanti.”
Dan Alhamdulillah…aku mempunyai kekuatan lagi.
Aku mulai menarik nafas yang panjang kemudian langsung mengejan dengan keras. Perutku didorong oleh entah siapa. Aku menarik kakiku sekuat tenaga. Dan detik-detik berganti. Kuulang lagi usahaku tadi.
Dan subhanallah…..bayiku lahir
ya Allah….bahagianya aku…
Aku mendengar suara tangisnya. Ingin langsung ku dekap dia. Tapi aku benar-benar tak berdaya. Aku tak punya tenaga lagi. Anakku..kau sudah melihat dunia nak….
Teh imut mendekatiku, mmeberi selamat sambil menangis. Sedang aku seperti masih bingung. Benarkah aku sudah menjadi ibu. Seterusnya aku sudah lupa. Badan juga sudah tidak berasa. Bahkan ketika dijahit yang katanya jahit obras (hehee), sudah tidak terasa sakit sama sekali. Suamiku mendekatiku. Senyumnya mengembang lebar sekali…
Dan yang paling kutunggu, akhirnya hadir. Bayiku diletakkan di atasku. Ini IMD (Inisiasi menyusui dini). Lucunya….anakku…yang ketika itu belum ku tahu namamu..

Sayangku…anakku…penyejuk hatiku. Jadilah anak yang sholeh ya nak. Engkau adalah kado terindah di ulangtahun pernikahan orangtuamu. 3 maret 2013 kami menikah. Dan tepat satu tahun setelahnya, engkau lahir ke dunia. Sungguh anugrah Allah yang tiada duanya ketika itu..

Robbi hablii minas shoolihiin. ..
Robbanaa hablanaa min azwajinaa wa dzurriyyatina qurrota a’yun waj’alnaa lilmuttaqinaa imaamaa…
3 maret 2014 pukul 13:55 mujahid kecilku terlahir ke dunia….

anakku..ekspresinya ketika baru saja lahir...^^






Selasa, 05 Februari 2013

Mengkaji --> Mengamalkan --> Menyebarkan


Subhanallah..hari ini Elang benar-benar terkondisikan. Kuncinya adalah pemahaman, ajak anak ngobrol, biarkan mereka menguarkan pendapat maka akan muncul kesepakatan. Anak tidak akan merasa didekte, di-judge bahkan. Tapi mereka akan merasa kita sebagai kawan. Sebagai orang yang lebih tua tidak harus juga gila hormat agar setiap anak menghormati kita dengan cara menuruti semua perintah kita. Tanpa adanya komunikasi dua  arah, kemudian kita mampu memperlakukan anak dengan semau kita. Jelas hal ini tidak boleh dilakukan.

Seorang anak dibaratkan selembar putih kosong yang masih bersih. Apa yang  kita berikan, itulah yang akan mereka serap dan dituliskan di sana. Ada benarnya, namun perlu ditimbang lagi.  Bahwa anak lebih cerdas dari apa yang kita pikirkan. Bia jadi mereka akan menterjemahkan, menafsirkan kemudian meniru dan mengaplikasikan dengan pikiran mereka sendiri. Untuk itu, kita seyogyanya mengajak mereka berdiskusi tentang segala hal yang berkaitan dengan dirinya. Peraturan-peraturan yang dijalankan, larangan dan yang terpenting tentang tauhid, aqidah juga akhlak. Jangan sampai anak mencari ilmu dan perlindungan dari pihak luar yang tidak mengenal dan mengerti mereka. Baik orangtua ataupun guru di sekolah, adalah tugasnya untuk memberikan pemahaman yang benar. Bila seorang pedagang salah memberi harga pada penjual mungkin masih tidak berakibat fatal. Namun apabila kita salah memberikan ilmu, itu akan berbahaya bagi sang anak. Sang anak akan mengaplikasikan dalam hidupnya, bisa lebih lanjut lagi dia menyebarkan ilmunya hingga berkembang lebih luas lagi.

Karenanya, kita yang selalu bercita-cita sebagai pendidik hendaklah juga mengkaji ilmu  demi seimbangnya apa yang kita berikan dan apa yang kita terima. Bisa dibayangkan bila jiwa kita kering, apa yang hendak kita berikan kepada anak-anak? Namun bila teko jiwa kita terisi penuh, Insya Allah apa yang kita miliki juga akan tertular kepada mereka yang kita beri. 

Mari bersemangat untuk terus mengkaji ilmu. Amalkan yang benar, jauhi yang salah.Dan tidak berhenti di situ, apa yang kita dapatkan berusahalah untuk disebarkan agar lebih bermakna. Ajaklah orang beramai-ramai ke jalan kebaikan. Bila tangan kita belum mampu menggerakkan, minimal do'a-do'a kita tak berhenti hanya untuk diri kita. :)
Semoga Allah memudahkan….

Hikmah Jelang Siang #1


Ini 5 februari 2013

Cepat sekali waktu berputar ya… J. Sebntar lagi tanggal 14, memang kenapa? Hehe…..saya milad tanggal itu sobat. Penting ya???hohoo…tidak juga. Pengingat diri saja. Ada dua filosofi ketika milad. Bertambahnya usia yakni bertambah angka dalam hitungan sejak lahir. Usia yang akangkanya semakin besar menandakan fisik kita yang semakin tua. Namun lebih tepatnya seharusnya jiwa juga semakin dewasa. Seperti banyak orang bilang. Tua itu pasti, namun dewasa adalah pilihan. Lalu mau pilih yang mana? Itu pilihan karena butuh kedewasanmu untuk memilihnya.

Filosofi yang kedua adalah semakin dekatnya pertemuan kita kepada Sang Robb Tuhan semesta alam. Usiamu semakin berkurang sobat….bila jatahmu hanya 40 tahun di dunia, dengan usiamu yang menginjak 24 maka jatahmu tinggal di dunia tinggal 16 tahun. Inilah waktu yang harus dimanfaatkan dengan baik. Karena waktu 1 detikpun tidak akan pernah berulang. Waktu yang tidak boleh disia-siakan karena bila kita tak mampu memanfaatkannya, kita akan merugi,. Dunia maupun akhirat. Jauhkan kami ya Robb….

Sebuah filosofi, perenungan, muhasabah dan hikmah di jelang siang ini semoga mampu kumaknai lebih bijak terutama menjelang miladku. Barokallah ya nafta… 
^___^

by : nafasyira

Senin, 28 Januari 2013

Aku - perjalanan

Aku masih berjalan mengikuti perputaran hari. Hari yang mengeja pagi hingga siang, dan sore menjemput malam bercahayakan semburat bintang. Aku memang tak harus berlari untuk mengejar akhir episode waktu ini karena dengan berjalanpun, episode itu telah tertulis pasti.

Ini sebuah perjalanan panjang bernama kehidupan dimana aku terlahir bukan karena sebab. Semua pun demikian, tak ada yang terjadi karena kebetulan. Mawar oranye di depan kelasku kini berada di sana pun bukan karena suatu kebetulan. Banyak makna tersembunyi yang Allah selipkan diantara duri-durinya yang terkesan menyeramkan atau di balim akar dalam tanah yang menjadi sumber kehidupannya.

Aku dan sebuah perjalanan.

Rabu, 26 Desember 2012

^sebab dan akibat^

Hari ini, 26 Desember 2012. Penghujung Desember yang makin menampakkan cerianya. Aku tak berada di Bogor bersama teman-teman yang lain untuk mengikuti Survival. Aku berada di sekolah dengan beberapa guru yang absen. Ada aku, Bu Nanda, Bu Nuni, Bu Hesti, Bu Diana, dan Bu Fara. Kami masih saja di sekolah di saat semua orang berlibur dan berpetualang di Dahsyatnya Cidahu.

Sejatinya aku ingin menyempatkan fisik dan ragaku di sana, menyegarkan  diri setelah sekian lama berkutat dengan rutinitas yang terkadang menjenuhkan. Namun apa daya, akhirnya aku tak pergi juga.

Sekitar 3 pekan yang lalu, aku meminta izin kepada Bapak untuk mengikuti camping di Bogor. Dari jawaban beliau tidak mengisyaratkan tidak boleh walaupun juga tidak bilang "silahkan". Aku masih saja dengan keyakinanku bahwa Bapak dan Ibu akan mengizinkan. Semua perlengkapan sudah kupenuhi, baik hasil dari usaha sendiri (membeli) ataupun dengan meminjam (ga modal yaaaa). Alhamdulillah...senang sekali, di detik-detik penentuan, aku mendapatkan semuanya,

Namun....pada tanggal 22 Desember 2012 yang merupakan Hari Ibu, aku sengaja untuk menelepon Ibu. Tujuan pertama akan berbicara, kangen-kangenan dan Say "Selamat Hari Ibu.....". And the second one..aku mau izin tidak bisa pulang lebih cepat karena ada agenda sekolah.

Jawaban pertama,
"oalah..hari ibu opo tho... Ibu malah ga ngerti Lin... (logat jawa)"
jawaban kedua....
"Gak usah, mau naik gunung dimana? ga usah buat orangrua khawatir. Di rumah semua orang lagi bingung mau ada acara nikahan, kamu malah jalan-jalan. Udah pulang aja. Atau resign saja kalau memang tidak ikut trus dipecat. "
Wew.....jawaban yang bertubi-tubi dilontarkan Ibu, bapak, dan mbakku bertubi-tubi sekejap membuatku tertahan. Ya Robb...aku sudah menyiapkan semuanya. Mengapa mereka mampu menjawab secepat itu tanpa ada pertimbangan sama sekali...
Aku masih juga berusaha untuk merayu dengan pelbagai alasan. Namun....Nonsens...
Tak ada yang berubah. Bahkan hingga H-1, aku masih saja merayunya namun mereka tidak bergeming. "Bapak dan Ibu tidak Ridho", ucap Ibuku
"Ridho Allah tergantung Ridho Ibu", lanjut mbakku.

It's OK...aku terima. Mereka keluargaku yang selama ini tempat dimana aku berkeluh kesah. Sebuah tempat juga yang selalu membuatku tersenyum. Dan kali ini mestinya akutersenyum karena mereka begitu mengkhawatirkanku dan amat menyayangiku...^^

Perihal aku masih di sekolah karena ada tugas tambahan, dijalani saja. Bukankah kita sudah memilih? Maka kita harus mampu menjalani pilihan kita tersebut. That's right??

Ya Robb...semoga aku mampu menjalani semua hal dengan kesabaran dan penuh manfaat di dalamnya.

Maih di Sabin bersama Bu Nanda, Bu Nuni, Bu Hesti, dan Mba Encum...
Semua karena Allah. Keep Smiling..... :)

Tanah harapan, 26.12.12

Kewajiban

Apakah kewajiban itu?
Sebandingkan dengan hak yang kita terima?
Kewajiban
Bersanding dengan tanggungjawab
Beresensi
Bernilai
Tak bisa kau buat semaumu

Sabin, 26.12.12

Kamis, 12 Juli 2012

-Bingkai Nostalgia-

Akhirnya..tahun ajaran baru tiba. Aku kembali mendapat amanah untuk mendidik anak-anak usia 5 tahun. Dengan beragam anak siswa yang berbeda dari tahun lalu, kelas yang berpindah tempat juga partner yang tak sama, aku hanya berharap mampu memberi warna khas yang lebih baik lagi...
Ahh...ini masa pengabdianku. Aku tak tahu akan menjadi yang terakhir atau tidak, yang jelas bekerjalah seakan-akan ini adalah kerja terakhirku.Memberikan persembahan yang terbaik karena Allah lah yang akan membalasnya.

Tak terasa sudah menginjak tahun ajaran baru ketiga aku di sini. Tahun pertama aku masih menjadi asisten-observer-fasilitator dari Mr. Budi. Tahun ajaran kedua aku sudah menjalani kewajibanku sepenuhnya sebagai fasilitator bersama Mr. Dahlan. Dan kini, tahun ketigaku dengan Ms.Fara. Tak kusangka, rasanya baru kemarin aku datang ke sini dan menginap di KFC karena kemalaman. Hmm....perjalanan hidup yang tidak dapat kita terka kapan ia akan berkelok ataupun lurus..

Tahun ajaran lalu aku mengajar 23 anak, 5 diantaranya perempuan. Yach...hanya lima. Luar biasa!!! Seperti mengajar kelas STM. Tahun ini berbeda rupanya. Dengan komposisi yang balance 12-12, semoga mampu menyeimbangkan metode pengajaran terbaik yang pernah kupahami.

Ooohh...ini sudah larut malam ternyata. Dan aku baru 30 menit yang lalu terjaga dari tidurku. Pesta nyamuk malam ini menggagalkan mimpi yang sedang kurajut. Lebih baik.bangun saja....hohooo
Dan bercerita entah tak ada ujung pangkalnya.

Aku...tak ingin sia-sia di sini, di Bintaro dan Bumi Allah di mana aku menginjakkan kaki. Begitu banyak harapan yang aku semai. Begitu banyak keinginan dari Ibu Bapak yang ditumpukan kepadaku. Akankah aku akan mengorbankan semuanya? Allah mengetahui apa yang kita rencanakan dan inginkan. Allah setuju........kun fayakuun....


"Satu waktu di mana kakimu telah melangkah maka tak ada alasan untuk kembali ataupun terhenti. Karena masa depanmu menanti di depan bukan di belakang bersama masa lalu yang adakalanya tak selalu untuk dikenang"


"Rona malam menyeringai di balik cahaya bulan yang tak nampak di mata"


~Rona Cahaya~
12 Juli 2012
00:07

Minggu, 08 Juli 2012

Nasehat Imam Ayatullah Khomaeni

Baru saja membaca sejarah biografi seorang tokoh Islam, seorang revolusioner Tanah Iran yang mampu membebaskan Negara Iran dari penguasa Antek Amerika dan Negara Barat.
Dia..seorang pejuang Agama Allah sejati. Jangan pernah melihat dia dari paham yang dianutnya, sunni maupun syiah. Karena di balik itu...ada perjuangan dan pengorbanan yang tak ternilai dengan dunia dan seisinya....

Dialah...
Ayatullah Ruhullah Musavi Khomeini

Saya ingin mengutip wasiat Sang Revolusioner kepada para pengikutnya
"Beberapa hal yang sebaiknya dijalankan oleh kaum muslim"
1. Sedapat-dapatnya berpuasalah setiap hari senin dan kamis
2. Shalatlah lima waktu tepat pada waktunya dan berusahalah shalat Tahajud
3. Kurangilah waktu tidur dan perbanyaklah membaca Al Qur'an
4. Perhatikanlah dan tepatilah sungguh-sungguh janjimu
5. Berinfaklah kepada fakir miskin
6. Hindarilah tempat-tempat maksiat
7. Hindarilah tempat-tempat pesta pora dan janganlah mengadakannya
8. Janganlah banyak bicara dan seringlah berdo'a
9. Berpakainlah secara sederhana
10. Berolahragalah
11. Banyak-banyaklah menelaah berbagai buku (agama, sosial, politik, sains, filsafata, sejarah, sastra, dan lain-lain)
12. Pelajarilah ilmu-ilmu teknik yang dibutuhkan negara Islam
13. Pelajarilah ilmu tajwid dan bahasa Arab, serta perdalamlah
14. Lupakanlah pekerjaan-pekerjaan baikmu dan ingatlah dosa-dosamu yang lalu
15. Pandanglah fakir miskin dari segi material, dan ulama dari segi spiritual
16. Ikuti perkembangan umat Islam.

~semoga kita mampu mengamalkannya~

Rabu, 04 Juli 2012

Jejak Cahaya Ilahi

Ini sudah 4 Juli ternyata, wah....aku tak menulis apapun 2 hari di bulan Juli..huhuhuuu
Alhamdulillah...luarrrr biasa, Allahu Akbar!!!
Hari ini mendapat suntikan semangat yang dahsyat dari Pak Hendi. Wah....airmata ini akhirnya keluar dengan sendirinya di balik mataku yang selama ini kotor dengan hal-hal yang mungkin tak seutuhnya 100% untuk Allah.
Hari ini, aku bukan sekedar kembali diingatkan tentang keilmuan tentang belajar bersama alam, namun lebih dari itu aku mampu kembali merenungi kelebihan yang Allah berikan kepadaku dan teman-teman seperjuangan untuk menjadi seorang guru. Sebuah profesi yang sangat mulia yang mampu menghantarkan kami juga generasi penerus kami untuk menjadi hamba Allah yang istiqomah dan mampu menyeimbangkan alam dengan sempurna. Sungguh Luar biasa penciptaan manusia ke bumi ini. Dengan rencana Allah yang Mahadahsyat, maka terbentuklah kita yang juga hebat...
Jadi kembali mengingat Firman Allah dalam Q.S. Al-Anbiya :107
وما أرسلناك Ø¥ِلا رحمة للعالمين
(artinya) “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” (Surat Al Anbiya’ : 107)

Subhanallah...begitu berat tugas manusia di muka bumi ini. Tugas menjadi seorang yang mampu memberi rahmat bagi seluruh alam. Bukan sekedar menjadi rahmat bagi dirinya sendiri. Apa artinya seseorang bila manfaatnya hanya untuk dirinya sendiri tanpa memberikan keteladanan dan kebermanfaatan bagi oranglain? Inilah tugas berat itu, menjadi seorang yang mampu menjaga amanah untuk mengelola alam, menjaga, melestarikan hingga alam ini tetap seimbang dalam penjagaan kita. Keseimbangan alam yang mampu menghadirkan ruh Sang Baginda Rasulullah sebagai tauladan kehidupan, mampu menyebarkan nilai-nilai Islam dan mampu mengaplikasannya dalam kehidupan sehari-hari.

Teman-teman, inilah tugas berat itu. Tugas yang telah ditolak oleh seluruh makhluk hidup lain. Gunung yang kita lihat berdiri tegak lagi kokoh pun menolak untuk menjadi khalifah yang mempimpin bumi dan menjadi rohmatan lil'aalamin.
Namun, Allah tahu bahwa manusia mampu memikulnya. Allahlah yang telah memilih kita dengan segala kesempurnaan kita. Kitalah manusia terpilih itu, mau menyerah atau lanjut???

Yang juga harus dipikirkan adalah Allah tidak memberikan sebuah kewajiban kepada kita tanpa adanya suatu pertanggungjawaban. Teman...Allah akan menanyai kita tentang apa yang telah kita perbuat di muka bumi. Benarkah kita telah menjaga kebersihan lingkungan kita?Benarkah kita telah menegur orang yang telah membuat kerusakan di bumi? Benarkah kita telah melaksanakan semua apa yang kita ucapkan?

Cukup mati dan perenungan pertanggungjawaban di hadapan Allah sebagai pengingat kita. Semoga kita termasuk orang-orang yang do'a dan ikhtiarnya selalu diijabah oleh Allah. Sesungguhnya tidak ada urusan yang lebih besar dari seorang manusia selain pahala dan dosa. Karenanya bekerjalah untuk Allah karena Allah yang menyuruh kita untuk berilmu dan beramal. Dan berbuatlah untuk Allah karena Allahlah yang membuat perintah untuk dikerjakan dan larangan untuk ditinggalkan. Allah yang meminta kita untuk beribadah dan mengumpulkan pahala serta meninggalkan sekecil apapun dosa. Hitung-hitungan pahala Allah tak sebanding dan tak dapat diukur oleh hitungan pahala manusia. So, just do what have to do, rightnow till forever.

Wallahu a'lam.

Farial Naftalin
-batas ruang cahaya-
4 Juli 2012
23:46

Jumat, 29 Juni 2012

~Menuntut Ilmu dan belajarlah...~

"Jika engkau ingin Allah meninggikan derajadmu, maka kau harus berilmu."

Mengapa harus berilmu? Karena sudah jelas, Allah lah yang meminta kita untuk menuntut ilmu. Seharian ini sedang senang belajar. Belajar bahasa Arab via online, belajar bahasa inggris via lagu juga mempelajari tentang pendidikan serta medianya dengan merancang sendiri. Hmmm...andai hari bisa sesemangat hari ini..
Tapi ternyata lelah juga. Berbicara tentang menuntut ilmu, sepertinya ada fase-fase dalam hidupku. Kalau dulu belajar bahasa arab ketika aku memasuki fase usia dini hingga baligh, setelahnya hingga lulus kuliah tak lagi tersentuh. Bahasa inggris juga, faseku belajar serius ketika aku di pare. Ketika itu aku benar-benar semangat. Ini nich ada kenang-kenangannya...
From Pare to be Hero, ^_^
yang di samping ini adalah satu dari beberapa kenangan dari Pare. Yang paling berkesan jelas belajarnya, tapi oleh-olehnya juga ternyata sangat mengena. Andaikan aku kesananya sekarang, pastilah belanjaan dan oleh-oleh bakal segudang,,,,,hohooooo
Namun ketika kesana aku belum bekerja tetap, dapat ongkos dari mbak dan sisa tabungan, jadi ya harus hemat...heheee

Lanjut....
Belajar tentang pendidikan sudah kumulai sejak dibangku kuliah. Dan sejatinya aku sangat menyukai dunia pendidikan terlebih di bagian manajemennya. Konsep bukan teknis awalnya. Dan setelah terjun di lapangan, alhamdulillah menyenagkan. Dari situlah justru aku banyak menemukan konsep baru tentang manajemen pendidikan yang baik seperti apa. Pengelolaan sistem, pengelolaan siswa itu sendiri hingga jauh ke depan, product atau outputnya mau seperti apa sich?
Ini sich salahsatu cita-cita, jadi konsultan di dunia pendidikan sambil mempunyai resto and taman bunga serta kebun mangga. Mantaaaap!!! hohoooo...
Di weekendnya bisa main sepeda dengan orang yang dicintai, hooooohoooo
Jadi melebar gini, hmmmmh...
Intinya, belajar dan belajar. Mengembangkan potensi yang ada. Ingin dipandang Allah dengan tulus? Ingin ditinggikan derajadnya? Yaaaaa....menuntut ilmulah...belajarlah...!!!
Seperti Sabda Nabi, "Tuntutlah ilmu dari buaian hingga menuju liang lahat"
Masih ada kesempatan saat ini, jangan sia-siakan....
Semangat!!!

~Naftalina~
di bawah sinar cahaya bulan
23:10

Bulan




Cahaya bulan...
Satu diantara jutaan hiasan di langit. Meski bintang berduyun-duyun datang menghias malam, bulan tak minder, ia tetap dengan dirinya, memancarkan sinar yang keindahannya terangkum dalam indahnya malam...
Kemarin malam sempat mencoba untuk menjepret bulan, tapi tidak berhasil. Kameranya yang kurang bagus juga jadi faktor. Indahnya malam dengan adanya bulan. Mau hujan, mau terang, mau apapun keadaanya bulan kan selalu ada. Bulan yang selalu setia dengan bumi...


Berbicara tentang bulan, aku punya sebuah cerita. Ketika aku masih kecil, aku mengaji di sebuah masjid bersama teman-teman. Hmmm...menyenangkan. Ba'da maghrib kami mengkaji Al-Qur'an, Ilmu Tajwid, belajar tentang Bahasa Arab, Nahwu Shorof yang kini ternyata banyak kulupa.
Nah...apa hubungannya dengan bulan??
Ketika malam jum'at, atau ketika ngaji kami diliburkan, kami selalu bermain, mengisi kekosongan waktu. Dengan pancaran cahaya bulan, kami main kejar-kejaran, bentengan, top-topan atau sumputan kalau istilah kami juga main cip-dor. Bermandikan sinar bulan semua terasa lebih akrab dan indah. Hmmm....rindu masa itu, ketika raga-raga kami tak juga merasa lelah dan capai meski keringat telah membanjiri tubuh kami....


Tentang bulan, Bulanlah yang menjadi cahaya kami. Lampu kala itu tak banyak, karena harus hemat juga bukan? Berjalan untuk pulang dari masjid ba'da isya pun kami bercahayakan bulan. Bulan yang kusuka sekali memandangnya...
Bulan...Indahnya Penciptaan Tuhanku.... :)

Nafta~Lina
The Sweet Room...
29 Juni 2012
11:15

Kamis, 28 Juni 2012

Muhasabah Pagi

Kamis, 28 Juni 2012
03:50

Segala Puji hanya PadaMu ya Allah, Sang Maha pembolak-balik hati. Dan kini syukurku tiada terkira tatkala hati hamba mampu seutuhnya kembali padaMu. Untukmu, kau jalanku kembali padaNya, perantaraku yang awalnya tak kusadari. Semga Allah juga senantiasa menjagamu...

Ya Robb...begitu banyak cahaya yang Kau pancarkan ke dunia ini, namun tak jua hamba mampu menangkap seberkas sinar itu. Sungguh merugi hamba ya Rob!! Jangan pernah Engkau jauhkan hamba dariMu...
Ya Robb..angan hamba melayang 23 tahun silam ketika hambabaru saja lahir ke dunia. Hamba tidak tahu bagaimana keadaan hamba saat itu. Tapi penuh dengan keyakinan hamba, Bapak dan Ibu pastilah teramat bahagia. Meski dalam keadaan lemah tak jua mengurungkan Ibu untuk menggendong dan menciumi hamba. Bapak..secara spontan langsung mengabarkan kepada keluarga besar, menggelar acara syukuran dan memberi nama. Ya Robb..nikmatMu mana lagi yang mampu hamba dustakan? Memiliki orangtua hebat, tanpa pamrih dan begitu mencintai hamba....

23 tahun perjalanan hamba hingga detik ini, belum banyak hal yang mampu hamba perbuat. Jangankan untuk bermanfaat untuk orang banyak, untuk diri sendiripun mungkin belum. Bahkan hamba tak henti-hentinya membuat cela dan nista. Astagfirullahal'adzim....
Ampuni diri ini ya Robb....

Ya Allah....hari ini, pagi ini,di kala mata batin hamba sedang tertunduk padaMu izinkan hamba berdo'a dengan menyebut namaMu yang Paling Agung..
Ya Rohman...ya Rohim...jagalah hamba, istiqomahkanlah hamba di jalanMu,jalan dimana hamba tak lagi memperdulikan kecuali hanya RidhoMu, jalan yang mampu mengantarkan hamba untuk mampu menatapMu kelak, jalan dimana hamba mampu bersua dengan Sang Baginda Rasulullah....
Istiqomahkan hamba ya Robb....
Dan jadikan hamba sebaik-baik umat yang bermanfaat, amin....

Minggu, 17 Juni 2012

The Aim of Life

Alhamdulillah...Puji syukur tiada henti kehadirat Allah SWT, Robb yang selalu menjaga kita dari bentuk kebodohan dan kejahiliahan meskipun langkah-langkah yang kita tuju selalu ke arah sana. Subhanallah....tak kusangka akan menemui 2 hari ini, dimana aku semakin mengerti tujuan penciptaan manusia di dunia, dan aku di dalamnya. Hidup tak sekedar menunaikan sholat, bersedekah, menuntut ilmu dan menggugurkan segala bentuk kewajiban yang telah Allah tetapkan kepada kita. Namun apa hakikatnya ketika kita melaksanakan sholat? Apa hakikatnya kita mencari ilmu hingga ke negri sebrang hingga terkadang meninggalkan kedua orangtua kita?

Teman...hidup ini tak lain adalah perjuangan juga pengorbanan. Tak ada berjuang tanpa berkorban. Demikian pula halnya, apa esensi sebuah pengorbanan bila tanpa ada perjuangan? Maukah berkorban tanpa arti dan sia-sia begitu saja? Tidak bukan? Lalu untuk siapa perjuangan dan pengorbanan ini? Maukah berjalan tanpa arah dan tujuan yang jelas?

Sejatinya segala bentuk tindakan dan amalan perbuatan yang kita lakukan hanyalah karena Allah dan untuk Allah semata. Kita ditakdirkan terlahir sebagai manusia bukan hanya untuk bersenang-senang saja di dunia ini. Lebih dari itu, kita mempunyai beban menjadi seorang khalifah di muka bumi ini. Menjadi pemimpin keseimbangan alam ini. Lalu dengan apa kita melaksanakan itu semua? Apa pedoman langkah yang akan kita tempuh? Jelaslah bahwa Allah memberikan sebuah perintah, membebankan sebuah tugas tidak mungkin tanpa tangan kosong. Dia telah memberikan kita Al-Qur'an yang secara jelas telah menggambarkan kepada manusia petunjuk-petunjuk untuk menjalani kehidupannya. Allah pun telah mengutus beberapa Rasul yang membawa Risalah Ilahiyah kepada kita. Merekalah yang secara real menuntun kita melalui jalan Islam secara benar dan kaffah.

Lalu, ada lagikah yang dipertanyakan? Beberapa pertanyaan yang sering aku lontarkan ke anak-anak muridku? Mau jadi pemain atau penonton? Sehebat apapun penonton, andilnya mungkin tidak lebih besar dari pemain. Penonton pun mungkin akan sulit memberikan inspirasi dan pembelajaran. Namun dengan menjadi pemain meskipun tak selamanya memenangkan pertandingan, at least mampu memberikan pengalaman tersendiri kepada oranglain. Lalu ada lagi yang dipertanyakan??
Mari hidup untuk senantiasa berjuang dan merelakan segala bentuk pengorbananyang mampu kita berikan kepada Allah. Bayangkan bila kita meninggal dalam keadaan lalai? Sungguh....kita pasti termasuk orang yang sangat merugi. Tak ada hari tanpa mengingat Allah, tak ada detik tanpa berdzikir.

Ya Robb....Ridhoi segala bentuk amalan kami. Sungguh tak ada keseriusan dari kami untuk mengkhianatiMu dan meninggalkan apa yang Kau perintahkan. Bila kami lalai, mohon ingatkan kami kembali kepadaMu, kembali menuju jalan lurus yang telah dilalui Rasul dan para tabi'iin...
Robbanaa Aatinaa Fiddun yaa hasanah wa fil aakhiroti hasanah wa qinaa 'adzaabannaar...amiin...


~Sinar Cahaya~

Sabtu, 02 Juni 2012

‎"why do I need a teacher when I've got Google"

‎"why do I need a teacher when I've got Google"


Selarik tulisan di atas saya copas dari kalimat Mr. David Kaye, Pengisi English Training from Pearson  Rabu lalu. Kami semua yang hadir di Green Tower, Tebet yang notabenenya guru ditanya tentang satu pertanyaan di atas. Seandainya ada seorang anak berkata kepada kami, "Mengapa saya membutuhkan guru ketika saya telah menemukan google?" What's ur answer?

Dalam Perangkat pendidikan, banyak hal yang menjadi komponen penting. Diantaranya ada guru, media pembelajaran, metode dan buku sebagai sumber atau acuan. Ini menurut sumber yang dapat dari pelatihan. Persepsi orang bisa berbeda, jadi tak ada yang perlu dipermasalahkan. Nah, dari komponen di atas, manakah yang lebih penting? Ketika seseorang yang akan belajar hanya dibolehkan memilih salahsatu, manakah yang sejatinya harus dipilih?

100 Untuk Anda yang menjawab Guru. Mengapa guru? Mengapa bukan buku? Bukankah buku bisa mengajari kita segalanya, ia juga banyak memberikan nilai, inspirasi, motivasi dan semua pembelajaran tentang hidup. Mengapa pula bukan media. Media banyak bukan cakupannya? Ada alam sebagai media terbesar yang gratis juga untuk dipelajari, atau bukan yang lainnya? Bahkan saat ini ada "Mbah Gugel" yang bisa menjawab semua pertanyaan kita. Ketika kita galau, butuh motivasi, kita bisa mengklik kalimat motivasi dari gugel. Kita sedang galau karena tak bisa masak, bisa juga tanya mbah gugel. Bahkan ketika seorang guru tak punya bahan untuk mengajar, bukankah dia juga tanya gugel? Lalu, Mengapa guru yang menjadi utama di sini?

Saya pernah mendengar singkatan dari guru waktu dulu. Guru, digugu dan ditiru. Entah ini peribahasa atau bukan, yang jelas makna dari singkatan guru tak jauh beda dengan pemaknaannya sehari-hari. Kini, kita bisa menelaah lebih jauh tentang makna guru. Guru di sini adalah manusia, makhluk Allah dengan penciptaan yang sangat sempurna karena dapat berpikir, merasa, dan bertindak. Guru sangat penting dalam pembelajaran. Mungkin benar, siswa bisa belajar dari buku yang ia baca. Siswa juga bisa mengeksplor sendiri alam dengan kemampuannya. Namun bisakah mereka menjaawab dengan bahasa hati? Mampukah benda-benda mati tersebut memberikan apresiasi terhadap usaha, jerih payah, keberhasilan siswa? Bisakah mereka menjadi tauladan. Tidak, jelas tidak. Mereka tidak akan sempurna memberikannya. Tumbuhan dan hewan adalah sahabat manusia, mereka bisa berinteraksi dengan manusia. Namun mereka tak akan mampu memberikan solusi atas permasalahan kita. Mereka tak akan mampu memberikan ekspresi tentang apa yang kita rasakan. Tidak halnya dengan guru.

Dengan segala kekurangannya, guru tetap menjadi bagian utama. Guru bisa mengajari kita tentang bagaimana berkomunikasi, berinteraksi, juga berekspresi. Ialah yang menjadi tauladan. Makhluk ciptaan Allah lainnya tidak mampu mengajarkan karakter kepada kita, gurulah yang membentuk karakter kita. Itu sebabnya guru menjadi insan yang mulia. Guru bisa menjadi tauladan ketika ia mampu berdedikasi bukan sekedar mencerdaskan otak manusia saja. Namun ketika ia mampu membentuk akhlakul karimah. Ketika ia mampu memberi solusi masalah dengan hati. Ketika seorang bekerja dengan keikhlasan dan hanya mengharap Ridho Allah tanpa membandingkan dengan upah yang diterima, maka InsyaAllah apa yang disampaikan kepada anak didiknya akan mengalir dengan begitu mudah. 

Di sinilah letak kemuliaan guru. Karena hanya guru yang mampu memanusiakan manusia bila dibandingkan dengan komponen pendidikan lainnya. Walaupun dengan kurikulum yang hebat, tanpa guru semuanya akan sia-sia.
Semoga guru yang saat ini mengabdi, merekalah pejuang sejati. Pejuang Allah yang mencerdaskan generasi setelah Rasulullah. Karena hanya dengan memberi tauladan serta mencontohkan, kita dapat berbagi dengan yang lain. Mari sahabat-sahabat, menjadi guru karena Allah. Ikhlas dan senantiasa mampu menjadi tauladan karenaNya. Kecerdasan dan kreativitas anak didik bukan berada di tangan kita, semuanya sudah digariskan dengan Allah. Namun dengan usaha serta do'a-do'a kita, insyaAllah apa yang kita harapkan kepada anak didik akan diijabah oleh Allah. 

So, sudah terjawabkah pertanyaan di atas?
Wallahu a'lam Bisshowab.

Bapak & Ibu

Tiba-tiba teringat Bapak dan Ibu di rumah...
Sudah lama tak jumpa, sudah 1 bulan. Harusnya aku pulang. Hiks....namun tak bisa. Selain ada agenda, sekarang pun sedang tak mampu beraktivitas banyak. Hmm....apa kabar mereka ya? Sejatinya sudah mendengar kabar mereka, tapi bila tak bertatap muka secara langsung ternyata beda sekali rasanya...
Hmm...Ibu...bapak....tak tergantikan. Kerinduan yang abadi..
Tapi, dipikir-pikir, pernah gak ya rindu dengan Allah hingga ingin bertemu saat ini juga?
Ya Robb...Engkau lebih memahami....

Intinya, aku hari ini benar-benar rindu mereka. Rindu di atas segala-galanya.
Miss u So Much....

Jumat, 01 Juni 2012

Jaga hamba ya Robb....

Allah...apa yang aku cari di dunia ini? Inikah diri yang kuharapkan? Ketika fokus hidupku bukan hanya satu semata untukmu, Ya Robb....
Jauhkanlah aku dari fitnah dunia...
Aku tak kuasa bila berjalan sendiri tanpa arah dan petunjukMu...
Robb...jadikanlah orang-orang yang dekat dengan hamba adalah orang-orang baik yang senantiasa mengagungkan namaMu
Jadikanlah orang-orang yang ingin bersahabat dengan hamba, yang ingin menjalin kedekatan dengan hamba semata-mata karenaMu. Bukan untuk menyaki hati hamba dan melukai hamba.
Perluaslah ladang maaf hamba, ya Robb...
ya Robb...jagalah diri ini..

Kamis, 31 Mei 2012

Terjatuh.........

Aku terjatuh lagi...
Lagi dan lagi
Dan entah, bodohnya aku.....
Kembali di tempat yang sama
Sudahlah.........aku akan jauh berlari
Agar aku tak slalu berprasangka
Dan menjalani semuanya lebih baik
Aku ingin semuanya berjalan secara wajar
Masalah tidak dicari pun akan hadir
Untuk apa aku sembunyi di balik kata yang sesungguhnya pun tanpa makna??????

Ohh...biarlah...
yang lalu menjadi tabirku di masa lalu
yang bisa dikenang dan diambil hikmahnya
Aku tak ingin (lagi) terjatuh.......
Aku hanyalah wanita
Yang tak mampu berlama-lama bermain dengan hati dan prasangka....

Gubuk Mentari
~sesejuk salju dalam genggaman cahaya~

Rabu, 30 Mei 2012

Believe in Me

Tak ada kata lagi, semua terlahir menjadi semu dan tanpa makna...

Ini kata-kataku pagi ini, di hari rabu 30 Mei 2012. Untuk siapa ini? Untuk hatiku yang sedang memikirkan sesuatu hal. Apapun yang terjadi, aku harus menghadapi,bukan berlari Tetapi kenyataan di depanku terasa teramat pahit...bagaimana agar membuatnya terasa semanis madu??

Kau tahu, Farial Naftalin, bahwa kita tidak akan pernah bisa mengkondisikan seseorang. Seandaiknya pun bisa maka itu pastilah tidak semudah yang kita bayangkan. Maka langkah terbaik adalah...kondisikan diri kita sendiri. InsyaAllah....Allah akan memudahkan kita. Apapun yang orang lain lakukan dan katakan, pandang saja sebagai sebuah kebaikan. Bisa jadi yang kita lihat tak seperti yang kita bayangkan. Be positive Thinking and be nice person. Can you??? Surely....:)

Nobody knows about you, just you can change what will you do and what will you get...
Only you know about you and what are you thinking.
Only youcan make your dream come true...
Only Allah can help you
So...ikhtiar, pray, and tawakkal...
Believe in you...
:)


Bintaro, 
ruang penuh cinta cahaya

Sabtu, 26 Mei 2012

Pak Slamet

Memoryku menerawang jauh, ketika aku masih duduk di bangku kelas 6 Sekolah Dasar. Hmm....semoga ingatanku masih tajam, setajam ilmu yang diberikan oleh orang yang akan kuceritakan di tulisan ini.
Pak Slamet, aku lupa nama lengkapnya. Namun seingatku namanya memang hanya Slamet. Dia adalah seorang guru di sekolahku. Tinggi besar, berkumis, hmm....laki-laki sekali. Menurutku ia orang yang cerdas, terlihat kecerdasannya ketika mengajar. Apa kelebihan bapak satu ini?

Mungkin aku terlalu subjektif menceritakannya, karena aku termasuk salah satu murid yang dekat dengannya. Tapi InsyaAllah...aku akan berusaha untuk objektif.
Pak Slamet, guru matematika  dan IPA di kelas. Aku perhatikan beliau tak pernah berganti kelas sejak aku duduk di kelas satu. Sejujurnya, aku adalah orang pemerhati. Aku gampang mengenali orang dan selalu berusaha untuk mengenali siapapun. Menurutku begitu. Kembali kepada Pak Slamet, beliau adalah orang yang sederhana. Tidak pernah menonjolkan kelebihannya kecuali memang bila kita mampu menyelaminya. Beliau tak sekedar mengajarkan kami tentang mengapa 1+1=2, bukan sekedar mengenalkan kepada kami bahwa bumi itu bulat. Lebih dari itu, beliau selalu menyisipkan beribu kata bijak dan berjuta petuah tentang kehidupan ini. Aku ingat sekali ketika itu temanku pernah ditegurnya, "untuk apa kita mempunyai pen bagus namun apa yang kita tulis tak seindah pen nya". Ketika itu ada temanku membawa pen yang bagus, kelap-kelip ada lampunya dan baunya wangi. Sungguh langka saat itu. Aku pun yakin pasti mahal. Dan aku rasa dalam pandangan Pak Slamet, nilai pen itu tak sebanding dengan prestasi yang ditorehkan oleh si pemiliknya. Mungkin dalam teguran itu, tapi itulah hakikatnya mengajar dan mendidik. Etika dan akhlak tak bisa terpisahkan dengan kecerdasan intelektual seseorang.

Dulu aku merasa Pak Slamet menjadi salah satu motivasiku berangkat ke sekolah. Entah mengapa, melihatnya saja sudah adem rasanya. Obrolan beliau selalu penuh makna. Beliau jugalah orang yang turut mengantarku hingga masuk ke sekolah yang aku impikan. Dan mungkin...beliau jualah yang menjadi perantara hingga aku sampai di sini.
Namun, sayang beribu sayang...beliau penganut agama Hindu. Aku pernah menangis karenanya. Menangis karena tak mungkin aku bersua dengannya di surga kelak kecuali Allah memberikan hidayah pada beliau. Ya Allah...ya Robb, Maha segala kesempurnaan...berilah hidayah pada beliau. Begitu banyak kebajikan yang beliau tanam. Tak pantaslah bila ia menuai hal yang tak serupa.

Pak Slamet, kabar terakhir yang kudapat, beliau kini selalu mengendarai sepeda ke sekolah. Beliau juga terlihat kurus dan tua. Entah apa sebabnya.Semoga itu langkahnya untuk hidup sehat dan tetap pada kesederhanannya. Lebih dari itu, aku hanya ingin beliau masuk Islam, menjadi Muslim. Kabulkan ya Allah...
~semoga~

Bumi mentari
Sabtu, 26 Mei 2012

Cahaya dalam harap dan cemas

Pak Li

Pak Li, ya begitulah panggilannya. Menurut teman-temanku, nama lengkapnya Liyanto. Aku tidak tahu pastinya, yang pasti kami semua mengenalnya dengan "Pak Li", Just Pak Li. Rasanya tidak ada yang tidak mengenalnya di Gedung G FKIP Kampus Universitas Lampung dimana aku menempuh gelar sarjanaku. Seandainya ada yang tidak tahu, aku akan mengatakan bahwa ia adalah salah satu orang yang tidak care di seluruh jagad raya ini.

Pak Li, beliau merupakan sosok yang sangat sederhana. Dilihat dari perawakannya, beliau cukup gendut untuk ukuran laki-laki, tinggi sekitar 170 cm. Beliau terlihat agak bungkuk karena aku rasa beliau begitu zuhud dan rendah hati,beliau selalu memberi hormat, salam dan sapa kepada hampir siapapun yang pernah dikenalnya (atau bahkan siapapun yang dilihatnya). Beliau adalah cahaya di Gedung kami. Tanpanya mungkin aktivitas kami akan banyak terkendala. Beliau yang menurut label kebanyakan orang memberikan sebagai seorang "pesuruh", bagiku lebih dari sekedar pendidik terhebat di Gedung G. Beliaulah yang memberikan kami pengajaran tentang arti hidup sebenarnya dengan caranya yang sangat biasa, tanpa rekayasa, dan amat sederhana.

Setiap pagi ketika aku datang, jam berapapun aku datang, beliau sudah berada di kampusku. Dan sore, jam berapapun aku pulang, beliau juga masih berada di Gedung itu. Lalu, beliau datang dan pulang jam berapa? Menginapkah? Jelas tidak. Tapi begitulah beliau, dengan rasa tanggungjawabnya yang besar, beliau terbiasa disiplin. Beliau tak pernah mengeluh meskipun pekerjaannya tiada henti. Jarang sekali aku melihatnya duduk diam. Jalannya yang cekatan dan penuh semangat mencerminkan beliau adalah pekerja keras. Wajahnya yang selalu tersenyum dan tak pernah galau mencerminkan keihlasannya dalam bekerja. Pembawaanya yang kalem dan tak pernah mengeluh menunjukkan ia adalah orang yang sangat bersahaja. Tak ada dosen yang tak menyuruhnya. Tak ada mahasiswa yang tak pernah meminta bantuannya. Semua selalu memanggil dan menelpon Pak Li bila akan kuliah, seminar/sidang, perlu peralatan untuk kegiatan dan agenda kampus, bahkan bila perlu juga untuk melobi dosen. Pak Li, tapi tak pernah mengeluh. Bahkan senyum yang slalu terkembang di bibirnya. Sungguh berkah hidumu, Pak Li...

Bahkan ketika aku akan memulai komprehensip, beliau pun sempat mendo'akan agar mendapatkan hasil yang terbaik. InsyaAllah...keberhasilanku salahsatunya adalah dari do'a beliau. Dan bisa jadi untuk semua mahasiswa di FKIP Gedung G.

Pak Li, tetap akan terkenang sepanjang masa. Alhamdulillah...seingatku aku sempat menuliskan namanya di dalam lembar ucapan terimakasihku di Skripsiku. Sosok tak tergantikan dalam kesederhanaan, disiplin, tanggung jawab, zuhud, ramah, bersahaja, pekerja keras dan masih banyak lagi kata untuk beliau. Semoga Allah selalu menjagamu dalam kebaikan, Pak Li. Menjagamu di dunia dari fitnah dan tipu daya kemaksiatan. Menjagamu hingga ajal menjelang, menjagamu di alam kubur hingga pertemuanmu dengan Allah, 'azza wa jalla. Terimakasih kuucapkan atas kebaikan dan keikhlasanmu.