Kamis, 20 Desember 2012

"kembali"

Nikmatnya mensyukuri segala pemberianMu. Pemberian berupa kebahagiaan juga kesedihan. Bahagia bila ternyata hati ini merinduMu,pada Yang Maha Agung. Sedih bila aku terlampau jauh dariMu ya Robbii...
aku sedang kembali belajar untuk menyelami kehidupan. Mengapa aku berada di sini yang terlahir sebagai seorang manusia, yang begitu sempurna keberadaannya di dunia ini. Apa yang seharusnya kulakukan di dunia ini? Apakah hanya untuk bersenang-senang saja?

Aku terlahir menjadi seorang khalifah, sebuah amanah yang tidak sanggup dipikul oleh makhluk Allah lainnya. Aku adalah makhluk pilihanNya, makhluk istimewa. Karenanya, apa yang aku perbuat tentu akan ada sebab akibatnya. Baik bagi iriku, oranglain bahkan juga makhluklain.

Aku hanya ingin terus mencoba untuk memperbaiki diri juga memperbaiki oranglain. Tidaklah diizinkan kita melihat kemungkaran lalu kita mendiamkannya. Terlebih kemungkaran itu datangnya dari diriku pribadi. Sudah saatnya kini, tak ada nego ataupun lobi lagi untuk tidak berjalan dalam koridor yang sesuai syariatNya. Aku....dan aku akan terus mendekatiNya, terus dan terus.
Aku juga akan terus berharap semoga orang-orang yang berada di sekelilingku adalah orang-orang yang senantiasa mengagungkan namaNya.
Untukmu juga, duhai calon pangeranku....
semoga Allah menjagamu untuk selalu memperbaiki diri.
Hingga nanti ketika waktu telah mempertemukan kita, semua telah tetata dan terbina.

Ya Robbiii.....tuntunlah hambamu yang Dhoif ini untuk senantiasa istiqomah di jalan TaqwaMu....

......................

ya Robbi......
Ingin hamba rasanya berjumpa denganMu, mengeluhkan semua yang hamba rasakan. Dengan siapa lagi hamba patut bercerita ya Robb?Bukannya hanya kepadaMu...

ya Robb....aku benar-benar tidak ingin membuatnya marah. Bantulah ia tu' memahami. Aku hanya cemburu,cemburu pada orang-orang yang senantiasa berada di jalanMu. Bagaimana dengan aku?? Begitu banyak dosa yang hamba buat? Inikah khilaf?
BUKAN!!!!
Aku melakukannya dengan sengaja, dan bagaimana aku mampu menanggung dosa ku? Bahkan aku pun seperti mengajak oranglain, mengajaknya untuk melakukan halyang sama. Mana Izzahku sebagai wanita?
Ya Robbi.....aku menangis karenaMu, bukan karenanya. Aku ingin mencintainya karenaMu. Bersamanya karenaMu, berpisah dengannya juga karenaMu. Bukan bersembunyi dariMu.
Ya Robbi.....

Selamat Hari Ibu, Bundaa....


Memulai hari di kala fajar menyapa
Begitu hangat….sehangat senyuman Bunda menyapaku

Meski aku tak begitu mampu mengingatnya
Ini ceritaku untuk Bunda

Aku hanyalah bayi mungil,5 tahun yang lalu…
Yang hanya mampu menangis sepanjang waktu
Dari pagi hingga petang dalam pangkuanmu
Merengek, meronta tak tentu…
Bunda, namun kau tetap tersenyum
Sambil menatap dan mengamati wajahku yang terus menangis
Namun, kau tetap bilang “aku lucu”

Bunda, satu tahun berlalu
Aku mulai berjalan
Mungkin kau berharap aku tak lagi membebani tubuhmu
Ternyata tidak juga Bunda
Aku mungkin justru semakin membuatmu khawatir
Berjalan hingga jauh dari dekapanmu
Menghilang di sela-sela waktu tidurmu
Ohh..Bunda, kau masih juga tersenyum…

Bunda, kini aku sudah 5 tahun
Berharap mampu mandiri dengan segala keakuanku
Mampu sholih seperti para pendahuluku
Mampu mengenal dunia dengan kecerdasanku
Bunda…
Maaf untuk salah dan khilaf
Semoga mampu membuatmu semakin kuat dan bersabar
Terimakasih bunda…
Untuk pengasuhanmu
Untuk segelas susu yang setiap hari kau siapkan
Untuk nasi goreng spesial yang setiap hari kuminta
Untuk dongeng sebelum tidur yang tak bosan kau ceritakan

Bunda, do’aku untukmu
Semoga Allah selalu menjagamu dalam setiap langkah
Dan kelak, kita berjumpa kembali di sana
Di taman surga bersama keluarga kita tercinta

~Selamat Hari Ibu, Bunda~
I LOVE YOU