Selasa, 29 Januari 2013

kutipan Sang Penyair


Aku akan bahagia karena aku adalah Sang Penyair.
Seorang penyair bersandiwara dengan fitrahnya.
Ia akan merasakan kenikmatan dengan memakai pakaian yang bukan jubahnya,
menampakkan perasaan jiwa yang bukan suara hatinya.
Ia berperan sebagai orang gila padahal ia seorang yang cerdas,
berperan sebagai pemberani padahal ia seorang pengecut.
Berperan bahagia, padahal ia..
menderita.


Ia juga bisa berperan sebagai pecinta yang menekan getaran cinta di hati untuk kebahagiaan orang lain.
Dia akan mendengar suara kalbuku yang terucap dari mulutmu,
merasakan jiwa dan ruhku dalam tubuhmu.
Meminum perasaan sukmaku dari gelasmu,
menyanyikan irama laguku, tetapi dari kenyaringan suaramu.

dikutip dari Buku "Sang Penyair" karya Mustafa Lutfi Manfalthi

semburat cahaya

aku tak melihat bintang semalam
mendung datang
berganti dengan langit pekat menghitam
memayungi bumi dengan kegelapan

malam
jadikan tanya sang rembulan
yang menanti sedari pagi
tentang arti cahaya dan siluet sejuta bintang
hingga langit beradu penuh warna
terpecah…
semburat cahaya terpendar

cintacahaya, 29.01.13



jejak


Ada tawa yang tersembunyi dalam tiap kesedihan
Karena juga selalu ada cahaya dalam kegelapan
Hidup tak hanya sepihak kawan
Tak mungkin kau akan berjalan sendirian
Di tengah riuh ramainya dunia berputar

Ada satu yang mengawali
Maka dua pun mengikuti
Dan tiga menyusul jua dengan pasti
Seperti itu pula sebuah hidup
Ada satu episode yang kita jalani
Dan esok episode lain menanti

Sebuah jejak yang pasti terjadi
Dari Allah, Robbul Izzati
29.01.13

Cinta - Kinanthi

-->
”Begini cara kerja sesuatu yang engkau sebut cinta;
Engkau bertemu seseorang lalu perlahan-lahan merasa nyaman berada di sekitarnya. Jika dia dekat, engkau akan merasa utuh, dan terbelah ketika dia menjauh. Keindahan adalah ketika engkau merasa ia memerhatikanmu tanpa engkau tahu. Sewaktu kemenyerahan itu meringkusmu, mendengar namanya disebut pun menggigilkan akalmu. Engkau mulai tersenyum dan menangis tanpa mau disebut gila.
Berhati-hatilah….”

Kinanthi, terlahir kembali


Satu hari akhirnya aku mampu menyelesaikan membaca buku Kinanthi, terlahir kembali. Buku yang menceritakan tentang kisah hidup Kinanthi, sang tokoh utama. Perjuangan hidupnya yang penuh gejolak, intrik, pahit, manis dan lika-liku yang tersusun apik dan rapi. Entah, bagiku buku ini istimewa. Dari cara menuliskannya, kata-kata yang cukup nyastra di beberapa bagian, dan alur cerita yang mmebuatku tak ingin berkedip. Bolak-balik tiap halaman pun terasa mudahnya, tak berat karena ingin tahu bagaimana akhirnya.
Dan aku…adalah pembaca yang baik. Bila aku merasa buku itu bagus, aku tidak akan pernah menuju halaman belakang hingga aku sampai di sana dari halaman depan. Jadi, akan tetap penasaran dan menarik hingga akhirnya. Dan menurutku…buku itu memang bagus.
Kinanthi…kisah hidup yang menarik untuk dipahami.
Dan satu lagi yang tak kalah menarik…yaitu romantika drama cinta antara pemeran utama dengan seorang tokoh laki-laki. Beberapa dialog yang dua arah maupun yang satu arah sangat mengena. Intinya…keren!!!
Hatiku ikut berekspresi karena…heheee…
Kalimat pembukanya yang langsung membuatku jatuh hati dengan buku ini…

”Begini cara kerja sesuatu yang engkau sebut cinta;
Engkau bertemu seseorang lalu perlahan-lahan merasa nyaman berada di sekitarnya. Jika dia dekat, engkau akan merasa utuh, dan terbelah ketika dia menjauh. Keindahan adalah ketika engkau merasa ia memerhatikanmu tanpa engkau tahu. Sewaktu kemenyerahan itu meringkusmu, mendengar namanya disebut pun menggigilkan akalmu. Engkau mulai tersenyum dan menangis tanpa mau disebut gila.
Berhati-hatilah….”