Tampilkan postingan dengan label jalan lurus. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label jalan lurus. Tampilkan semua postingan

Rabu, 04 Juli 2012

Jejak Cahaya Ilahi

Ini sudah 4 Juli ternyata, wah....aku tak menulis apapun 2 hari di bulan Juli..huhuhuuu
Alhamdulillah...luarrrr biasa, Allahu Akbar!!!
Hari ini mendapat suntikan semangat yang dahsyat dari Pak Hendi. Wah....airmata ini akhirnya keluar dengan sendirinya di balik mataku yang selama ini kotor dengan hal-hal yang mungkin tak seutuhnya 100% untuk Allah.
Hari ini, aku bukan sekedar kembali diingatkan tentang keilmuan tentang belajar bersama alam, namun lebih dari itu aku mampu kembali merenungi kelebihan yang Allah berikan kepadaku dan teman-teman seperjuangan untuk menjadi seorang guru. Sebuah profesi yang sangat mulia yang mampu menghantarkan kami juga generasi penerus kami untuk menjadi hamba Allah yang istiqomah dan mampu menyeimbangkan alam dengan sempurna. Sungguh Luar biasa penciptaan manusia ke bumi ini. Dengan rencana Allah yang Mahadahsyat, maka terbentuklah kita yang juga hebat...
Jadi kembali mengingat Firman Allah dalam Q.S. Al-Anbiya :107
وما أرسلناك إِلا رحمة للعالمين
(artinya) “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” (Surat Al Anbiya’ : 107)

Subhanallah...begitu berat tugas manusia di muka bumi ini. Tugas menjadi seorang yang mampu memberi rahmat bagi seluruh alam. Bukan sekedar menjadi rahmat bagi dirinya sendiri. Apa artinya seseorang bila manfaatnya hanya untuk dirinya sendiri tanpa memberikan keteladanan dan kebermanfaatan bagi oranglain? Inilah tugas berat itu, menjadi seorang yang mampu menjaga amanah untuk mengelola alam, menjaga, melestarikan hingga alam ini tetap seimbang dalam penjagaan kita. Keseimbangan alam yang mampu menghadirkan ruh Sang Baginda Rasulullah sebagai tauladan kehidupan, mampu menyebarkan nilai-nilai Islam dan mampu mengaplikasannya dalam kehidupan sehari-hari.

Teman-teman, inilah tugas berat itu. Tugas yang telah ditolak oleh seluruh makhluk hidup lain. Gunung yang kita lihat berdiri tegak lagi kokoh pun menolak untuk menjadi khalifah yang mempimpin bumi dan menjadi rohmatan lil'aalamin.
Namun, Allah tahu bahwa manusia mampu memikulnya. Allahlah yang telah memilih kita dengan segala kesempurnaan kita. Kitalah manusia terpilih itu, mau menyerah atau lanjut???

Yang juga harus dipikirkan adalah Allah tidak memberikan sebuah kewajiban kepada kita tanpa adanya suatu pertanggungjawaban. Teman...Allah akan menanyai kita tentang apa yang telah kita perbuat di muka bumi. Benarkah kita telah menjaga kebersihan lingkungan kita?Benarkah kita telah menegur orang yang telah membuat kerusakan di bumi? Benarkah kita telah melaksanakan semua apa yang kita ucapkan?

Cukup mati dan perenungan pertanggungjawaban di hadapan Allah sebagai pengingat kita. Semoga kita termasuk orang-orang yang do'a dan ikhtiarnya selalu diijabah oleh Allah. Sesungguhnya tidak ada urusan yang lebih besar dari seorang manusia selain pahala dan dosa. Karenanya bekerjalah untuk Allah karena Allah yang menyuruh kita untuk berilmu dan beramal. Dan berbuatlah untuk Allah karena Allahlah yang membuat perintah untuk dikerjakan dan larangan untuk ditinggalkan. Allah yang meminta kita untuk beribadah dan mengumpulkan pahala serta meninggalkan sekecil apapun dosa. Hitung-hitungan pahala Allah tak sebanding dan tak dapat diukur oleh hitungan pahala manusia. So, just do what have to do, rightnow till forever.

Wallahu a'lam.

Farial Naftalin
-batas ruang cahaya-
4 Juli 2012
23:46

Minggu, 17 Juni 2012

The Aim of Life

Alhamdulillah...Puji syukur tiada henti kehadirat Allah SWT, Robb yang selalu menjaga kita dari bentuk kebodohan dan kejahiliahan meskipun langkah-langkah yang kita tuju selalu ke arah sana. Subhanallah....tak kusangka akan menemui 2 hari ini, dimana aku semakin mengerti tujuan penciptaan manusia di dunia, dan aku di dalamnya. Hidup tak sekedar menunaikan sholat, bersedekah, menuntut ilmu dan menggugurkan segala bentuk kewajiban yang telah Allah tetapkan kepada kita. Namun apa hakikatnya ketika kita melaksanakan sholat? Apa hakikatnya kita mencari ilmu hingga ke negri sebrang hingga terkadang meninggalkan kedua orangtua kita?

Teman...hidup ini tak lain adalah perjuangan juga pengorbanan. Tak ada berjuang tanpa berkorban. Demikian pula halnya, apa esensi sebuah pengorbanan bila tanpa ada perjuangan? Maukah berkorban tanpa arti dan sia-sia begitu saja? Tidak bukan? Lalu untuk siapa perjuangan dan pengorbanan ini? Maukah berjalan tanpa arah dan tujuan yang jelas?

Sejatinya segala bentuk tindakan dan amalan perbuatan yang kita lakukan hanyalah karena Allah dan untuk Allah semata. Kita ditakdirkan terlahir sebagai manusia bukan hanya untuk bersenang-senang saja di dunia ini. Lebih dari itu, kita mempunyai beban menjadi seorang khalifah di muka bumi ini. Menjadi pemimpin keseimbangan alam ini. Lalu dengan apa kita melaksanakan itu semua? Apa pedoman langkah yang akan kita tempuh? Jelaslah bahwa Allah memberikan sebuah perintah, membebankan sebuah tugas tidak mungkin tanpa tangan kosong. Dia telah memberikan kita Al-Qur'an yang secara jelas telah menggambarkan kepada manusia petunjuk-petunjuk untuk menjalani kehidupannya. Allah pun telah mengutus beberapa Rasul yang membawa Risalah Ilahiyah kepada kita. Merekalah yang secara real menuntun kita melalui jalan Islam secara benar dan kaffah.

Lalu, ada lagikah yang dipertanyakan? Beberapa pertanyaan yang sering aku lontarkan ke anak-anak muridku? Mau jadi pemain atau penonton? Sehebat apapun penonton, andilnya mungkin tidak lebih besar dari pemain. Penonton pun mungkin akan sulit memberikan inspirasi dan pembelajaran. Namun dengan menjadi pemain meskipun tak selamanya memenangkan pertandingan, at least mampu memberikan pengalaman tersendiri kepada oranglain. Lalu ada lagi yang dipertanyakan??
Mari hidup untuk senantiasa berjuang dan merelakan segala bentuk pengorbananyang mampu kita berikan kepada Allah. Bayangkan bila kita meninggal dalam keadaan lalai? Sungguh....kita pasti termasuk orang yang sangat merugi. Tak ada hari tanpa mengingat Allah, tak ada detik tanpa berdzikir.

Ya Robb....Ridhoi segala bentuk amalan kami. Sungguh tak ada keseriusan dari kami untuk mengkhianatiMu dan meninggalkan apa yang Kau perintahkan. Bila kami lalai, mohon ingatkan kami kembali kepadaMu, kembali menuju jalan lurus yang telah dilalui Rasul dan para tabi'iin...
Robbanaa Aatinaa Fiddun yaa hasanah wa fil aakhiroti hasanah wa qinaa 'adzaabannaar...amiin...


~Sinar Cahaya~

Jumat, 15 Juni 2012

Mengapa?

Mengapa?
Iman ini kadang naik kadang turun
Mengapa?
Rasa khusu' ini kadang muncul kadang tenggelam
Mengapa?
Hati ini kadang mengingatMu kadang juga alpha
Mengapa?
Jalan ini kadang lurus dan tak luput juga untuk berbelok
Mengapa?
Adakah yang salah dari jiwa ini....

~hanya dengan memperbaiki hubungan dengan Allah maka semua akan teratasi~


Ruang seputih Salju

Jumat, 13 Januari 2012

"Untukmu Pendamping Hidup"

 Bismillahirrohmaanirrohiim...
Maha Suci Allah yang telah menjadikan manusia sebaik-baik ciptaan
Dijadikannya manusia saling berpasang-pasangan agar menjadikan keduanya tentram
Diberkahinya melalui rezeki yang tiada batas
Dianugrahkannya anak-anak sholeh penghias perjalanan

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu
sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir” (Ar-Ruum
21)

“Dialah yang menciptakan kalian dari satu orang,
kemudian darinya Dia menciptakan istrinya, agar
menjadi cocok dan tenteram kepadanya” (Al-A’raf 189)

Ya Robb...jadikanlah kami hambaMu yang senantiasa bertaubat
Melangkahkan kaki di jalan yang Kau Ridhoi
Menutup mata dan hati dari hal yang maksiat
Hingga Kau berikan kami kebahagiaan yang hakiki.

Untukmu, Calon Pendamping hidupku....

Wahai kau yang masih dalam genggamanNya
Aku hanyalah wanita biasa
Dengan sejuta kekurangan yang ada
Tak banyak yang bisa dibanggakan dariku
Masihkah kau memilihku untuk menjadi pendampingmu?

Duhai Kekasih yang selalu dalam penjagaanNya
Perjalanan hidupku tak semulia Ibunda Khadijah
Maukah kau menuntunku berjalan meraih kemuliaanNya?
Akhlakku juga tak sesempurna Fatimah
Bersediakah kau membimbingku menyempurnakannya?
Kecantikanku juga tak seanggun Aisyah
Masihkah kau mau menjagaku hingga pesona itu memudar?

Duhai Calon Imam hidupku..
Ilmuku tak sebanding dengan jejak yang telah kutempuh
Banyak waktuku terbuang sia-sia
Masihkah kau mau mengajariku nanti?

Duhai calon Pendamping hidupku
Aku pernah patah, aku juga pernah jatuh
Maukah kau membantu memperbaiki puing-puing kerapuhanku itu?
Maukah kau memapahku untuk terus tegak berdiri?

Duhai kekasih yang masih dalam penjagaanNya
Khilafku timbul tenggelam bersama waktu
Kadang pula khilafku membawa pada kealpaan
Masih maukah kau membimbingku menuju CahayaNya?

Duhai kekasih...
Dulu aku bukan apa-apa, kini pun masih biasa.
Namun kuyakin, aku akan menjadi luar biasa dalam persandinganku denganmu di hadapanNya.
Dalam jalan lurus menuju penghambaan kepadaNya, Robb Semesta Alam....

13 Januari 2012
dalam titian mencari Cahaya Sang Khalik