Minggu, 24 Agustus 2014

nomaden #1

Kembali ke laptop….hehee

Akhirnya, ada waktu lagi buat maenan blog. Blog yang makin adem ayem aja dari tulisan inspirasi perjalanan seorang anak manusia. Sempat blogwalking ke beberapa blog orang yang mensinspirasi. Tentang kejujuran mereka tentang kehidupannya, dan akhirnya catatan hidupnya pun menginspirasi. Tanpa ditutupi, ya this is me. Mungkin begitu arti mereka sesungguhnya. Akhirnya saya sempat menyimpulkan, jujur pada diri sendiri itu rasanya adil ya. Tidak membohongi hati sanubari…

Ahh malam ini aku masih bersama keluarga kecilku, suami dan sang khubeb yang sedang tertidur pulas. Bahagianya melihat mereka bahagia di sisiku. Duuh…mulai lebay dahh…xixiiii

Saat ini aku masih menjadi manusia nomaden. Yup..belum ada tempat tinggal tetap. Asyik juga tapi walau kadang repot pas mesti pindahan dan packingnya. Sedari kecil dulu ikut orangtua di lampung sampe SMA masih serumah. Baru pas kuliah semester 1-6 aku mulai ngekost. Hmm…ngekost juga kerjaannya bolak-balik rumah. Hihiiii..
Alhasil lepas kuliah terus merantau ke bintaro agak kaget juga. Yang biasanya celingak celinguk ujug-ujug lihat bapak ibu, ini mesti nunggu 1-2 bulan baru ketemu, hiks..
Tapi itulah pilihan, jadi harus ditanggung konsekuensinya. Right?

Alhamdulillah, maret 2013 aku menikah dengan orang yang sangat baik (luv u suamiii..), langsung saat itu juga aku pindah ke kontrakannya. Rumah bedang petak 3 di daerah serua, ciputat. Lumayan jauh dari tempat ku kerja di bintaro memang tapi Alhamdulillah nyaman. Di situlah banyak kenangan bersamanya..duh..duhh..hehee

Yap tapi bener banget. Aku mulai merasakan capeknya jadi wanita pekerja ya di kontrakan itulah. Full service 24 jam untuk diri sendiri + suami + sekolah. Secara baru nikah pasti mau semuanya tampil yang sempurna di hadapan suami. Jadi jujur, aku memaksakan untuk tetap menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh suami. Masak untuk sarapan, juga makan malam. Bisa dibayangkan aja masuk kerja jam 7.30 dan pulang pukul 16.00 (kalo ga banyak kerjaan) tapi aku masih sempat masak 2x. itu pun kadang sorenya sepulang dari sekolah, aku masih ke pasar ciputat untuk belanja. Maknyooss kan…hee
Tapi kepuasan diri itu yang aku rasakan. Dan itu gak terbeli dengan apapun. Melihat suami makan dengan lahap, ya Allah rasanya….meleleh hati ini.

Back to kontrakan. Ukuran kontrakan itu 3m x 10m = 30m2. Kecil banget dibandingkan rumah bapak di lampung atau rumah mamah mertua. Tapi ya untuk berdua itu lebih dari cukup lah. Terdiri dari 10 bedengan, kontrakan kami ada di nomor 4 dari depan. Kontrakan itu memanjang dan menghadap ke barat. Jadi kalau pagi adeeeem bangeet. Menjelang jam2-4 puanaaaasnya mantap. Tapi tetap bersyukur, jemur siang masih bisa kering. Hhee
Di beranda depan ada tanah sebagai jalan para kontraktor (keren ya sebutannya) yang biasa juga buat jemur pakaian. Pas mau masuk rumah, ada beranda kecil, bisa buat duduk-duduk. Biasanya kupakai untuk ngajar ngaji anak-anak yang orangtuanya ngontrak di sekitar kontraakan kami. Masuk ke dalam ada ruang depan. Kami bilang bisa buat ruang tamu, isinya buku-buku yang tertata di lemari buku. Ada 3 lemari buku di sana, kurang sich sebenarnya karena masih banyak yang numpuk-numpuk. Ada juga sepeda 2 buah milikku dan suami yang biasa buat kami olahraga pagi sebelum hamil. Ada juga box container 2 buah. Terus ada rak sepatu. Hmm….padet banget deh. Jadi kalo ada tamu dateng ya mesti geser sana sini.

Masuk ke ruang kedua ada kamar kami. Kami sebut demikian. Meski ga ada pintu pembatas diantara 2 ruang, kami menikmatinya. Di kamar ini ada meja computer beserta computer dan teman-temannya. Ada 1 lemari container milik suami juga ada 1 lemari baju yang kubawa dari bintaro. Yang juga memenuhi kamar adalah 1 ranjang ukuran nomor 2. Juga keranjang tempat baju abis dicuci. Hmmh…makin padet.
Mudur ke ruangan ke 3 yang super padeeet ada ruang dapur + kamar mandi yang dibatasi pintu. Di ruang ini luaaar biasa berdesakan barang-barangnya. Ada mesin cuci, kulkas, satumeja yang diatasnya ada kompor gas + magic com. Di bawah meja ada gas. Di pojok kiri ada lemari makan yang lumayan besar. Dan ada meja kecil yanbg di atasnya ada tempat rak piring selepas cui piring. Hmmh….subhanallah ya mereka ga rebut meski bersesakan.
Dan di dalam kamar mandinya sendiri jelas ada ember-ember, bak mandi juga perlengkapan mandi.

Kaget awalnya, baru masuk kontrakan ini. Yang paling aku bingung ketika itu adalah soal masak. Waduh..kalo masak, asapnya ke kamar donk. Kebetulan aku hobi masak. Awal-awal keki, tapi lama-lama disyukuri. Alhamdulillah masih bisa masak.
Perjalanan di kontrakan itu bagiku ga lama. Hanya 9 bulan saja. Kontrakan itu penuh sejarah. Aku pernah hamil 2x di tempat itu. Yang pertama keguguran. Dan yang kedua Alhamdulillah aku bisa menjaganya hingga lahir dan berusia 5,5 bulan saat ini.

Kontrakan di serua..buat kangen sebenarnya. Lingkungan yang cukup adem dengan kehidupan orang-orangnya yang masih cukup sederhana. Ditambah aku mampu mengamalkan ilmuku dengan mengajar ngaji. Tapi hidup itu dinamis. Dan aku mengalami itu. Aku harus berpindah di usia kehamilanku yang menginjak 7 bulan. Alhamdulillah ‘ala kulli hal.
Kontrakan serua, ciputat…sebuah memory….

Harusnya ada fotonya ya biar kelihatan lebih otentik…hehe. Lain kali kalau ada waktu mampir ke sana, tambahin deh… ^_^

Sabtu, 23 Agustus 2014

Kamis, 10 Juli 2014

Palestina, apa kabarmu di sana?

Palestina…

Palestina, apa kabarmu di sana?
Bagaimana Romadhonmu di sana?
Kami di sini baik, bahkan sangat baik
Meski Romadhon, kami sangat sibuk
Sibuk dengan dunia kami yang tak ada habisnya

Palestina, apa kabarmu di sana?
Bagaimana puasamu di sana?
Ku dengar di sana tak ada lagi makanan tersedia
bila kau di sana tak mampu lagi sahur dan berbuka
kami di sini justru sedang menyusun menu teristimewa
menjadwalkan buka bersama di restoran ternama
belanja lauk pauk beraneka warna
bahkan seringkali makanan kami tersisa

palestina, bagaimana dengan romadhonmu di sana?
Apakah kau sudah kholas 1 juz hari ini?
Kami masih sibuk mengejarnya, wahai palestina
Tak jarang mengejar hingga batas waktu tiba
Bahkan tajwid pun kadang jadi terlupa

Palestina, apakah kau bangun tengah malam untuk munajat padaNya?
Haaaah, palestina…
Kami ternyata lebih suka nonton piala dunia
Bagaimana bisa kami bermunajat, palestina?
Sedang suara televisi lebih menggugah selera
Bahkan tak jarang kami alpha hingga shubuh tiba
Ah, mungkin kau bertanya
Setelahnya, kau akan berdzikir bukan?
Hmmmh, kami tertidur setelahnya, palestina

Palestina, bagaimana malammu di sana?
Gelapkah? Mengeluhkan engkau?
Kami di sini pun gelap karena listrik yang enggan menyala
Dan sumpah serapah kami lontarkan karenanya

Palestina, bagaimana kabar anak-anak di sana?
Anak-anak kami sangat bahagia dengan mainan baru mereka
Lebaran nanti pun akan kami belikan baju dan sepatu baru
Kami juga akan mengajak mereka jalan-jalan ke tempat yang baru

Palestina, bagaimana persiapan lebaran kalian?
Hmm…kami masih sibuk dengan belanja
Sebentar lagi akan lebaran bukan?
Tentu saja kami menyiapkan baju lebaran dan seragam keluarga
Menyiapkan resep kue terlezat
Menyiapkan tabungan untuk masak-masak
Ah palestina, sungguh uang kami habis
Untuk mempersiapkan lebaran ini

Palestina..
Di sini tak ada bom
Tak ada meriam
Tak ada kelaparan
Tak ada penderitaan
Tak juga ada tangisan kesedihan
Tapi kami masih saja gontok-gontokan
Main hujat-hujatan
Makan kekenyangan
Tidur terus-terusan
Tarawih malas-malasan
Tilawah pun jadi enggan
Sedekah penuh paksaan, di sisa-sisa belanjaan
Rindu ramadhan kami bisa jadi pura-puraan

Palestina, ini negeri kami
10 juli 2014
Ruang Sunyi.




Inikah negeriku (Indonesia)?

Marah, sedih, kesal, muak, jijik…..
Aaarrrrghhh….
Ya Allah….

Demokrasi yang mereka agung-agungkan lagi-lagi mereka nodai sendiri. Beginikah cara mereka hidup? Menghalalkan segala cara untuk suatu ambisi yang mereka inginkan? Sungguh….terlaknatlah mereka dengan kecurangan mereka, terpelesetlah mereka dengan segala tipu daya dan makar yang mereka buat. Karena sungguh..makarMu lebih hebat ya Allah.

Ya Allah, ini Indonesia, negeriku
Negeri dengan rahmat berpenduduk 250 juta jiwa
Negeri dengan rahmat kekayaan alam yang luar biasa
Negeri dengan rahmat pulau-pulau tersebar di mana-mana
Negeri dengan rahmat muslim terbanyak di dunia
Tapi apa?
Kami jauh dari rasa syukur
Kami jauh dari rasa makmur
Kami terperosok dalam kebodohan
Terperangkap dalam kemiskinan

Ya Robbi..inikah negeriku?
Yang rakyatnya sengsara
Tapi penguasa berfoya-foya

Ya Robbi..inikah negeriku?
Yang mereka bisa korupsi milyaran
Sedang lainnya tak bisa makan

Ya Robbi..inikah negeriku?
Yang kekayaannya melimpah ruah
Namun tak membawa berkah

Ya Robbi..inikah negeriku?
Negeri penuh bencana, apakah karena banyak dosa dari kami ya Robb?
Negeri penuh kekerasan, apakah karena hukumMu kami nafikan ya Robb?
Negeri yang penuh dengan kemunafikan, kebohongan, kedustaan, penghianatan, kedzoliman
(mungkin) karena kami jauh dari kitabMu, Al Qur’an ya Robbii.. L

Inilah negeriku ya Robb….kini..
Entah esok atau lusa,
Mungkin negeri ini akan mulai berbenah
Atau justru makin menyebar fitnah

10 juli 2014
Ruang sunyi.

Rabu, 25 Juni 2014

Haruskah memperjuangkan ngASIX?

Lama-lama kesentil juga nih liat emak-emak yang rajin blogging. Karena urusan baby masih kecil jadi gak pernah nulis lagi deh, heheee
Setelah blogwalking ke lapak tetangga, akhirnya ide mulai bermunculan. Dari pengalaman jaman dulu sebelum merid sampe udah punya anak satu, hehehee. Tapi kali ini mau cerita tentang pengalaman pertama menyusui. Yuk disimak..

Tepat satu tahun pernikahan kami, lahirlah bayi mungilku tercinta. Alhamdulillah..sebuah kado terindah ketika itu. Yes...i'm being mommy!! Bahagiakah? Tentu. 9 bulan menunggu, ternyata mendapat hadiah dan kejutan yang luar biasa... Alhamdulillah wasyukurilah..

Pertama jadi seorang ibu, bingung gak sih? aku masih bingung banget. Walaupun ketika hamil sudah baca artikel seabreg-abreg (lebaaay....heee) dan nanya kemana-mana, tetep aja pas udah bener-bener jadi ibu masih aja bingung. Ketika itu, aku lahiran di RS Permata Pamulang. Alhamdulillah, rumah sakit ini pro ASI banget. Jadi, pas banget baru lahir, langsunglah aku diminta untuk IMD. Ketika IMD itu memang dede bayi belum bisa meraih puting. But, It's ok lah, kita bisa coba lagi.

Aku melahirkan pukul 13.55 waktu setempat. Sampai pukul 01.00 dini hari tanggal 5 maret aku masih di sana. Selama lebih kurang 35 jam aku di rumah sakit, para bidan dan perawatku cukup profesional melayani aku. Selain pelayanan yang mencakup pemeriksaan rutin tensi darah padaku, aku pun merasa cukup diperhatikan terkait proses menyusui. Mereka yang membantuku pertama kali memijat payudara dan membersihkan puting agar asi dapat keluar banyak. Mereka juga support banget ketika asiku macet. Dan selalu bilang,
no sufor ya mom. Bayi bisa bertahan 3x24 jam kok walaupun tidak kita susui.”

Hingga 35 jam pertama asiku masih saja sedikit. Hanya 1-2 tetes ketika aku mencoba memerahnya.Sedih sekali rasanya. Terbayang juga sih apakah anakku mampu bertahan dengan tanpa minum? Kalau inget kata perawat di rumah sakit itu jadi lega juga. Namun ternyata Ibuku yang juga menungguiku di rumah sakit sama galaunya. Beliau menganjurkan untuk memberi sedikit saja air putih atau madu agar bayiku tidak kehausan. Namun..kujawab dengan tidak. Kuberi penjelasan sedikit walaupun seakan-akan menggurui jadinya. L bagaimana tidak, ibuku sudah melahirkan 5 anak yang semuanya baik-baik saja sampai sekarang?
Beliau bilang, “ dulu kalau bayi pertama lahir dikasih air kelapa muda, gak papa kok” dikasih madu juga boleh.” Jelasnya.
Aduh…tapi aku tak mau anakku minum selain asi. Janjiku dari sejak mengandung, dia harus mendapat full ASI Eksklusif. Yah..lama-lama ibuku mengalah juga.

Sesampai di rumah, 3 hari pertama asiku masih juga belum lancar. Ya Allah harus bagaimana ini? Galau tingkat tinggi…
Ibuku lagi-lagi menyuruhku untuk memberi asupan lain selain asi. Hwaa…makin galau..
Namun ibuku juga usahanya hebat sekali. Kalau si dede ga mau minum, ibuku mendorong dan menekan mulut dede agar mau menyusu. Karena dede suka gak mau buka mulutnya. Dan kalau menyusu kemudian asinya ga keluar, dia mulai menutup mulut dan menjauh. Waaah…itu buat aku makin frustasi. Belum lagi kalau siang menjelang sore badannya mulai anget. Aku mencoba memerah sampai banjir keringat. Ketika berusaha menyusui pun begitu. Rsanya seperti mandi keringat…

Rasa galauku makin memuncak di hari ke 4. Ibu mertuaku datang. Aku sudah mengira kalau pemikirannya sama dengan ibuku. Karena beberapa hari sebelumnya sering menelepon dan menanyakan asiku.
“kalau belum lancar, kasih sufor aja.”, beliau bicara di telepon
“Deg-deg an juga, pasti dede akan disuruh minum selain asi.”, batinku
 Ya memang benar, beliau memintaku untuk memberinya susu formula.
“wah…badannya anget. Kurang cairan itu.”, ujar mertuaku.
“itu asimu juga dikit banget netesnya. Dikasih sufor aja. Nanti juga mau lagi kalau asi udah keluar.”, sambungnya.
Aku tak mampu menjawab banyak. Lebih baik diam saja sambil kekeh gak mau kasih sufor. Sungguh…harus berjuang berat demi ngASIX ini.

Aku tahu apa yang dilakukan oleh ibu dan ibu mertuaku dengan tujuan baik. Tapi bagaimana? Aku tahu yang seharusnya kulakukan bukan? Aku mencoba sabar dan diam walau kadang menangis.  Semua kuserahkan ke suamiku. Ya mungkin aku hanya mmapu untuk mengadu pada suami yang Alhamdulillah dia sangat support aku untuk full asix. Hingga 4 hari pertama sore, asi masih saja setetes dua tetes. Padahal setiap hari aku bisa makan sayur 1-2 ikat bayam/kangkung/sawi caisin. Belum lagi tambah buah, sari kurma, madu, habbatus sauda. Air putih juga 2 liter bahkan lebih..
4 hari….masih setetes demi setetes asi yang keluar…hiks..

Namun Alhamdulillah…menginjak malam. Asiku mulai banyak. Aku mencoba memerahnya, dan keluar terus menerus. Ya Allah alangkah bahagianya aku. Perjuanganku untuk asix ke anakku bisa terwujud. Semoga sampai benar-benar 6 bulan.

Sedih rasanya melihat ibu-ibu yang tidak mau menyusui anaknya dengan alasan repot, ga keluar banyak (padahal juga belum mengusahakan). Bahkan di desa ku saja sekarang (waktu pulang kampung jadi tahu..), para ibu muda banyak yang memberikan anaknya sufor. Yah macam-macam lah alasannya. Syukurnya ibu muda di perkotaan sudah banyak yang sadar dan mulai menyadarkan lingkungannya untuk memberikan asi eksklusif. Sampai working mom pun semangat sekali dengan menyediakan asi perah untuk anaknya.

Btw, kita kupas sedikit ya tentang asi. Sudah banyak yang tahu memang tapi gak ada salahnya untuk kita kaji kembali.
Apa pengertian asi itu sebenarnya?
ASI eksklusif adalah bayi hanya diberikan ASI, tanpa diberi tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, bahkan air putih sekalipun. Selain tambahan cairan, bayi juga tidak diberikan makanan padat lain, seperti: pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, tim dan lain-lain. Pemberian ASI eksklusif dianjurkan untuk jangka waktu minimal empat bulan dan akan lebih baik lagi apabila diberikan sampai bayi berusia enam bulan (Utami Roesli, 2001).

Sebenarnya apa alasannya bayi harus diberikan asi eksklusif?

Yang pertama saya sebagai muslim memegang pedoman yang sudah tertera di al quran. Yaitu di Q.S.Al Baqoroh:233
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Al-Baqarah: 233).
ASI adalah  haknya anak kita bukan?

Secara medis juga telah dijelaskan beberapa pentingnya asi untuk bayi. Diantaranya
Berikut manfaat ASI untuk bayi
1.       Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya
2.       Pada umur 6 sampai 12 bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi, karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi. Guna memenuhi semua kebutuhan bayi, perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
3.       Setelah umur 1 tahun, meskipun ASI hanya bisa memenuhi 30% dari kebutuhan bayi, akan tetapi pemberian ASI tetap dianjurkan karena masih memberikan manfaat.
4.       ASI disesuaikan secara unik bagi bayi manusia, seperti halnya susu sapi adalah yang terbaik untuk sapi
5.       Komposisi ASI ideal untuk bayi
6.       Dokter sepakat bahwa ASI mengurangi resiko infeksi lambung-usus, sembelit, dan alergi
7.       Bayi ASI memiliki kekebalan lebih tinggi terhadap penyakit. Contohnya, ketika si ibu tertular penyakit (misalnya melalui makanan seperti gastroentretis atau polio), antibodi sang ibu terhadap penyakit tersebut diteruskan kepada bayi melalui ASI
8.       Bayi ASI lebih bisa menghadapi efek kuning (jaundice). Level bilirubin dalam darah bayi banyak berkurang seiring dengan diberikannya kolostrum dan mengatasi kekuningan, asalkan bayi tersebut disusui sesering mungkin dan tanpa pengganti ASI.
9.       ASI selalu siap sedia setiap saat bayi menginginkannya, selalu dalam keadaan steril dan suhu susu yang pas
10.   Dengan adanya kontak mata dan badan, pemberian ASI juga memberikan kedekatan antara ibu dan anak. Bayi merasa aman, nyaman dan terlindungi, dan ini mempengaruhi kemapanan emosi si anak di masa depan.
11.   Apabila bayi sakit, ASI adalah makanan yang terbaik untuk diberikan karena sangat mudah dicerna. Bayi akan lebih cepat sembuh.
12.   Bayi prematur lebih cepat tumbuh apabila mereka diberikan ASI perah. Komposisi ASI akan teradaptasi sesuai dengan kebutuhan bayi, dan ASI bermanfaat untuk menaikkan berat badan dan menumbuhkan sel otak pada bayi prematur.
13.   Beberapa penyakit lebih jarang muncul pada bayi ASI, di antaranya: kolik, SIDS (kematian mendadak pada bayi), eksim, Chron’s disease, dan Ulcerative Colitis.
14.   IQ pada bayi ASI lebih tinggi 7-9 point daripada IQ bayi non-ASI. Menurut penelitian pada tahun 1997, kepandaian anak yang minum ASI pada usia 9 1/2 tahun mencapai 12,9 poin lebih tinggi daripada anak-anak yang minum susu formula.
15.   Menyusui bukanlah sekadar memberi makan, tapi juga mendidik anak. Sambil menyusui, eluslah si bayi dan dekaplah dengan hangat. Tindakan ini sudah dapat menimbulkan rasa aman pada bayi, sehingga kelak ia akan memiliki tingkat emosi dan spiritual yang tinggi. Ini menjadi dasar bagi pertumbuhan manusia menuju sumber daya manusia yang baik dan lebih mudah untuk menyayangi orang lain. 

Sabtu, 21 Juni 2014

warna warni ekspresi khubaib yang lucuuuu


Ananda khubaib saat dijemur..






 

   
 





usia 0-3 bulan ananda khubaib

Ananda Khubaib dari waktu ke waktu





















senyuman pertama mu (ananda)

moment indah itu biasanya terjadi saat pertama kali. Tentang apa? apa saja...
Apalagi untuk anak bayi. Bahkan moment pertama kali pup dan pipis aja sangat indah bagi orangtuanya...heheee

Lagi-lagi ini tentang mujahid kecilku. Tidak akan ada habisnya jika menceritakan tentangnya. Perkembangan dari hari ke hari. Maa Syaa Allah..nak, sungguh takjub bunda melihatmu.

Kalau kemarin sudah bunda ceritakan bagaimana ananda lahir di dunia dan gambarmu pertama kali kami ambil, ini ada moment dimana ananda tersenyum pertama kali (walau saat tidur)
hmm.....so sweet....^^

Rabu, 18 Juni 2014

Khubaib Al Arsyad

Alhamdulillah.... wasyukurilah
buah hatiku telah lahir ke dunia. Sesuai dengan diskusi aku dan suami, maka namanya adalah khubaib al arsyad.

Hmm....jujur saja, pertama dengar nama khubaib aku langsung berpikir, "asing banget ya nama ini. arab banget", hehee
Nama khubaib adalah pilihan dari suamiku tercinta, I Putu Adi Widhiartha. Apa sebab? Ini nih yang harus dijelaskan kenapa namanya Khubaib. 

Btw, sebelum anakku lahir, suamiku membaca-baca buku. Juga mencari-cari nama tentunya. Nah, ketika itu dia menemukan ada nama khubaib bin 'Adi. Beliau adalah sahabat Rasul yang subhanallah mempunyai hidup yang luar biasa. Dari perjuangan hidup hingga akhir hayatnya. Lain kali kita ceritakan ya..

Berhubung suami ada nama Adi nya, dan itu memang panggilannya. Maka diambillah nama khubaib untuk anaknya kelak. Hmm,,,menurutku agak aneh ketika itu..hehee
dan awalnya suami hanya mau namnya khubaib. just Khubaib. Atau Khubaib bin Aadi. Uh...pendek banget bukan? Terus..mikir juga, manggilnya gimana ya? panjang kan kalau harus 3 suku kata. 

Namun akhirnya dengan diskusi panjang dan lobi (gayanyaaa...), aku boleh menambahkan nama di belakang khubaib. Yaitu Al arsyad. yang artinya cerdik. Kelak, do'aku, buah hatiku ini, mujahidku ini akan menjadi pejuang Allah yang cerdik (cerdas, pintar, cepat berpikir, tegas, hebat )..heheee
Semua orangtua pasti ingin menginginkan anaknya jadi yang terbaik. ^_^

Khubaib Al Arsyad, itu adalah pemberian ayah dan bundamu, nak. Pemberian atas nama kasih sayang, harapan, do'a, cita-cita, keinginan, yang tujuan akhirnya hanya mengharap Ridho Allah. 
Jadilah anak yang sholeh ya sayang....
Ayah Bunda mencintaimu...


Kelahiran Mujahid Kecilku

Cahaya itu makin lama makin mendekat….
Dan kini, ia hadir. Semakin mencerahkan ruang kehidupan kami..
You, khubaib al arsyad


Sabtu, 1 mei 2014 pukul 11:30.
Dari dalam kamar mandi, aku panggil-panggil suamiku dengan keras.
 “Ada apa”? tutur suamiku ketika itu.
Ya Allah, bahagia sejujurnya aku. Namun ada takut menyelimuti. Sehabis buang hajat, aku melihat ada lendir darah bercampur dengan cairan kental warna putih di underwarku. Itukah tandanya bahwa malaikat kecilku ini akan lahir? Sebelum-sebelumnya aku sudah banyak membaca dan bertanya tentang tanda-tanda awal kelahiran. Ada yang menyebutkan bahwa ada lendir darah berwarna pink yang keluar, ada juga pecah air ketuban atau rasa mulas di area perut dan sekitarnya.

Dan…hari ini aku mengalaminya. Alhamdulillah wasyukurillah. Meski lendir darah keluar, aku tidak merasakan sakit di bagian perutku. Masih biasa saja. Akhirnya kami putuskan hari itu  akan ke bidan terdekat untuk periksa. Pukul 2 siang, kami ke bidan. Sesampainya di sana, bidannya sedang pergi ke Batan Indah. Hmmh…kecewa rasanya. Namun Alhamdulillah, mbak yang ada di rumah tersebut langsung merespon dengan sangat baik. Dia bertanya perihal mengapa kami ingin menemui bidan Bu Parwito. Kami ceritakan kronologisnya. Mbak itu pun paham. Langsung saja, dia menelpon Bu Parwito dan menyambungkan kepadaku. Aku ceritakan kepada Bu Parwito bahwa aku telah  mengeluarkan lendir darah berwarna pink. Bu Parwito pun menjawab dengan antusias. Beliau bilang, iya tunggu saja. Beliau akan langsung pulang ke rumah.

Kami mencari makan siang hari itu, sambil mengira-ngira kedatangan Bu Parwito. Wah ternyata kami sampai di rumah Bu Parwito, beliau sudah menunggu. Tanpa berlama-lama lagi, Bu Parwito langsung memeriksaku. Beliau memriksa bagian perutku. Dan kemudian beliau akan melakukan periksa dalam. Akan melihat apakah aku sudah mulai ada pembukaan atau belum. Deg…aku takut mendengar akan periksa dalam. Benar saja. Ketika beliau akan mulai memeriksa, aku mulai berkeringat. Takut..entah kenapa. Akhirnya Bu Parwito bilang jangan takut karena bias semakin sakit kalau aku tidak rileks. Hwaah cukup lama proses itu. Walau pada akhirnya berhasil juga. Rasanya…lumayan sakit. Ini kali kedua aku periksa dalam. Perasaanku saat diperiksa, takut sakit, risih, malu, campur aduk lah. Oh iya, hasil pemeriksaannya, aku sudah mau bukaan 1. Bu Parwito bilang aku mennati saja hingga nanti saatnya sakit di perutku sudah mulai 5 menit sekali. Alhamdulillah..

Sore ini aku mulai merasakan mules di perut dan bagian bawahnya. Masih jarang-jarang tapi rasanya gak nyaman. Kebetulan pecan ini adalah jadwal aku harus periksa lagi ke dr. Tety, maka aku dan suami akan ke rumah sakit malam itu. Namun sorenya, aku masih bias pergi kondangan lhoh…hehee. Walau agak sempoyongan karena pake high heel, akibat enggak ada sandal yang lain. Hahaa..

Sampai di rumah sakit langsung ditimbang dan tensi. Tensi normal dan beratku waaaaw, 65,5 kg… fantastis!! Ini berat tertinggi yang pernah kumiliki..huhuuu. subhanallah…ternyata antrian panjang banget. Lupa dapat nomor berapa, 10 seingatku. Ya Robb…jam berapa bias consult dengan dokternya? Akhirnya karena malas menunggu (kami tau dr ini cukup lama pemeriksaan 1 pasien nya), kami menuju Serua. Hahaa… ada-ada saja. Kami ke tempat Bidan Lilis yang dulu dari usia 0-7 bulan memeriksa kandunganku. Senangnyaaa….sesampainya di sana, kami disambut dengan sangat baik. Bahkan bidan Lilis mengatakn kalau pagi harinya, dia masih membaca rekapan buku tentang aku. Owhh…terharu. Seperti biasa, bidan ini memeriksaku dengan sangat perlahan, lembut dan hati-hati. Hmm…tapi aku kecewa. Karena hasil pemeriksaannya aku belum pembukaan. Akhirnya kami berpamitan dan ke rumah sakit lagi.

Mungkin karena selama perjalanan, jalannya agak bergelombang tiba-tiba saja perutku mengalami kontraksi. Mulas banget dan terjadi agak sering. Aku udah agak deg-deg an juga. Alhamdulillah…akhirnya jatah pemeriksaanku. Dengan teliti, dr.Tety memeriksaku. Dia melihat berulang kali hasil usg di layar. Menurutnya, ukuran kepala sang bayi sudah besar. Air ketubannya di batas ambang minimum, hanya 5. Padahal normalnya 7. Deg…aku mulai panic. Kemudian dr.Tety langsung melakukan periksa dalam. Katanya, aku sudah bukaan 1. Alhamdulillah. Melihat kondisi air ketubanku yang kurang, dr.Tety menyarankan untuk memonitoring kekuatan jantung  bayiku. Ya Allah…aku senang sebenarnya sudah tanda-tanda mau melahirkan. Namun kenapa prosesnya ribet sekali rasanya.

Aku diantar sampai ke ruang dimana keadaan bayiku akan dikontrol. Di perutku dipasang alat detak jantung bayi. Sepertinya bidannya tau bahwa aku deg-deg an. Dia bilang, “rileks saja bu”. Pemeriksaan pertama, hasilnya kontraksi berjalan cepat. Itu artinya waktuku melahirkan bias jadi hanya dalam hitungan 1x24 jam. Dan aku disarankan untuk sudah langsung menginap di rumah sakit. Ohh…aku gak mau sebenarnya. Karena menurut bidannya, aku harus terus dipantau. Terkait perkembangan bayiku juga pembukaan ku. Pukul 12 selesai pemeriksaan. Dan pukul 1 dini hari, aku akan diperiksa lagi. Ya Allah..beginikah proses akan melahirkan?

Kami berdua makan malam, ya malam sekali sampai mendekati pagi. Aku diperiksa lagi. Hasilnya kontraksi tak jauh berbeda. Aku pun beristirahat. Pulas. Sedangkan suamiku sibuk menjemput adiknya yang datang dari bandung. Juga mengambil perlengkapan persalinanku. Aku tak tahu..hehee. ibu, mbak, kakak iparku pun sedang menuju kemari untuk menunggui persalinanku. Alhamdulillah….Allah memberi saudara-saudara yang sangat memperhatikanku.

Pagi datang, kontraksiku justru menurun. Saat diperiksa pagi pukul 6, aku masih saja bukaan 1. Huft…aku agak kaget. Masa’ tidak ada penambahan? Ya Allah…mudahkanlah. Akhirnya, pagi itu aku dan suami jalan-jalan di perumahan villa dago. Lumayan…cukup jauh. Aku bersemangat sekali. Berharap pembukaan segera naik. Saat perjalanan akan pulang, aku mulai kesakitan. Perutku mulai mulas lagi. Rsanya kontraksinya makin sakit. Alhamdulillah, syukurku padaMu ya Robbi. Setibanya di rumah sakit, sudah ada keluargaku dari Lampung. Ya Allah..bahagianya. namun kulihat wajah ibu pucat pasi. Hmm..ibu. beliau memang tidak sanggup untuk menunggui anaknya yang akan melahirkan. Aku memakluminya. Sekitar pukul 10 aku kembali diperiksa. Periksa dalam dan control detak jantung bayiku. Ya Robbi….masih pembukaan 1. Hmmh…

Ibuku ke rumah beserta kakak iparku dan ponakanku. Aku ditemani mba ten. Sekitar pukul 2 aku diperiksa lagi. Sudah bukaan 2. Alhamdulillah… perkiraan lahir akan mendekati lagi. Subhanallah…. Karena persalinanku ternyata masih lama, maka keluargaku yang dari Lampung dan adik iparku juga istrinya, Ariya dan Icha akhirnya pulang. Ibuku?? Beliau menunggu di rumah. Sendiri..

Sorenya aku tidak diperiksa. Baru malam aku diperiksa kembali. Sehabis isya’. Masih pembukaan 2. ya Allah…aku rasanya ingin pulang. Sampai aku minta kepada bidanku untuk memberikan persetujuan. Bidan dan suster yang merawatku selalu mengatakan, “tunggu izin dari dr.Tety ya bu”. Huuh….kesal rasanya. Sampai malam aku bolak balik jalan naik turun tangga. Berharap pembukaan bertambah. Namun malam itu aku merasakan tidak mampu tidur nyenyak. Ada rasa sakit dan mulas di bagian perutku. Aku hanya berharap persalinanku semakin dekat.

Senin pagi, 03 maret 2014
Pagi dini hari, aku merasakan rasa mulas di perutku. Tapi sampai jam 5 aku baru dicek kembali. Aku diperiksa dalam dan dicek tensi nya. Alhamdulillah sudah bukaan 3. Tensi pun masih normal. Karena memang ingi n segera melahirkan dan melihat malaikat kecilku, sejak diperiksa terakhir aku bolak-balik tangga dan berjalan terus menerus. Sampai ditegur oleh perawatnya…hehee

Dan…mulas di perutku mulai semakin meningkat. Jedanya pun rasanya makin cepat. Akhirnya pukul 8 lewat aku bilang ke perawatnya. “sust, kayaknya mules saya udah sering banget lho. Ini hampir 3-5 menit sekali”. Sembari saya menunjukkan catatan mulas. Karena memang saya tulis lhooh… :-D. susternya bilang, “baik bu sebentar lagi periksa dalam”. Awalnya kayaknya gak percaya sich perawatnya Karena jam 6 an baru periksa dalam kan..huhuu

Akhirnya sekitar jam 9 kurang, aku periksa dalam. Degg…udah bukaan 7. Ya Allah…senangnya. Namun perutku semakin gak karuan. Seketika itu juga aku langsung menelpon teh imut untuk merebuskan telur ayam kampung dan membawakan ke rumah sakit. Sejak bukaan 7 aku sudah di ruang bersalin. Perutku makin melilit. Bidan yang memeriksaku sudah langsung menghubungi dr. Tety. Persiapan melahirkanku pun mulai disiapkan. Aku melihat bidan itu bolak balik membawa gunting dan lainnya dalam sebuah nampan alumunium. Ada juga kain-kain putih dan lain-lainnya. Aku makin deg-deg an. Alhamdulilah ada suamiku yang dengan sangat setia menemani. Memijat punggungku, memegang tanganku dan rela kutarik-tarik, ku cubit (haha…) kalau aku kesakitan. Setiap 30 menit, aku mulai makan sari kurma dan madu 3 sendok. Untuk menanmbah tenaga. Karena katanya melahirkan butuh energy super besar. Pukul 10.30 atau sekitar itu, teh imut datang membawa telur. Aku langsung memakannya. Dan mulai itu juga perutku mulai gak karuan rasanya. Mau duduk sakit, berbaring sakit, nungging sakit. Ya Allah rasanya….
Aku langsung mulai mengingat ibu. Beginikah dulu rasanya ketika melahirkan aku? Ya Allah, ampunilah dosa-dosa ibuku.

Detik terus berganti, dan sakitku semakin menjadi. Seluruh bagian perutku rasanya seperti dipelintir, pahaku berat. Pantat  dan pinggang juga rasanya pegal. Teh imut sangat sabar menungguiku dan memijat punggungku. Ya Allah, balaslah teh Imut dengan mengabiulkan harapan-harapannya.

Dhuhur tiba. Suamiku izin untuk melaksanakan sholat dulu. Dan aku masih terbaring  menunggu persalinan dengan  ditemani teh imut. Aku sudah agak lupa, tapi sepertinya di jam-jam ini dr.Tety datang. Beliau periksa dalam lagi. Dan..alhamdulillah sudah mau bukaan 9. Katakanlah bukaan 9. Ya Allah…sebentar lagi ini. Suamiku datang, dan teh imut sholat. Perutku semakin melilit. Dr.Tety menyuruh bidan untuk menyuntikkan sesuatu ke dalam cairan infusku. Meski aku masih sadar namun rasanya udah samar-samar. Setelah disuntikkan, maa syaa Allah. Kontraksi dan mulasku makin menjadi. Hampir tak ada jeda. Untuk bergerak seluruh badanku sakit. Bahkan untuk minum sari kurma dan madu saja aku sudah tak sanggup. Dan inilah detik-detik mendebarkan itu…

Aku sudah tak mampu banyak berpikir. Yang akumau ketika itu adalah bayiku segera keluar. Ya Allah…disinilah aku mulai mengingat Mu dengan sebenar-benarnya. Aku langsung mengingat mati. Bagaimana jika aku mati saat itu? Ampuni aku ya Robb…aku hanya mampu beristighfar dan mengucapkan takbir . di saat itu pula bayang-bayang ibuku terlintas jelas. Ibu….maafkan anakmu ini. Maaf karena belum mampu membalas dengan apapun juga. Bapak, dia seakan-akan tersenyum padaku. Menguatkanku. Dan sekejap seluruh keluargaku, mba ten, emas, mba anis, mba al dan orang-orang terdekatku rasanya semuanya hadir. Hanya satu yang ingin kukatakan ke mereka. Maafkan semua kesalahanku.
Dan suamiku…yang sangat setia menemaniku. Aku masih mampu melihatnya di sebelah kiriku sambil tersenyum dan terus menyemangatiku. I love you, sayang. Terimakasih untuk pengorbananmu…

Aku tidak begitu jelas mendengar suara orang yang menurutku tiba-tiba ada banyak di sekelilingku. Aku merasa mereka seperti suara nyamuk yang berdenging di kupingku. Fokusku hanya satu. Aku hanya melihat dr.Tety di depanku. Dan dia mulai galak (hehee) ketika sudah bukaan 10 dan itu artinya aku harus mulai mengejan agar bayiku keluar.
“ayo bu farial, udah bukaan lengkap. Bayinya udah mau keluar.”
Aku tak mampu berkata-kata lagi. Aku hanya mampu beristighfar dan bertakbir. Hanya itu yang kuulang-ulang.
“kalau sakit, tarik napas dari hidung yang panjang, buang lewat mulut.”
Ya, aku melakukannya. Tapi sakit makin menjadi. Kalau ada yang bilang bahwa melahirkan itu tidak sakit, aku mengatakan aku kebagian yang sakitnya.
“udah mules belum? Kalau udah mules, langsung mengejan ya”, lanjut dr.Tety
Ya Allah…sakit sekali ini..rasanya tidak sanggup lagi. Aku mules…ya…ini mules hebat
“mules banget dok..”, ujarku menahan sakit
“ayo…tarik napas…terus mengejan, dorong yang kuat”
Aku mulai mencoba melakukannya.
Ya Allah….aku sudah berusaha, tapi bayiku tak keluar juga
“bu farial, kasian bayinya di dalam. Dia udah mau keluar juga. Ayo dorong yang kuat” dr. Tety memotivasiku terus menerus. Di sekelilingku juga banyak orang yang menyemangati. Tapi…aku benar-benar tidak mendengar mereka.
Mules lagi..
Aku lagi-lagi mencoba mendorong dan mengejan sekuat tenaga. Ya Allah…rasanya gak kuat. Pasrah. Bagaimana ini? Tapi aku ingin bayiku selamat.
“bu farial, rambut bayinya udah keliatan, ayooo lebih keras lagi.” Dr.Tety tidak berhenti member arahan dan motivasi.
Aku juga mendengar suamiku menyemangatiku.
“ayo bunda semangat. Dedek bentar lagi lahir”.
I love you, suamiku. Tapi ini susah sekali.

Tiba-tiba…aku lemas. Tak punya tenaga. Aku merasa di atasku ada sesuatu yang menarik perhatianku. Ya, tenagaku habis rasanya. Entahlah, mungkin orang-orang memanggilku. Namun aku tak mendengar apapun. Rasanya seperti di alam lain. Ya Allah…apa ini..

“Bu farial…ayoo semangat. Jangan lemas. Kuat…ayoo kuat”
Deg…aku kaget. Aku mendengar kembali dr.Tety memanggilku.
“ini rambutnya udah keliatan. Kasian bayinya masuk lagi nanti.”
Dan Alhamdulillah…aku mempunyai kekuatan lagi.
Aku mulai menarik nafas yang panjang kemudian langsung mengejan dengan keras. Perutku didorong oleh entah siapa. Aku menarik kakiku sekuat tenaga. Dan detik-detik berganti. Kuulang lagi usahaku tadi.
Dan subhanallah…..bayiku lahir
ya Allah….bahagianya aku…
Aku mendengar suara tangisnya. Ingin langsung ku dekap dia. Tapi aku benar-benar tak berdaya. Aku tak punya tenaga lagi. Anakku..kau sudah melihat dunia nak….
Teh imut mendekatiku, mmeberi selamat sambil menangis. Sedang aku seperti masih bingung. Benarkah aku sudah menjadi ibu. Seterusnya aku sudah lupa. Badan juga sudah tidak berasa. Bahkan ketika dijahit yang katanya jahit obras (hehee), sudah tidak terasa sakit sama sekali. Suamiku mendekatiku. Senyumnya mengembang lebar sekali…
Dan yang paling kutunggu, akhirnya hadir. Bayiku diletakkan di atasku. Ini IMD (Inisiasi menyusui dini). Lucunya….anakku…yang ketika itu belum ku tahu namamu..

Sayangku…anakku…penyejuk hatiku. Jadilah anak yang sholeh ya nak. Engkau adalah kado terindah di ulangtahun pernikahan orangtuamu. 3 maret 2013 kami menikah. Dan tepat satu tahun setelahnya, engkau lahir ke dunia. Sungguh anugrah Allah yang tiada duanya ketika itu..

Robbi hablii minas shoolihiin. ..
Robbanaa hablanaa min azwajinaa wa dzurriyyatina qurrota a’yun waj’alnaa lilmuttaqinaa imaamaa…
3 maret 2014 pukul 13:55 mujahid kecilku terlahir ke dunia….

anakku..ekspresinya ketika baru saja lahir...^^