Tak terasa
sudah 2 tahun aku berada di sekolahalam bintaro, sebuah yayasan pendidikan yang
bertujuan mendidik anak menjadi pribadi yang berakhlak Robbani. Tak hanya anak
sejatinya, sekolah ini pun menjanjikan (hanya dalam pengertian saya pribadi)
untuk memperbaiki akhlak dan kecerdasan sang guru. Jadi, itulah alasan saya
masih bertahan di sini, karena landasan sekolah ini benar dan tetap
berlandaskan Al Qur’an dan Al Hadits.
Ketika di
sini, kami mempunyai program bahasa inggris, program yang mengenalkan bahasa
inggris lebih familiar di kalangan anak-anak wabilkhusus untuk fasilitator. Program
ini telah berjalan kurang dari 3 tahun yang dipantau langsung oleh sebuah
lembaga consultant “English Essential” yang digawangi oleh Miss Almara
Ayuningtyas. Lembaga ini sangat concern
sebenarnya, namun hasil yang kami peroleh saya rasa masih biasa-biasa saja. Kadang
terasa stagnan, lebih lagi kadang merasa mundur satu langkah ke belakang.
Selama ini
di sabin (sebutan sekolahalam bintaro) ada English
Day setiap hari rabu. Guru diminta berkomitmen untuk speak English for everyone termasuk yang paling harus menjaga
konsistensi ini adalah penanggungjawabnya. Namun…hasilnya tetap nihil. Sang penanggungjawab
pun karena banyak kepentingan rapat, mengajar selain bahasa inggris dan lain
sebagainya akhirnya tidak bisa komit untuk satu hal ini. Wajar saja…dan tidak
bisa disalahkan.
Sebenarnya,
apa sebabnya? Setelah saya telisik lebih jauh tentang program bahasa inggris
ini ternyata ada hal mendasar yang seharusnya diperbaiki lebih cepat. Menurut saya
pribadi setelah berbincang tentang program bahasa inggris di sekolah lain,
seharusnya sabin mempunyai seorang yang menjadi icon bahasa inggris. Anggaplah
dia seorang konsultan + pengajar. Sehingga setiap anak, guru, bahkan orangtua
akan tau dan sadar tentang hal ini. Sang konsultan ini stay di sabin selama 1 minggu penuh dan harus full English. Siapapun yang ingin bicara dengannya harus berusaha
untuk berbicara bahasa inggris. Atau bisa dibuat slogan “no English, no service”. Dengan adanya sang icon ini diharapkan aroma
dan suasana bahasa inggris akan semakin kental terasa. Ini sekedar evaluasi dan
harapan kami sebagai seorang yang cinta betul dengan sabin dan semua yang ada
di dalamnya. Semoga tersalurkan… ^__^
So, don’t stop trying to speak English. English is
skill , not knowledge.
(Nafasyira)