aku terpaku beberapa
menit. Dan tiba-tiba keluar saja dari bibirku ini, “aku tak punya”. Ya Robb…sesungguhnya
aku berkata tak sebenarnya. Sudah, kucukapkan saja. Aku berlari mengejarnya dan
berkata, “Aku punya” dengan wajah yang mungkin cukup memelas atau justru
menyebalkan.
Aku menyesal, tak
seharusnya demikian. Maaf….
Aku tak mampu
berpikir jernih. Sudah sejauh ini perjalanan ia tempuh, tidakkah mampu
bercermin dari apa yang telah terjadi? Bukankah manusis butuh sebuah kenyamanan
selain sebuah kebanggan? Dan…apa yang akan dibanggakan dari sebuah kesenangan
yang sifatnya hanya duniawi? Bukankah jiwa ini akan tetap kosong meskipun wajah
dan aura kita tetap terlihat bahagia? Mana sesungguhnya kebahagiaan sejati? Apakah
ketika dunia mendekat dan hati terlempar jauh dariNya?
Enthalah….aku belum
lebih berpengalaman. Aku masih muda. Mungkin karena aku muda, aku harus belajar
dari hal yang sudah terjadi di hadapanku. Bukan hal yang buruk bila kita melihat
hal yang buruk. Di balik semuanya, seharusnya aku mampu membaca dan mengambil
himah dari hal ini. Tak seharusnya hal-hal buruk terjadi padaku. Hidup tidak
untuk sebuah kesediah. Bila ada kebahagiaan yang mampu kita buat setiap saat
dengan hal kecil, why not?
Inilah episode-episode
ganjil yang banyak kutemui. Hal-hal
terjadi di luar skenario dan jangkauan imajinasiku sebagai manusia biasa. Hal yang
membuatku belajar lebih pintar dari yang telah ada…..
Dan..itu tak harus
terjadi
Tak boleh terjadi.
Episode ganjil yang
bernilai nihil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar