Tampilkan postingan dengan label nafta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label nafta. Tampilkan semua postingan

Kamis, 14 Februari 2013

"24", Momentum Perubahan


Hari ini hari Kamis, heheee

Kenapa tertawa???? Ini hari istimewa bagiku, benarkah? Engak juga sich….^^^
Hm…jadi ingin mengingat 24 tahun yang lalu ketika aku lahir ke dunia menatap dunia dengan tangisan. Huuuh…mungkin dunia ini tempat yang terlaknat ya seperti yang pernah Allah sampaikan.
Aku sudah 24 tahun, alhamdulillah…. Ini pertanda bahwa usaiku semakin matang. Bagaimana dengan imanku? Semoga lebih baik ya Robb….

24 Tahun, sisa umurku aku yakin tak lama lagi. Sebentar lagi pasti aku akan menghadapNya, bertemu Allah ‘azza wajalla. Setiap detik waktu berputar, setiap detik itu pula pertemuanku dengan Allah semakin dekat. Lalu, sudah siapkah diirku? Kalau ditanya pasti aku kaan bmenjawab, “belum”. Namun aku sedang berusaha untuk menjadi yang terbaik di hadapanNya. Bebrapa waktu terakhir ini aku juga tiba-tiba rindu sekali kepada Allah, entahlah..rasanya ingin segera bertemu. ketika imanmu naik, apa yang ingin kau lakukan??? Aku ingin bertemu Robbku, cukup itu.

Ya Robbiii….aku sudah menginjak kepala 24. Usai yang seharusnya menjadikanku semakin bertaqwa kepadaMu. Usia yang seharusnya mampu semakin menyejaherakan lingkunganku. Usia yang pantang sia-sia dan seharusnya bermanfaat bagi sesama. Ya Robb…semoga aku selalu bersama-sama orang terbaik di jalan dakwahMu. Mengarungi kehidupan hanya berlandaskan AlQur’an dan Sunnah RosulMu dan bertujuan hidup karenaMu.

Ya Robbi..jadikan usia 24 tahun sebagai sebuah momentum perubahan yang berarti. Momentum harus dicari bukan? Dan semoga ini momentum yang tepat. Ya Robb..terimakasih telah menemukanku dengan orang-orang terbaik di dunia ini.

24 Tahun….
Momentum perubahan…^^
14 FEBRUARI 2013

Selasa, 05 Februari 2013

#catatan menuju kematian

-->
Tiba-tiba aku mengingat tentang kematian. Kematian yang pasti akan terjadi pada setiap makhluk. Kematian yang jelas telah Allah sebutkan berulang-ulang dalam Al Qur’an.

” Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
QS. Al-Imran (3), Ayat 185





“ Tiap-tiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang
sebenar-benarnya), dan hanya kepada Kami lah kamu akan dikembalikan. ” QS. Al-Anbiya` (21), Ayat 35




Itu adalah 2 cuplikan ayat di Al Qur’an yang menjelaskan tentang kematian. Dua ayat yang diawali dengan kalimat yang redaksinya hampir sama. “tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati”. Apakah manusia berjiwa? Apakah kita berjiwa? Apakah aku berjiwa? Lalu….apakah kita akan mati? Apakah manusia akan mati?

Teringat teman dekatku dulu ketika SD. Namanya Umi martina, aku jelas benar mengingat bagaimana perawakannya. Sudahlah tidak usah aku sebutkan, aku sedih mengingatnya. Aku hanya berpikir, dia meninggal ketika usianya 11 tahun menginjak 12 tahun. Usia yang belum baligh. Tentu saja dia masih suci, belum ternoda dan belum juga bertumpuk dosa seperti aku. Sungguh..aku yakin dia di surga kini menanti Ayah-Bundanya untuk berkumpul di sana? Itu cerita tentangnya, anak yang masih suci.

Bagaimana dengan aku kalau mati saat ini? Apa yang bisa aku banggakan? Bagaimana denganmu? Apakah kau sudah merasa “pantas” untuk bertemu Robbmu? Apakah Allah sudah pasti akan memanggil kita dari jauh dan menatap kita dengan senyum? Apakah kita akan masuk ke dalam lingkaran surga bersama kekasih Allah? Apakah kita…………..? apakah kitaaaaaaaaaa? Apakah akuu…………….?


Ya Robbi…bertubi-tubi pertanyaan melintas di pikiranku tentang akhir hidupku. Terkadang aku merasa agar dosaku tak semakin bertumpuk, ingin rasanya saat taubat seperti ini, sesegera mungkin aku bertemu denganMu. Namun…ada kalanya hamba masih ingin di sini. Menyemai pahala sebanyak-banyaknya, menghapus dosa hamba yang hitungannya sudah tak terukur. Ya Robbi….pantaskah airmata hamba menjadi penebus dosa selama hidup bertahun-tahun dengan dosa?

Masih ingatkah aib dan dosa-dosa yang kita lakukan, sobat? Masih ingatkah? Masih ingatkah bagaimana kau melanggar syariat Allah dengan sadar? Masih ingatkah kegalauan ketika kau bermaksiat sementara di tengah-tengahmu suara adzan berkumandang, anak-anak bersholawat pada Rasulnya? Masih ingatkah ketika kau menghambur-hamburkan uang dengan menonton, makan berlebihan, shopping yang jelas sekdar keinginan bukan kebutuhan sementara di samping kita begitu banyak anak-anak, orangtua peminta-minta yang kita abaikan saja? Ya Allah…………bagaimana kami mampu menghapus dosa-dosa kami ini?

Wahai diri….masih ingatkah engkau dengan masa kecilmu? Ketika engkau belum mampu berjalan, ayahmu dengan tenang dan sabar menatihmu hingga lengan mereka lelah namun mereka abaikan. Masih ingatkah bagaimana ibumu sedikit membelanjakan uangnya demi membayar uang sekolah kita? Dan apa balsanmu? Kau mengingkari janjimu dengan berbuat dosa setiap saatnya kini?

Masih ingatkah dengan peluh dan keringat ayahmu ketika pulang dari mencari nafkah? Masih ingatkah engkau dengan tangisan Ibu di tengah sepertiga malamnya sementara kita nyenyak tertidur? Sadarkah engkau wahai diri dengan pengorbanan jiwa, raga, fisik, do’a kedua orangtuamu? Apa yang mampu kau balas untuk mereka? Hal baik apa yang mampu engkau berikan sebelum wafatnya? Apa…? Apa…wahai diri?
Hanya segudang maksiat yang bisa kau pamerkan? Kau perbudak dirimu dengan kesenangan duniawi yang tak berujung….

Wahai diri..bagaimana kau akan merasakan nikmatnya iman sementara engkau masih bersenang-senang dengan kebathilan. Bagaimana kau akan merasa bahagia sementara kau diam saja melihat kemiskinan…
Ya Robb….mengapa pintu hati kami tertutup? Ya Robbi…masihkah kami bisa kembali kepadaMu??

Ya Allah…apa yang bisa kami bawa sepulang kami dari dunia ini? Malu kami rasanya.. bagaimana kami mampu melihat aib-aib kami dipertontonkan di hari perhitungan? Bagimana kami mampu memikul derita kami nanti di surga? Masih bisakah Engkau memaafkan kami hingga kami bersih sebersih-bersihnya? Ya Allah….ampunilah kami. Ampunilah…..

Ya Robbi..ini benar-benar jeritan hati kami. Jeritan hati seorang pendosa yang ingin bertaubat. Jeritan hati hamba yang lalai. Masih bisakah Engkau menuntun kami untuk ke jalan yang benar. Kami tidak ingin pulang kepadaMu dengan tangan kosong. Atau bahkan dengan tangan yang menggenggam lumpur dosa? Kami hanya ingin menghadapMu dengan wajah penuh rona cahay. Ingin kami hanya berkumpul dengan orang-orang sholih. Tak ingin kami mencicipi hawa neraka ya Allah…..sungguh ya Allah…

Ya Allah…kami mohon jaga kami. Tetapkan kami di jalanMu. Matikan kami dalam keadaan Khusnul Khotimah. Jadikan kami sebaik-baik umat di zaman kami, umat yang memberi manfaat. Umat yang senantiasa bertaubat, bukan ketika kami melakukan maksiat tapi juga dalam keadaan taat. Ya Robbi..terimalah permohonan kami….

 "Ya Tuhan, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta selamatkanlah kami dari siksa neraka." (QS. Al-Baqarah: 201).

#catatan menuju kematian
muhasabah diri.
  

Senin, 04 Februari 2013

English, #Sekedar Evaluasi


Tak terasa sudah 2 tahun aku berada di sekolahalam bintaro, sebuah yayasan pendidikan yang bertujuan mendidik anak menjadi pribadi yang berakhlak Robbani. Tak hanya anak sejatinya, sekolah ini pun menjanjikan (hanya dalam pengertian saya pribadi) untuk memperbaiki akhlak dan kecerdasan sang guru. Jadi, itulah alasan saya masih bertahan di sini, karena landasan sekolah ini benar dan tetap berlandaskan Al Qur’an dan Al Hadits.

Ketika di sini, kami mempunyai program bahasa inggris, program yang mengenalkan bahasa inggris lebih familiar di kalangan anak-anak wabilkhusus untuk fasilitator. Program ini telah berjalan kurang dari 3 tahun yang dipantau langsung oleh sebuah lembaga consultant “English Essential” yang digawangi oleh Miss Almara Ayuningtyas. Lembaga ini sangat concern sebenarnya, namun hasil yang kami peroleh saya rasa masih biasa-biasa saja. Kadang terasa stagnan, lebih lagi kadang merasa mundur satu langkah ke belakang.

Selama ini di sabin (sebutan sekolahalam bintaro) ada English Day setiap hari rabu. Guru diminta berkomitmen untuk speak English for everyone termasuk yang paling harus menjaga konsistensi ini adalah penanggungjawabnya. Namun…hasilnya tetap nihil. Sang penanggungjawab pun karena banyak kepentingan rapat, mengajar selain bahasa inggris dan lain sebagainya akhirnya tidak bisa komit untuk satu hal ini. Wajar saja…dan tidak bisa disalahkan.

Sebenarnya, apa sebabnya? Setelah saya telisik lebih jauh tentang program bahasa inggris ini ternyata ada hal mendasar yang seharusnya diperbaiki lebih cepat. Menurut saya pribadi setelah berbincang tentang program bahasa inggris di sekolah lain, seharusnya sabin mempunyai seorang yang menjadi icon  bahasa inggris. Anggaplah dia seorang konsultan + pengajar. Sehingga setiap anak, guru, bahkan orangtua akan tau dan sadar tentang hal ini. Sang konsultan ini stay di sabin selama 1 minggu penuh dan harus full English. Siapapun yang ingin bicara dengannya harus berusaha untuk berbicara bahasa inggris. Atau bisa dibuat slogan “no English, no service”. Dengan adanya sang icon  ini diharapkan aroma dan suasana bahasa inggris akan semakin kental terasa. Ini sekedar evaluasi dan harapan kami sebagai seorang yang cinta betul dengan sabin dan semua yang ada di dalamnya. Semoga tersalurkan… ^__^

So, don’t stop trying to speak English. English is skill , not knowledge. 
(Nafasyira)

Kamis, 31 Januari 2013

Mineral Oil, Where are you????


Rabu sore kemarin, 30 Januari 2013 aku bergegas untuk pergi ke apotek. Dengan perasaan cemas karena hari sudah mulai menginjak petang, aku langsung saja ambil tas mungilku buatan Bu Merka Nanda. Berharap tidak macet di perjalanan, aku terus seraya berdo’a. alhamdulillah..tidak lama kemudian aku mendapatkan angkot bertuliskan Jombang – Ciledug. Aku akan pergi ke arah Ciledug tepatnya menuju Apotek Century atau K24 yang berada di sebelahnya. Dengan penuh keyakinan….yang kucari pasti ada.

Akhirnya….tiba juga tepat di depan Apotek Century. Aku buka perlahan pintu masuknya dengan mendorongnya ke dalam. Dari dalam, petugas yang menjaganya tersenyum dan berkata, “ada yang bisa dibantu mbak?”
“iya mba, saya mau cari mineral oil. Ada?”
“mineral oil ya? Tunggu sebentar ya…” mbak petugas tersebut berjalan ke dalam, sepertinya akan tanya kepada orang lain.

Tak lama kemudian mbak yang tadi keluar bersama seorang perempuan yang terlihat lebih dewasa darinya.
“mau cari apa mba?”, tanya mba yang baru muncul.
“mineral oil mba”
“untuk apa?”
“untuk percobaan”
“maaf…kosong mbak”
“sedang habis mbak?” tanyaku
“bukan..memang tidak tersedia di sini”, jawab mbaknya sambil tersenyum
“ohh..terimakasih mbak”

Aku langsung berlalu keluar. Hmm…..di Century saja tidak ada, bagaimana di tempat lain??? Aku makin ragu. Tepat di sebelah apotek Century ada apotek juga. Apotek K24. Aku berharap di sana ada, amin…
Pintunya tertulis dua kata, dorong dan tarik. Aku memilih untuk mendorong karena pasti akan lebih mudah untuk mendorong daripada menarik. Sampai di dalam tidak ada yang menyapaku. Ada seoramg laki-laki namun dia biasa saja. Hmm….mau dibeli gak ni apotek ya? Aku langsung saja manyapanya.
“mas…ada mineral oil gak?”
“mineral oil mba?
“iya”
Si petugas laki-laki tersebut langsung berteriak memanggil temannya dari luar. “ada yang cari mineral oil, ada gak?”
Seorang perempuan keluar.
“cari apa mba?”
“mineral oil mba”, sahutku
“maaf..tidak ada”
Singkat, padat, jelas.
“ohh..yaudah, makasih ya…”

Huft…gak ada lagi. Dimana kau mineral oil? Bahkan wujudmu pun aku tak tahu….
Dan akhirnya aku mengubah rencana untuk kamis. Rencana dadakan yang alhamdulillah…..selesai juga.

Namun tetap penasaran. Mineral oil, seperti apa dirimu? And where are you???????????