Kamis, 07 Februari 2013

"The Best One"


The best things in life aren’t things.
They are people like you…..
My friend
So in my heart, blessed with the precious gif of your friendship.

Teken from buku catatanku..^^

Upacara --> Proses Disiplin diri


Apel…upacara..terasa sangat asing di telinga anak-anak sekolahalam Bintaro, entah di sekolahalam lain yang serupa bagaimana. Namun pagi ini ketika kami akan melakukan apel, banyak anak melontarkan pertanyaan. Hmm..wajar juga sich karena masih TK B, usia yang masih berkisar 5-6 tahun. Tapi bagiku ini menggelitik. Karena rasanya sedari kecil pun aku tahu apa itu upacara. Mungkin karena background keluargaku yang memang suka mengenalkan tentang arti upacara kenegaraan, nasionalisme dan pembicaraan seputar itu. Lucu memang melihat kepolosan anak-anak yang bebas dan apa adanya. Seperti tanpa aturan mereka mampu berkreasi dengan segala imajinasi mereka. Namun..ups…tunggu dulu. Semua ada batasnya, juga keteraturan kita… karena tanpa ada batasan, kita bisa jadi orang yang indisipliner…

Sebelum ada agenda upacara di sekolah ini, aku merasa anak-anak cukup kocar-kacir. Sulitnya untuk tertib, terlebih di level kelas besar, di level SD. Kalau masih TK alhamdulillah…mereka justru semakin baik. Ketidakdisiplinan mereka tampak dari cara berbarisnya juga ketika “kegalauan” mereka ketika ada meeting umum di sekolah. Meskipun mungkin di sekolah lain pun semua anak tidak akan betah untuk duduk atau berdiri diam lama-lama, namun di sekolah ini kegalauan ini cukup parah, menurutku. Bila ada orang bicara pun tak segan anak menyela. Berjalan dan berlari terasa biasa saja di hadapan orang yang lebih tua. Ini harus dicari solusinya, bukan?

Alhamdulillah….di awal tahun ini banyak amunisi laki-laki baru di sekolah ini. Pertanda baik, hehee. Dengan adanya atau banyaknya laki-laki di sekolah ini, harapan minimal dari kami, anak-anak akan menemukan figur bapak. Karena selama ini sekolah amat didominasi kaum hawa. Selain itu ketegasan seorang laki-laki jelas akan berbeda dengan perempuan. Cara pendidikan kaum adam ini juga diharapkan mampu meminimalisir “kegalauan” anak-anak selama ini.

Program dibuat dan dijalankan. Semuanya butuh proses. Diawali dengan upacara pembukaan pertama kali masuk sekolah, kemudian disusul dengan agenda berikutnya, dan juga camping (baru anak TK), semua berangsur-angsur baik. Hal ini juga tak terlepas dari peran nasihat fasilitator dan ketegasan para bapak-bapak ini dalam menetapkan rules ketika akan sholat dan agenda lainnya. Disiplin…mulai tertata lebih baik.  

Kembali ke upacara. Dalam upacara jelas kedisiplinan menjadi nomor wahid yang harus ditanamkan. Kedisiplinan tepat waktu, berbaris dan mengkondisikan diri sendiri. Tak mudah mengajarkan di awal. Namun dengan berjalannya waktu dan adanya pembiasaan maka InsyaAllah semuanya akan tertanam. Bukankah bisa karena biasa?? Ya..pepatah ini benar adanya. Bahkan untuk anak berkebutuhan khusus pun semua yang dikira tak mungkin, bisa jadi mungkin. Syaratnya…dengan pembiasaan. Pembiasaan akan menjadikan manusia berkarakter seperti apa yang dilakukannya. Inilah value yang akan diharapkan juga muncul pada anak-anak melalui  upacara. Dengan adanya upacara, anak-anak diharapkan terbiasa untuk disiplin, mendengarkan orang lain yang berbicara, menghargai waktu dan masih banyak lagi. Upacara kami beda lho dengan upacara biasanya. Hm,awalnya janggal..heheee. jelas kalau di instansi yang lain yang namanya upacara ada bendera dan kita hormat padanya. Namun kami tidak menggunakan itu. Kalau ada benderanya, ya dipasang. Kalau tidak, ya sudah. Lagu Indonesia Raya tetap kami perkenalkan meskipun pada akhirnya yang menyanyikannya guru. Karena anak-anak belum hafal liriknya. 

Alhamdulillah…upacara hari ini cukup tertib. Semoga akan terus tertib dan termaknai dengan sempurna. Aamiin.