Rabu, 25 Juni 2014

Haruskah memperjuangkan ngASIX?

Lama-lama kesentil juga nih liat emak-emak yang rajin blogging. Karena urusan baby masih kecil jadi gak pernah nulis lagi deh, heheee
Setelah blogwalking ke lapak tetangga, akhirnya ide mulai bermunculan. Dari pengalaman jaman dulu sebelum merid sampe udah punya anak satu, hehehee. Tapi kali ini mau cerita tentang pengalaman pertama menyusui. Yuk disimak..

Tepat satu tahun pernikahan kami, lahirlah bayi mungilku tercinta. Alhamdulillah..sebuah kado terindah ketika itu. Yes...i'm being mommy!! Bahagiakah? Tentu. 9 bulan menunggu, ternyata mendapat hadiah dan kejutan yang luar biasa... Alhamdulillah wasyukurilah..

Pertama jadi seorang ibu, bingung gak sih? aku masih bingung banget. Walaupun ketika hamil sudah baca artikel seabreg-abreg (lebaaay....heee) dan nanya kemana-mana, tetep aja pas udah bener-bener jadi ibu masih aja bingung. Ketika itu, aku lahiran di RS Permata Pamulang. Alhamdulillah, rumah sakit ini pro ASI banget. Jadi, pas banget baru lahir, langsunglah aku diminta untuk IMD. Ketika IMD itu memang dede bayi belum bisa meraih puting. But, It's ok lah, kita bisa coba lagi.

Aku melahirkan pukul 13.55 waktu setempat. Sampai pukul 01.00 dini hari tanggal 5 maret aku masih di sana. Selama lebih kurang 35 jam aku di rumah sakit, para bidan dan perawatku cukup profesional melayani aku. Selain pelayanan yang mencakup pemeriksaan rutin tensi darah padaku, aku pun merasa cukup diperhatikan terkait proses menyusui. Mereka yang membantuku pertama kali memijat payudara dan membersihkan puting agar asi dapat keluar banyak. Mereka juga support banget ketika asiku macet. Dan selalu bilang,
no sufor ya mom. Bayi bisa bertahan 3x24 jam kok walaupun tidak kita susui.”

Hingga 35 jam pertama asiku masih saja sedikit. Hanya 1-2 tetes ketika aku mencoba memerahnya.Sedih sekali rasanya. Terbayang juga sih apakah anakku mampu bertahan dengan tanpa minum? Kalau inget kata perawat di rumah sakit itu jadi lega juga. Namun ternyata Ibuku yang juga menungguiku di rumah sakit sama galaunya. Beliau menganjurkan untuk memberi sedikit saja air putih atau madu agar bayiku tidak kehausan. Namun..kujawab dengan tidak. Kuberi penjelasan sedikit walaupun seakan-akan menggurui jadinya. L bagaimana tidak, ibuku sudah melahirkan 5 anak yang semuanya baik-baik saja sampai sekarang?
Beliau bilang, “ dulu kalau bayi pertama lahir dikasih air kelapa muda, gak papa kok” dikasih madu juga boleh.” Jelasnya.
Aduh…tapi aku tak mau anakku minum selain asi. Janjiku dari sejak mengandung, dia harus mendapat full ASI Eksklusif. Yah..lama-lama ibuku mengalah juga.

Sesampai di rumah, 3 hari pertama asiku masih juga belum lancar. Ya Allah harus bagaimana ini? Galau tingkat tinggi…
Ibuku lagi-lagi menyuruhku untuk memberi asupan lain selain asi. Hwaa…makin galau..
Namun ibuku juga usahanya hebat sekali. Kalau si dede ga mau minum, ibuku mendorong dan menekan mulut dede agar mau menyusu. Karena dede suka gak mau buka mulutnya. Dan kalau menyusu kemudian asinya ga keluar, dia mulai menutup mulut dan menjauh. Waaah…itu buat aku makin frustasi. Belum lagi kalau siang menjelang sore badannya mulai anget. Aku mencoba memerah sampai banjir keringat. Ketika berusaha menyusui pun begitu. Rsanya seperti mandi keringat…

Rasa galauku makin memuncak di hari ke 4. Ibu mertuaku datang. Aku sudah mengira kalau pemikirannya sama dengan ibuku. Karena beberapa hari sebelumnya sering menelepon dan menanyakan asiku.
“kalau belum lancar, kasih sufor aja.”, beliau bicara di telepon
“Deg-deg an juga, pasti dede akan disuruh minum selain asi.”, batinku
 Ya memang benar, beliau memintaku untuk memberinya susu formula.
“wah…badannya anget. Kurang cairan itu.”, ujar mertuaku.
“itu asimu juga dikit banget netesnya. Dikasih sufor aja. Nanti juga mau lagi kalau asi udah keluar.”, sambungnya.
Aku tak mampu menjawab banyak. Lebih baik diam saja sambil kekeh gak mau kasih sufor. Sungguh…harus berjuang berat demi ngASIX ini.

Aku tahu apa yang dilakukan oleh ibu dan ibu mertuaku dengan tujuan baik. Tapi bagaimana? Aku tahu yang seharusnya kulakukan bukan? Aku mencoba sabar dan diam walau kadang menangis.  Semua kuserahkan ke suamiku. Ya mungkin aku hanya mmapu untuk mengadu pada suami yang Alhamdulillah dia sangat support aku untuk full asix. Hingga 4 hari pertama sore, asi masih saja setetes dua tetes. Padahal setiap hari aku bisa makan sayur 1-2 ikat bayam/kangkung/sawi caisin. Belum lagi tambah buah, sari kurma, madu, habbatus sauda. Air putih juga 2 liter bahkan lebih..
4 hari….masih setetes demi setetes asi yang keluar…hiks..

Namun Alhamdulillah…menginjak malam. Asiku mulai banyak. Aku mencoba memerahnya, dan keluar terus menerus. Ya Allah alangkah bahagianya aku. Perjuanganku untuk asix ke anakku bisa terwujud. Semoga sampai benar-benar 6 bulan.

Sedih rasanya melihat ibu-ibu yang tidak mau menyusui anaknya dengan alasan repot, ga keluar banyak (padahal juga belum mengusahakan). Bahkan di desa ku saja sekarang (waktu pulang kampung jadi tahu..), para ibu muda banyak yang memberikan anaknya sufor. Yah macam-macam lah alasannya. Syukurnya ibu muda di perkotaan sudah banyak yang sadar dan mulai menyadarkan lingkungannya untuk memberikan asi eksklusif. Sampai working mom pun semangat sekali dengan menyediakan asi perah untuk anaknya.

Btw, kita kupas sedikit ya tentang asi. Sudah banyak yang tahu memang tapi gak ada salahnya untuk kita kaji kembali.
Apa pengertian asi itu sebenarnya?
ASI eksklusif adalah bayi hanya diberikan ASI, tanpa diberi tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, bahkan air putih sekalipun. Selain tambahan cairan, bayi juga tidak diberikan makanan padat lain, seperti: pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, tim dan lain-lain. Pemberian ASI eksklusif dianjurkan untuk jangka waktu minimal empat bulan dan akan lebih baik lagi apabila diberikan sampai bayi berusia enam bulan (Utami Roesli, 2001).

Sebenarnya apa alasannya bayi harus diberikan asi eksklusif?

Yang pertama saya sebagai muslim memegang pedoman yang sudah tertera di al quran. Yaitu di Q.S.Al Baqoroh:233
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Al-Baqarah: 233).
ASI adalah  haknya anak kita bukan?

Secara medis juga telah dijelaskan beberapa pentingnya asi untuk bayi. Diantaranya
Berikut manfaat ASI untuk bayi
1.       Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya
2.       Pada umur 6 sampai 12 bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi, karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi. Guna memenuhi semua kebutuhan bayi, perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
3.       Setelah umur 1 tahun, meskipun ASI hanya bisa memenuhi 30% dari kebutuhan bayi, akan tetapi pemberian ASI tetap dianjurkan karena masih memberikan manfaat.
4.       ASI disesuaikan secara unik bagi bayi manusia, seperti halnya susu sapi adalah yang terbaik untuk sapi
5.       Komposisi ASI ideal untuk bayi
6.       Dokter sepakat bahwa ASI mengurangi resiko infeksi lambung-usus, sembelit, dan alergi
7.       Bayi ASI memiliki kekebalan lebih tinggi terhadap penyakit. Contohnya, ketika si ibu tertular penyakit (misalnya melalui makanan seperti gastroentretis atau polio), antibodi sang ibu terhadap penyakit tersebut diteruskan kepada bayi melalui ASI
8.       Bayi ASI lebih bisa menghadapi efek kuning (jaundice). Level bilirubin dalam darah bayi banyak berkurang seiring dengan diberikannya kolostrum dan mengatasi kekuningan, asalkan bayi tersebut disusui sesering mungkin dan tanpa pengganti ASI.
9.       ASI selalu siap sedia setiap saat bayi menginginkannya, selalu dalam keadaan steril dan suhu susu yang pas
10.   Dengan adanya kontak mata dan badan, pemberian ASI juga memberikan kedekatan antara ibu dan anak. Bayi merasa aman, nyaman dan terlindungi, dan ini mempengaruhi kemapanan emosi si anak di masa depan.
11.   Apabila bayi sakit, ASI adalah makanan yang terbaik untuk diberikan karena sangat mudah dicerna. Bayi akan lebih cepat sembuh.
12.   Bayi prematur lebih cepat tumbuh apabila mereka diberikan ASI perah. Komposisi ASI akan teradaptasi sesuai dengan kebutuhan bayi, dan ASI bermanfaat untuk menaikkan berat badan dan menumbuhkan sel otak pada bayi prematur.
13.   Beberapa penyakit lebih jarang muncul pada bayi ASI, di antaranya: kolik, SIDS (kematian mendadak pada bayi), eksim, Chron’s disease, dan Ulcerative Colitis.
14.   IQ pada bayi ASI lebih tinggi 7-9 point daripada IQ bayi non-ASI. Menurut penelitian pada tahun 1997, kepandaian anak yang minum ASI pada usia 9 1/2 tahun mencapai 12,9 poin lebih tinggi daripada anak-anak yang minum susu formula.
15.   Menyusui bukanlah sekadar memberi makan, tapi juga mendidik anak. Sambil menyusui, eluslah si bayi dan dekaplah dengan hangat. Tindakan ini sudah dapat menimbulkan rasa aman pada bayi, sehingga kelak ia akan memiliki tingkat emosi dan spiritual yang tinggi. Ini menjadi dasar bagi pertumbuhan manusia menuju sumber daya manusia yang baik dan lebih mudah untuk menyayangi orang lain.