Rabu, 30 Januari 2013

Cinta - Salju - Biru

"kau tahu itu apa?"
"hati?"
"iya..."
"lalu?"
"sebiru warnanya..selembut salju pembentuknya....
Itulah cintaku padamu...."
"..................................................???"

Gak jelassssss!!!!

Catatan masa lalu


Pertemuanku kemarin dengannya seolah tak berbekas. Tak ada jejak yang ditinggalkan. Tersapu bersih. Aku mencarinya di tiap terbitnya mentari, namun tak ada. Aku kembali menunggu di kala senja tiba,namun juga tak nampak. Hanya semburat merah yang memancarkan cahayanya, seolah berkata “bila tak ada bukan berarti tiada”. Saat temaramnya malam, semua terlihat semakin kelam.

Catatan masa lalu
Empat tahun yang lalu, kala semua masih abu-abu.

Just Nafasyira, sebuah nama yang tersimpan abadi.




Hidayah













Sebuah hidayah
Pernahkah kau melakukan dosa? Sombong sekali bila kau menjawab tidak! Lalu, seberapa besar? Setinggi gunungkah? Seluas lautankah? Atau lebih banyak dari itu? Lalu sebanyak apakah itu? Inginkah kau kembali padaNya? Kembali menapaki jalan-jalan suci, jalan lurus yang memang seharusnya kau tapaki. Bukankah memang seharusnya demikian??
Pertaubatan…
Aku sedang bertanya tentang taubat. Apakah bisa dosa-dosa kita diampuni oleh Allah? Jawabanya adalah iya. Lalu apakah kita akan kembali suci? Aku tidak tahu tentang ini. Yang aku mengerti..Allah akan selalu mendekat terhadap hambaNya  yang mendekat. Bagaimana pertaubatan itu? Apakah tiba-tiba saja kita berubah tatkala kita berkata, “aku ingin berubah”, “aku ingin taubat”??
Teman…aku juga baru saja klembali tyersadar tentang arti sebuah dosa dan taubat. Tidak ada satupun makhluk di dunia ini yang sepi dosa. Kita semua pasti pernah melakukannya. Sengaja ataupun tidak. Besar ataupun kecil. Sering ataupun jarang. namun apapun jenis dosa itu, taka da kata yang lebih tepat untuk bertaubat dan tak lagi melakukannya. Sebaik-baik manusia adalah yang mengingat mati, mengingat pertaubatan untuk kembali padaNya.
Teman…tak ada taubat tanpa hati. Allah akan  memberikan kita hidayah bila kita memang berniat untuk kembali kepadaNya. Tak akan adacahay yang masuk bila tak ada jendela yang terbuka. Itu pengandaian yang sangat sederhana, teman.
Bila ingin kembali pada Allah, cukup buka jendela hatiMu. Bersihkan ia….biarkan hawa semilir angin dan cahaya kebenaran masuk ke dalam sukmaMu. Dan biarkan kejahilian keluar segera dari Qolbu kita.
Ingat teman….tak akan ada cahaya yang masuk bila tak ada jendela yang terbuka.
*sebuah perenungan dan cambukan untuk diri sendiri. Pertaubatan itu harus. Hidayah itu harus didapat. Maka, bukalah jendela hatimu…dan biarkan cahaya Ilahi masuk ke dalamnya….

Paradise - Maher Zein


I remember when I first met you
I felt that God answered my call
There was that one place I always thought about
And I just wanted to be there with you
The place that no eye has ever seen
The place that no heart has ever perceived
I had a great feeling inside of me
That one day I’ll be there with you

Chorus:
And now that we’re here feeling so good
About all the things that we went through
Knowing that God is pleased with us too
It’s not a dream, this is so true
Feeling the peace all around
Seeing things we could never imagine
Hearing the sound of rivers flow
And we know we’ll be here forever
The feeling is indescribable
Knowing that this is our reward

Do you remember the hard times we went through?
And those days we used to argue
But there was not one thing that could bring us down
‘Cause we always had in our minds
The place that no eye has ever seen
The place that no heart has ever perceived
The place we’ve been promised to live in forever
And best of all, it’s just me and you

CHORUS

I remember us praying at night
And just dreaming about this together
I’m so blessed to have you in my life
And now we can enjoy these blessings forever
Paradise is where we are now
Paradise, a dream come true
Paradise, O what a feeling!
Paradise, thank You Allah!


Elang, sebuah Inspirasi


Hari ini aku mampu tersenyum bangga.. Subhanallah…Maha Suci Allah, Tuhan Semesta alam. Pagi-pagi sengaja mau mengetes hafalan anak-anak. Dan ternyata…ketika aku berkata, “yuuk…siapa yang sudah hafal Surat Al Qoriah?” dan mereka langsung serempak mengacungkan tangan. Ya Rob.. bahagia rasanya. Mereka dengan penuh semangat berkata, “aku mau menghafal Al Quran”. Ya Robb…tetesan air mataku jatuh di dalam Qolbu. Ingin rasanya menampakkan namun kutahan. Aku bangga terhadap mereka. Elang TK B. I Love You, everybody...

Ini sebuah pecutan keras untukku. Di sat aku membimbing mereka untuk menghafal, aku justru masih terseok di hafalan yang sama, di tempat yang sama sejak beberapa waktu yang lalu. Sungguh mengenaskan nafta. Ingin menangis dan teriak sejadinya. Bukankah aku begitu merugi. Di saat yang sama mengatakan bahwa hari ini harus lebih baik dari kemarin, namun aku justru kadang mengingkarinya.

TK B Elang, usia yang masih sangat kecil, 5-6 tahun, tapi begitu menginspirasiku untuk terus maju. Mereka yang tak takut akan dilema hidup, yang tak pernah galau, yang selalu ceria dan tersenyum, yang selalu apa adanya, ternyata mampu membuat perubahan untuk orang lain. TK B Elang, semoga kalian akan terus terbang dan mampu mengepakkan sayap di manapun kalian berada…
Sungguh…aku yakin Allah bersama kalian…

Salam sayang dari Bu Nafta… ^^
I’m Proud of you…My Eagle…

Episode ganjil


aku terpaku beberapa menit. Dan tiba-tiba keluar saja dari bibirku ini, “aku tak punya”. Ya Robb…sesungguhnya aku berkata tak sebenarnya. Sudah, kucukapkan saja. Aku berlari mengejarnya dan berkata, “Aku punya” dengan wajah yang mungkin cukup memelas atau justru menyebalkan.
Aku menyesal, tak seharusnya demikian. Maaf….

Aku tak mampu berpikir jernih. Sudah sejauh ini perjalanan ia tempuh, tidakkah mampu bercermin dari apa yang telah terjadi? Bukankah manusis butuh sebuah kenyamanan selain sebuah kebanggan? Dan…apa yang akan dibanggakan dari sebuah kesenangan yang sifatnya hanya duniawi? Bukankah jiwa ini akan tetap kosong meskipun wajah dan aura kita tetap terlihat bahagia? Mana sesungguhnya kebahagiaan sejati? Apakah ketika dunia mendekat dan hati terlempar jauh dariNya?

Enthalah….aku belum lebih berpengalaman. Aku masih muda. Mungkin karena aku muda, aku harus belajar dari hal yang sudah terjadi di hadapanku. Bukan hal yang buruk bila kita melihat hal yang buruk. Di balik semuanya, seharusnya aku mampu membaca dan mengambil himah dari hal ini. Tak seharusnya hal-hal buruk terjadi padaku. Hidup tidak untuk sebuah kesediah. Bila ada kebahagiaan yang mampu kita buat setiap saat dengan hal kecil, why not?

Inilah episode-episode ganjil yang banyak kutemui.  Hal-hal terjadi di luar skenario dan jangkauan imajinasiku sebagai manusia biasa. Hal yang membuatku belajar lebih pintar dari yang telah ada…..
Dan..itu tak harus terjadi
Tak boleh terjadi.
Episode ganjil yang bernilai nihil

Tanah harapan

Ini sudah hampir pukul 4
Matahari masih berdiri megah
Cahayanya terang memancar ke tiap sudut bumi
Hari ini begitu cerah
Meski sejenak mendung menghampiri bumiku
Mengajak bersenandung tentang hujan yang hampir tiba
Hujan rintik menyapa
Sejenak
Membasahi bumiku yang kering dan berdebu


Lihatlah pohon-pohon di balik kaca
Menghijau dan bercahaya
Seolah ia tersenyum di balik panas sang raj
Menyejukkan bagi siapa saja yang  mendekatinya
Pohon pengharapan
Nafas kehidupan
Aku tertahan di sini
Di tanah pengharapan.

Bintaro, 30-01-13
*Nafasyira*