Jumat, 30 November 2012

Janji Allah yang tiada pernah dusta

Cerita Cahaya...

Rabu, 28 November 2012
Aku bekerja hingga larut malam hari itu. Sebenarnya juga tak begitu larut namun bila dibandingkan dengan teman-teman asramaku yang lain aku yang paling malam tiba di rumah pasti. Sepulang dari tempat kerja pukul 5 sore aku langsung bergegas menuju ke tempat kerjaku selanjutnya. Ini sekedar kerja part-time, ya lumayanlah mengisi kekosongan dan kanotong. Heheee....
Lebih dari itu, aku sangat suka pekerjaanku ini. Sembari mengingat masa lalu dan merasa menjadi orang yang bermanfaat. Maka sedihnya ketika aku bekerja dengan setengah hati karena kelelahan.

Hari itu temanku milad, teman satu asramaku. Spesial pasti baginya hari itu seperti yang aku rasakan ketika tanggal 14 februari tiba. Terlintas untuk memberikan sebuah hadiah untuknya. Namun...ya Robb...aku benar-benar sedang tak banyak simpanan. Dan bilapun ada aku sedang menanbung, merencanakan yang lainnya. Bagaimana ini?? Entahlah...tanpa ada hitungan lagi aku langsung berbelok ke tempat yang lain sepulang dari tempat kerjaku yang kedua.

Sekitar pukul 8 aku naik angkot yang berlawanan dengan arah asramaku. Hmm....apa ya? aku pun bingung harus memberikan apa?Ketika aku sedang berada di dalam angkutan itu, aku melihat ada sebuah toko berisi boneka. Yap...mungkin ini alternative pilihan yang baik. Akhirnya aku turun. Aku langsung ke toko tersebut dan melihat-lihat boneka di dalamnya. Tidak banyak pilihannya memang, hanya ada 4 jenis. 2 basah terkena hujan..yach...kecewa...

Diantaranya keduanya, aku tak ada yang suka. Hmm..bagaimana ini, pikirku. Kuputuskan untuk memilih salah satu boneka yang sejatinya aku juga tidak suka. Apapun itu,aku ambil. Kutawar-tawar tak bisa juga padahal keadaan finansialku sedang pas-pasan. Tapi tidak apa-apa,kupersembahkan ini karena Allah. Mencintai saudaraku karena Allah.

Akhirnya kuberikan juga boneka itu. Entah dia suka atau tidak, kuharap suka. Namun dari ekspresinya, ia bahagia... ^_^
Selesailah perkara hadiah,aku bahagia.

29 November 2012
"Bu....sedang sibuk?"
"Tidak....ada apa,pak?"
"Ini...ada yang mau saya kasih. Kemarin saya mendapat apresiasi dari sekolah terkait video yang waktu itu. Hmm...sebenarnya saya malu mau kasihnya bu karena gak seberapa."
"Apa pak maksudnya,pak?"
"Ini, mohon diterima."
"Ohh..gak usah pak..."
"Saya lempar nanti kalau gak mau"
"Udah...saya gak bantu apa-apa kok, buat anaknya saja"
"Tolong diterima bu..."

Akhirnya, aku menerima juga. Setelah kubuka, subhanallah....
Nilainya hampir sama dengan harga boneka itu. Ya Robb...ini kedua kalinya aku secara sadar merasa menerima sebuah pembalasan rezeki dariMu. Baru kemarin aku mengeluarkan, langsung Kau ganti dengan yang serupa. Belum lagi nilai di akhirat nanti.

Inilah kisah indahku selama perenunganku berlangsung. Entah....keajaiban-keajaiban apa lagi yang akan aku peroleh di setiap harinya.....
Janji Allah..tak kan pernah dusta kepada hambaNya.

Saung elang
30 November 2012

Perenungan

Benar adanya, hidup ini hatilah yang berbicara. Sejauh mana kau melangkah bila hatimu tidak kau ikutsertakan maka semua akan terasa hampa.
Hidup butuh perenungan sejenak, instropeksi dan koreksi diri terhadap apa yang telah kita lakukan. Belum satu minggu ini, aku dalam lautan itu. Lautan perenungan. Awalnya aku terombang-ambing, merasa harus kembali ke tempat semula. Tapi inilah proses itu, sebuah proses dahsyat dalam sebuah perenungan terhadap Robbku. Perenungan tentang makna hidup. Tentang sebuah sebab akibat atas segala perilaku kita.

Kembali ke masa itu, 2 tahun yang lalu ketika semunya dimulai. Aku akan memulai seperti apa? sebuah rencana indah kubuat di kalaitu dengan tanpa adanya gesekan dari pengaruh manapun. Rencana indah yang kan kupersembahkan kepada Tuhanku juga kedua orangtuaku tersayang. Sebuah rencana yang bernilai ibadah tentunya. Bahkan bila waktu itu ku ampu berbicara pada langit mungkin ia akan segera melukis pelangi melihat kebahagiaanku. Bila bumi tahu akan maksud hatiku kala itu mungkin ia akan mengajakku bermain dengan keindahan alamnya.

Namun, hanya aku dan Robbku yang tahu. Saat itu, aku tak tahu tentang perenungan ini yang akan kujumpai setelah 2 tahun berlalu meskipun awalnya aku akan menduganya.
Sebuah perenungan akan sebab akibat perbuatan kita.
Perenungan ini,perenungan yang harus merubah kita menjadi pribadi dan insan yang menuju kesempurnaan.
Sebuah perenungan....

30 November 2012
Saung Elang.

Senin, 26 November 2012

Warnai Dunia Dengan Kata


WARNAI DUNIA DENGAN KATA

Fajar pagi ini
Memayungi langkah-langkah kecilku
Di tengah deru kesibukan sang hari
Aku...
Sang pemain kata
yang selalu bermimpi
Menghias dunia seindah telaga warna



Kulempar pandang ke langit
Kutemui berjuta kata di sana
Awan yang berarak
Mendung yang kelabu
Hujan yang perlahan membumi
Elang yang terbang
Hijaunya dedaunan
Langit yang tak jua membuatku bosan

Hei...lihatlah...
Alamku telah berbicara
Bagaimana dengan aku?
Masihkah berdiri mematung
Sekedar menatapnya?
Sekedar menunggu bait-bait keindahannya yang lain?
Di saat guratan sinar pagi menyapa
Saat siluet senja memerah saga
Kala rembulan menyempurnakan bulatannya
Kala kejora berpendar melawan lampu-lampu kota
Dan kala jeritan malam mengganti separuh hari yang hilang


Lihatlah kawan...
Tanganku telah menari
Bermain dengan ejaan kata tiada henti
Menghias dengan gambar di kanan dan kiri
Di atas lembar per lembar kertas putih
Lukisan pelangiku berbalut cahaya
Menorehkan seribu makna cerita cinderella
Melantunkan bait-bait nada kehidupan
Pelepas dahaga sang pengelana jalanan


Kawan..
Ini caraku berbicara pada langit
Bersahabat dengan bumi
Menceritakan keindahan mereka
Memamerkan kemegahan ciptaannya
Agar mampu terbaca dunia
"Dan IQRO' pun termaknai sempurna."

Kawan...
Kini...
Aku mampu berdiri dengan bangga
Saat ku mampu "WARNAI DUNIA DENGAN KATA".


28 November 2012




 

Jumat, 02 November 2012

Tuhan Sembilan Senti

(Taufiq Ismail)
Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok,
Di sawah petani merokok,
di pabrik pekerja merokok,
di kantor pegawai merokok,
di kabinet menteri merokok,
di reses parlemen anggota DPR merokok,
di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok,
hansip-bintara-
perwira nongkrong merokok,
di perkebunan pemetik buah kopi merokok,
di perahu nelayan penjaring ikan merokok,
di pabrik petasan pemilik modalnya merokok,
di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,
Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im
sangat ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,
Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,
di ruang kepala sekolah ada guru merokok,
di kampus mahasiswa merokok,
di ruang kuliah dosen merokok,
di rapat POMG orang tua murid merokok,
di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya
apakah ada buku tuntunan cara merokok,
Di angkot Kijang penumpang merokok,
di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk
orang bertanding merokok,
di loket penjualan karcis orang merokok,
di kereta api penuh sesak orang festival merokok,
di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok,
di andong Yogya kusirnya merokok,
sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,
Negeri kita ini sungguh nirwana
kayangan para dewa-dewa bagi perokok,
tapi tempat cobaan sangat berat
bagi orang yang tak merokok,
Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru,
diam-diam menguasai kita,
Di pasar orang merokok,
di warung Tegal pengunjung merokok,
di restoran di toko buku orang merokok,
di kafe di diskotik para pengunjung merokok,
Bercakap-cakap kita jarak setengah meter
tak tertahankan asap rokok,
bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun
menderita di kamar tidur
ketika melayani para suami yang bau mulut
dan hidungnya mirip asbak rokok,
Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul
saling menularkan HIV-AIDS sesamanya,
tapi kita tidak ketularan penyakitnya.
Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya
mengepulkan asap rokok di kantor atau di stopan bus,
kita ketularan penyakitnya.
Nikotin lebih jahat penularannya
ketimbang HIV-AIDS,
Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia,
dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu,
Bisa ketularan kena,
Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok,
di apotik yang antri obat merokok,
di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok,
di ruang tunggu dokter pasien merokok,
dan ada juga dokter-dokter merokok,
Istirahat main tenis orang merokok,
di pinggir lapangan voli orang merokok,
menyandang raket badminton orang merokok,
pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok,
panitia pertandingan balap mobil,
pertandingan bulutangkis,
turnamen sepakbola
mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok,
Di kamar kecil 12 meter kubik,
sambil ‘ek-’ek orang goblok merokok,
di dalam lift gedung 15 tingkat
dengan tak acuh orang goblok merokok,
di ruang sidang ber-AC penuh,
dengan cueknya,
pakai dasi,
orang-orang goblok merokok,
Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im
sangat ramah bagi orang perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup
bagi orang yang tak merokok,
Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru,
diam-diam menguasai kita,
Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh,
duduk sejumlah ulama terhormat merujuk
kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa.
Mereka ulama ahli hisap.
Haasaba, yuhaasibu, hisaaban.
Bukan ahli hisab ilmu falak,
tapi ahli hisap rokok.
Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka
terselip berhala-berhala kecil,
sembilan senti panjangnya,
putih warnanya,
ke mana-mana dibawa dengan setia,
satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya,
Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang,
tampak kebanyakan mereka
memegang rokok dengan tangan kanan,
cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri.
Inikah gerangan pertanda
yang terbanyak kelompok ashabul yamiin
dan yang sedikit golongan ashabus syimaal?
Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu.
Mamnu’ut tadkhiin, ya ustadz.
Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz.
Kyai, ini ruangan ber-AC penuh.
Haadzihi al ghurfati malii’atun bi mukayyafi al hawwa’i.
Kalau tak tahan,
Di luar itu sajalah merokok.
Laa taqtuluu anfusakum.
Min fadhlik, ya ustadz.
25 penyakit ada dalam khamr.
Khamr diharamkan.
15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi).
Daging khinzir diharamkan.
4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok.
Patutnya rokok diapakan?
Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz.
Wa yuharrimu ‘alayhimul khabaaith.
Mohon ini direnungkan tenang-tenang,
karena pada zaman Rasulullah dahulu,
sudah ada alkohol,
sudah ada babi,
tapi belum ada rokok.
Jadi ini PR untuk para ulama.
Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok,
Lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan,
jangan,
Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini.
Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu,
yaitu ujung rokok mereka.
Kini mereka berfikir.
Biarkan mereka berfikir.
Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap,
dan ada yang mulai terbatuk-batuk,
Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini,
sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok.
Korban penyakit rokok
lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas,
lebih gawat ketimbang bencana banjir,
gempa bumi dan longsor,
cuma setingkat di bawah korban narkoba,
Pada saat sajak ini dibacakan,
berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita,
jutaan jumlahnya,
bersembunyi di dalam kantong baju dan celana,
dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna,
diiklankan dengan indah dan cerdasnya,
Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri,
tidak perlu ruku’ dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini,
karena orang akan khusyuk dan fana
dalam nikmat lewat upacara menyalakan api
dan sesajen asap tuhan-tuhan ini,
Rabbana,
beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.

sumber : 

Jum'at barokah

Sejauh apa kau memandang langit, sejauh itu pula tinggi anganmu.
Jum'at pagi yang tiba-tiba ada sesuatu yang menggerakkan langkah ini menjadi terpacu lebih cepat. Melihat segala hal menjadi satu. Tak ingin melihat hal yang tak berguna, tak ingin membiarkan hal berntakan tanpa ada ujungnya.
Jum'at yang memang penuh semangat...

Pagi ini membaca Firman Allah yang begitu istimewa dan mengena di hati
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyeru kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah” .
(Qs. Ali Imran: 110).
Subhanallah....Begitu istimewanya terlahir sebagai manusia. Makhluk Allah terbaik yang diciptakan untuk seluruh makhluknya. Namun selama ini jiwa dan raga ini tak merasa menjadi yang paling spesial. Masih saja melakukan hal-hal tak berguna demi kesenangan duniawi. Masih saja mencari perhatian dari makhluk lain yang sebenarnya amat sangat biasa. Bagaimana bila dibandingkan dengan Allah, Robbku yang menciptakan?
Ya Robb...begitu hinanya kami di hadapanMu.

Jum'at semangat penuh barokah. Semoga 'kan menjadi jum'at yang bermanfaat. Amiin..