Minggu, 29 Januari 2012

More Than Words

Just For U, Someone that will be The Special One in My Life


Saying I love you
Is not the words I want to hear from you
It's not that I want you
Not to say, but if you only knew
How easy it would be to show me how you feel
More than words is all you have to do to make it real
Then you wouldn't have to say that you love me
Cos I'd already know

What would you do if my heart was torn in two
More than words to show you feel
That your love for me is real
What would you say if I took those words away
Then you couldn't make things new
Just by saying I love you

Is more than words
Is more than what you say
Is thing you do (oh yeah)

Is more than words
Is more than what you say
Is thing you do (oh yeah)

Now I've tried to talk to you and make you understand
All you have to do is close your eyes
And just reach out your hands and touch me
Hold me close don't ever let me go
More than words is all I ever needed you to show
Then you wouldn't have to say that you love me
Cos I'd already know

What would you do if my heart was torn in two
More than words to show you feel
That your love for me is real
What would you say if I took those words away
Then you couldn't make things new
Just by saying I love you

Jumat, 20 Januari 2012

Menjadi Diriku

Tak seperti bintang di LANGIT
Tak seperti indah PELANGI
Karena diriku bukanlah mereka
Ku apa adanya

Dan wajahku memang begini
Sikapku jelas tak sempurna
Ku akui ku bukanlah mereka
Ku apa adanya

Menjadi DIRIKU
Dengan segala kekurangan
Menjadi diriku
Atas kelebihanku.......

Terimalah aku
Seperti apa adanya
Aku hanya insan biasa
Ku pun tak sempurna

Tetap ku bangga
Atas apa yang ku punya
Setiap waktu ku nikmati
Anugerah hidup yang ku miliki

Kamis, 19 Januari 2012

Karena Wanita Ingin Dimengerti

lekuk indah hadirkan pesona
kemuliaan bagi yang memandang
setiamu simbol keanggunan
khas perawan yang kau miliki

aku lah pengagum ragamu
tak ingin ku menyakitimu
lindungi dari sengat dunia yang mengancam
nodai sucinya lahirmu

karena wanita ingin di mengerti
lewat tutur lembut dan laku agung
karena wanita ingin di mengerti
manjakan dia dengan kasih sayang

inginku ajak engkau menari
mandi hangat cahaya bulan
sebagai tanda kebahagiaan
bagi semesta cinta kita

bintang terang itulah dirimu
janganlah redup dan mati
aku dibelakangmu memeluk
dan menjagamu

Wanita Ibarat Kaca yang Berdebu

Dia ibarat kaca yang berdebu
jangan terlalu keras membersihkannya
Nanti ia mudah retak dan pecah...

Dia ibarat kaca yang berdebu
jangan terlalu lembut membersihkannya...
Nanti ia mudah keruh dan ternoda...

Ia bagai permata keindahan...
Sentuhlah hatinya dengan kelembutan
ia sehalus sutera di awan...
jagalah hatinya dengan kesabaran...

Lemah lembutlah kepadanya
namun jangan terlalau memanjakannya
Tegurlah bila ia bersalah
namun jangan lukai hatinya

bersabarlah bila menghadapinya
terimalah ia dengan keikhlasan
karna ia kaca yang berdebu
Semoga kau temukan dirinya...
BERCAHAYAKAN IMAN...

Minggu, 15 Januari 2012

Kita ini Siapa?

Teringat beberapa waktu lalu ketika melakukan perjalanan sendiri melewati sebuah pulau yang harus disebrangi dengan sebuah kapal feri. Perempuan, sendiri, jelas harus jaga gengsi demi menjaga diri. Pikiran sejak dini yang masih terus menggelut dalam kepala dan hati. Dengan bergaya ala “orang kota” dan bukan “orang kampungan” agar tak mudah di tipu banyaknya manusia iseng, aku berjalan melewati ribuan pasang mata yang berjejer di sepanjang kanan dan kiriku. Agar tampak  ”lebih” dari kebanyakan, aku masuk ke sebuah minimarket yang tersebar di seantero penjuru nusantara, ……mart. Membeli berbagai macam minuman ringan hingga snack yang labelnya sama dengan iklan di tv. Tanpa basa-basi lagi langsung ku menuju kapal dan mencari tempat ternyaman untuk merebahkan badan. Oh dunia…sungguh indah kurasa. Tanpa pengganggu suara bising dan peminta-minta di kelas tiga.

Namun entah mengapa, terbesit pertanyaan,”aku ini siapa?” beraninya berlagak sok borjuis di tengah jeritan wanita paruh baya bersama gendongannya dan puluhan lelaki usia senja dengan mangkuk plus sarung tuanya.

Ini bukanlah sekedar cerita yang ingin berbagi rasa. Tapi ini tentang sebuah identitas manusia yang sering berubah di tengah suasana yang berbeda. Mungkin tidak semua, tapi ini pengalaman pergi sendiri untuk kesekian kalinya dengan sikap yang jauh dari biasanya.

Memangnya kita ini siapa? Manusia yang tercipta hina namun ingin selalu dianggap tinggi derajatnya. Manusia yang biasanya minum segelas air putih, namun mendadak minum air berbuih agar dianggap berbeda. Manusia dengan laku angkuh dan sombong agar terjaga eksistensinya….

Aku tersadar dengan laku ini yang kerap kali terjadi. Namun patut dipahami tindak tanduk ini bukanlah sebuah kesengajaan biasa, lebih dari itu suatu kelumrahan yang sering tampak di mata. Tak ada lagi adab kesopanan dan kesantunan yang dulu menjadi simbol keramahtamahan. Semua menjadi apatis dan acuh satu sama lain. Rasa curiga menutupi seluruh sendi kebaikan yang telah melekat selama ini.

Lalu, kita ini siapa?

Sabtu, 14 Januari 2012

Nikmat mana lagi yang mampu aku dustakan?

Cathar 4-14 Januari 2012

Rabu, 4 Januari 2012
Bedroom, 20:00
Ponselku berdering perlahan. Ada pesan rupanya, oh...balasan dari mbakku. "Alhamdulillah jadi, fix tanggal 19 januari." tanggal19? langsung aku meluncur ke kalender di ponselku. Tanggal 19 januari ternyata hari kamis. "Bukan hari yang baik",pikirku.

Kamis, 5 Januari 2012
"Bu, aku izin tanggal 19 ya....mau pulang ke rumah. Ada acara yang tidak bisa ditinggalkan.
"iya, nanti kusampaikan dulu."
Tak apa meski menunggu. Tidak selamanya menunggu itu membosankan.

Jum'at, 6 Januari 2012
"bagaimana bu?"
"belum bisa diputuskan sekarang bu. Kalau dari saya bisa."
hmmm......aku butuh kepastian karena kalau tidak jadi,berarti planning B akan kujalankan.

Senin, 9 Januari 2012
Sembari menunggu kegelisahan karena kumenunggu, terencana sebuah agenda yang sudah lama terpikirkan. Go To Solo, as backpacker!!! seru sepertinya, pas juga dengan rencana menggali budaya Solo yang akan digaungkan di sekolah kelak. So???
Tetap, semua masih harus menunggu. Dan ternyata menunggu itu mulai terasa membosankan. Ini bukan hari yang baik.

Selasa, 10 Januari 2012
"Bu, jangan lupa ya. Aku udah pesan sejak raker lho."
"iya bu...nanti disampaikan"
Dan aku hanya bisa tersenyum kecut dengan harapanku yang juga terlalu lebay mungkin...
Dan yang kurasa, ini bukan hari yang baik.

Rabu, 11 Januari 2012
"Bu, sudah kusampaikan. Tapi dengan alasan yang diajukan, belum mendapat izin. Karena secara peraturan kepegawaian, alasan itu tidak tercantum."
Aku rasanya hampir ingin menggigit apa saja yang ada di sekelilingku. Waw....seperti itukah kejamnya hari padaku?Sungguh...hari ini benar-benar bukan hari yang baik.

Dan akhirnya....aku tertidur di ruang Talenta hingga pukul 16.30 dalam mimpi buruk yang berujung nyata.

ba'da isya'
Aku termangu dalam untaian kalimat yang masuk ke dalam ponselku. Sebuah kalimat panjang yang hanya kubalas dengan ,"thank infonya". Aku kejam?? ya....aku sedang tak baik. Bila ada kalimat lain yang kutulis, itu justru akan membuat suasana tambah runyam. Alhamdulillah..Allah masih menjagaku.
Namun ternyata tidak juga. Sederet kalimat yang seharusnya tak terupload secara sengaja terpampang di dua   media mayaku. Selesai untuk malam ini.

Dinginnya malam menusuk sendi-sendi tubuhku. Semakin dingin disergap suasana hati yang tak kunjung menentu. Ini bukan hanya tentang aku, kepentinganku. Tak sadarkah? Bukankah setiap orang mempunyai kepentingan masing-masing? Dan aku punya itu.

Tertulis dari diary hatiku
"aku tak menginginkan ini. Aku hanya berharap semua akan berjalan baik-baik saja. Untukmu wahai saudaraku dan untuk semuanya. Aku ingin melihat senyuman itu datang dan menghapus 26 tahun yang sudah lewat. Tak ada yang lebih indah dari hidupku dibandingkan melihatmu tertawa dalam suka, bukan duka yang selalu terendap di dasar jiwamu yang sesungguhnya rapuh. Namun itu kini layaknya sebuah fatamorgana yang keberadannya antara ada dan tiada. Padahal ketiadaan itulah yang akan kupugar, untukmu wahai saudaraku".

Malamku semakin hening tertawan oleh langit yang mendungnya sampai menjalar ke seluruh tubuhku, mengoyakkan aliran nafasku.

Kamis, 12 Januari 2012
Wajah-wajah suci telah menyambutku dengan senyum ceria yang mempesona, tanpa terpaksa dan berdusta. Sedang aku??
Mutiara-mutiara itulah yang selalu membangkitkan nyawaku yang terkadang tertinggal setengahnya dalam ruang hati yang tak kunjung membaik.

ba'da dzuhur
"aku mau tanya dulu nich, kalau kamis-jum'at absen kira-kira keberatan tidak?"
"kalau kamis, kalau bisa jangan bu. Karena mengkondisikan anak-anak itu tidak mudah ketika di kelas.
"iya...tapi kan tetap ada helper, mereka bisa membantu pasti."
"tetap aja beda bu..."
"tapi intinya diizinkan kan?"
"kalau dari kepsek bagaimana?"
"ya tidak diizinkan"
"diikuti saja bu"
"intinya kalau saya izin dengan atas izin dari bapak, bisa kan?"

Beberapa kalimat sudah kuanggap angin lalu. Ya Allah...bagaimana lagi ini? Ini tak semudah seperti yang oranglain bayangkan? tidak bisakah memposisikan dalam posisiku kini? sungguh kejam!
Sungguh...hari ini sangat tidak baik. Ini bukan sekedar menunggu, namun ini lebih dari sekedar menyiksa batinku.

Jum'at, 13 Januari 2012
"hari ini aku mau bilang tentang izin itu. Mungkin kalau tidak ya tanpa izin."
"tapi redaksi kalimatnya jangan begitu bu"

Tekadku sudah bulat, apapun hasil yang kudapat hari ini, satu keputusan sudah di tangan. Ini bukan perizinan, tapi pemberitahuan. Pemberitahuan tanpa penolakan!

"maaf bu, bukan tidak mau memahami namun di peraturan kepegawaian memang tidak tercantum untuk satu alasan itu. Jika saya memberi izin, berarti saya mengistimewakan. Kita bicarakan lagi senin ya bu, silahkan dipikirkan lagi."

Sejujurnya aku sudah tau jawaban itu, dan aku tak mau jawaban itu.


"Dalam lelah aku hanya bisa pasrah karena dibalik skenarioNya pasti tersimpan hikmah. Terlalu banyak keluh kesah yang keluar dari bibir ini". Bahkan marahpun hanya pelampiasan yang tak tentu arah".


Sabtu, 14 Januari 2012
On the Bedroom, 06.00 pagi
Sebuah frekuensi kudengarkan menemani dinginnya pagi. Sang penyiar mengatakan cuaca hari ini sangat tidak bersahabat. Jika aku yang merasa, dari kemarin pun tidak bersahabat rasanya.
Tampak dari jendela kamarku, gerimis hujan mengguyur tanahku yang semakin lama semakin basah saja. Sang Surya pun seakan malu-malu menampakkan sinarnya. Hanya sayup-sayup terdengar suara ayam jantan berkokok berbarengan dengan suara penyiar yang menggema di telingaku. Selimut yang masih belum kulipat kembali kutarik menutupi seluruh tubuhku dan kulanjutkan merangkai mimpi indah di balik dunia yang lain. Ohh...kapan hujan ini akan berakhir? Aku berencana akan pergi ke sebuah stasiun dan membeli karcis untuk menuju Solo tanggal 20 Januari. planning B yang akhirnya terwujud. Tapi hujan menghentikan langakhku. Bahkan belum sampai menuju stasiun, semuanya terhenti. Dan hingga siang menjelang, awan gelap masih menggantung di atas langit bersama butir-butir air yang perlahan turun.

bedroom, 16.30
"bagaimana persiapannya? sudah beres?"
sebuah pesan kukirimkan.
"nanti ya, sedang ada perlu"
"ok", jawabku.

18.03
"eh, agendanya diubah lho. Jadinya tanggal 21."
what???apa ini?
seperti oase di padang pasir yang luas, memberi setitik kebahagiaan pada jiwa yang gersang. Dengan sederet kalimat lainnya, akhirnya aku tertawa merekah. Satu minggu sudah aku memendam tawa ini untuk tawa yang lain. Namun dibalik semua itu, aku tau Allah benar-benar pembuat skenario yang baik.

Aku kini tahu, kenapa hari ini hujan deras hingga ragaku tak bersegera bergerak. Karena Allah ingin mengajariku tentang kesabaran, ternyata menunggu itu bukan hanya mampu diwakili dengan kata "melelahkan", namun dibalik itu tersimpan berjuta hikmah jika kita mampu menggalinya.

21 Januari, mungkin akan terukir cerita tersendiri dalam diary hidupku. :)

Special thank to Eka Safitri, Ulfatun Ni'mah, Ahmad Dahlan. Berjuta kata pengaduan dan kekesalan mungkin tertumpah selama ini yang tak kunjung ada akhirnya. Diary ini sengaja kutulis sebagai bukti bahwa aku masih bersyukur atas nikmat mempunyai sahabat pejuang seperti kalian. Satu yang masih dalam tanda tanya, "aku berbuat baik apa ya hingga Allah memberikan sesuatu yang hebat pada akhirnya"
(Sungguh....Nikmat mana lagi yang bisa aku dustakan?)

I Love U Full, Bapak-Ibu....:)

Untukmu Ibunda dan Ayahanda TerCINTA

Entah, ketika aku menuliskan ini, apa yang sedang Ibu dan Bapak lakukan. Ibunda, kau kupanggil Ibu. Nama indah, mempesona yang selalu menggoreskan makna dalam tiap rangkaian hurufnya. Dan engkau Ayahanda, Bapak tersayang yang selalu memberikan berjuta uraian kalimat penuh hikmah. Damai rasanya aku bersamamu,melewati beribu kisah sedari engkau remaja hingga kini memasuki usia sang mega. Sejarahmu tak ubahnya kisah Sang Bharatayuda atau kisah Ramayana, :)
Ohh....ibu dan bapak. Nikmat yang mungkin terelakkan mempunyai orangtua sehebat kalian.
Namun, mampukah aku seperti kalian? memberi kasih tanpa pamrih, menjagaku tanpa meminta sedikitpun imbalan dariku. Bahkan kesedihanmu pun tak ingin kau bagi denganku. Mana baktiku untukmu, Bapak-ibu? Belum setitik kebahagiaan rasanya kuberikan padamu...

Bapak...Ibu...sejujurnya aku ingin mengatakan dengan berjuta bahasa tentang perasaan ini. Perasaan anakmu yang jauh dari tatap mata dan jumpa. Namun bibir kelu ketika aku melihat kalian. Kebahagiaanku telah membungkam semua kata yang telah kubuat dalam sebuah cerita. Aku pun malu rasanya bercengkrama dengan kalian tanpa prestasi yang mampu kalian banggakan.

Bapak...Ibu....dalam lubuk hatiku, terucap terimakasih yang tiada terkira untuk kalian, Sang Pelita dalam hidupku yang belum tergantikan hingga kini. Banyak kata pun tak mampu membalas apa yang telah kalian berikan. Namun ternyata di balik ucapan terimakasih ini tersimpan berjuta kata maaf yang jauh tak terungkap. Maafku karena sering membuat kalian kecewa, maaf untuk kesalahan-kesalahan ananda yang masih sering anda lakukan. Maaf untuk hidup ananda yang belum memberikan keceriaan dan kebahagiaan. Maaf untuk harapan ayah dan bunda yang belum terlaksana, maaf untuk semua Ibu dan Bapak tercinta....
Bapak....Ibu....aku akan terus membuat kalian tersenyum, :)

I LOVE U FULL......

Jumat, 13 Januari 2012

"Untukmu Pendamping Hidup"

 Bismillahirrohmaanirrohiim...
Maha Suci Allah yang telah menjadikan manusia sebaik-baik ciptaan
Dijadikannya manusia saling berpasang-pasangan agar menjadikan keduanya tentram
Diberkahinya melalui rezeki yang tiada batas
Dianugrahkannya anak-anak sholeh penghias perjalanan

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu
sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir” (Ar-Ruum
21)

“Dialah yang menciptakan kalian dari satu orang,
kemudian darinya Dia menciptakan istrinya, agar
menjadi cocok dan tenteram kepadanya” (Al-A’raf 189)

Ya Robb...jadikanlah kami hambaMu yang senantiasa bertaubat
Melangkahkan kaki di jalan yang Kau Ridhoi
Menutup mata dan hati dari hal yang maksiat
Hingga Kau berikan kami kebahagiaan yang hakiki.

Untukmu, Calon Pendamping hidupku....

Wahai kau yang masih dalam genggamanNya
Aku hanyalah wanita biasa
Dengan sejuta kekurangan yang ada
Tak banyak yang bisa dibanggakan dariku
Masihkah kau memilihku untuk menjadi pendampingmu?

Duhai Kekasih yang selalu dalam penjagaanNya
Perjalanan hidupku tak semulia Ibunda Khadijah
Maukah kau menuntunku berjalan meraih kemuliaanNya?
Akhlakku juga tak sesempurna Fatimah
Bersediakah kau membimbingku menyempurnakannya?
Kecantikanku juga tak seanggun Aisyah
Masihkah kau mau menjagaku hingga pesona itu memudar?

Duhai Calon Imam hidupku..
Ilmuku tak sebanding dengan jejak yang telah kutempuh
Banyak waktuku terbuang sia-sia
Masihkah kau mau mengajariku nanti?

Duhai calon Pendamping hidupku
Aku pernah patah, aku juga pernah jatuh
Maukah kau membantu memperbaiki puing-puing kerapuhanku itu?
Maukah kau memapahku untuk terus tegak berdiri?

Duhai kekasih yang masih dalam penjagaanNya
Khilafku timbul tenggelam bersama waktu
Kadang pula khilafku membawa pada kealpaan
Masih maukah kau membimbingku menuju CahayaNya?

Duhai kekasih...
Dulu aku bukan apa-apa, kini pun masih biasa.
Namun kuyakin, aku akan menjadi luar biasa dalam persandinganku denganmu di hadapanNya.
Dalam jalan lurus menuju penghambaan kepadaNya, Robb Semesta Alam....

13 Januari 2012
dalam titian mencari Cahaya Sang Khalik