Hampir 2 bulan yang lalu aku menikah. Tepatnya
tanggal 3 maret 2013. Bahagia? Tentu. Sedih? Bisa jadi, karena aku melepaskan
diri dari kedua orangtuaku. Pernikahanku masih terbilang sangat muda namun
keinginan kami (aku dan suami) begitu banyak. Salahsatunya adalah memiliki
momongan. Hmm…pasangan mana yang hanya ingin hidup menjomblo berdua?
(jomblo???atau berdua?)). Tentu semuanya ingin memiliki anak. Yah…demikian juga
kami.
Alhamdulillah…tidak berapa lama kemudian
aku hamil. Diawali dari telat mens yang cukup panjang. Ketika aku melakukan tes
pack, hasilnya pun positip. Aku dan suami benar-benar bahagia. Bayi yang belum
ada juga di depan mata sudah menjadi bayangan setiap hari. Perubahan menu
makanan pun terjadi. Aku, dari yang benci banget sama susu, mesti minum setiap
hari. Buah-buahan dan sayuran juga tidak lepas dari sajian pagi dan sore. Belum
lagi bacaan yang berubah 180o. semua tentang bayi. Hmm….sungguh luar
biasa. Bagiku itu anugrah..
Seiring berjalannya waktu, aku mulai
merasakan hal-hal yang aneh pada tubuhku. Pagi yang selalu lelah ketika bangun
tidur. Pusing dari pagi hingga malam. Rasa lelah di sela-sela kesibukanku. Pembauan
yang semakin sensitif dan banyak hal lainnya yang tiba-tiba muncul begitu saja.
Katanya…ini efek hamil muda. Tapi kadang aku merasa tidak wajar untuk 2 hal. Lelah
yang tak kunjung usai juga pusing yang sering muncul. Namun aku hadapi dengan
senang. Orang-orang bilang seperti itulah keadaanya ketika hamil. Kesibukanku di
sekolah dari jam 7.30 s/d jam 4 sore masih kujalani seperti biasanya.
Namun, pada kamis 25 April 2013 sepulang
dari sekolah tempatku bekerja, sesuatu terjadi. Sekitar pukul 5 sore aku tiba
di rumah. Aku langsung masuk kamar mandi karena ingin buang air kecil. Aku terkaget-kaget
karena ada flek darah di underware yang
kupakai. Aku shock. Ingin cerita ke
suami namun dia masih kerja. Akhirnya aku tunggu. Aku mengganti underware ku dengan yang bersih. Selepas
itu aku langsung bersih-bersih menjelang maghrib.
Sekitar pukul 8 suamiku datang dengan
membawa hadiah spesial untukku. Terlupa sudah flek yang kualami sore tadi. Kami
makan malam sambil mengobrol dengan sangat asyik, bercerita pengalaman hari
ini. Kebetulan banyak sekali cerita menyenangkan hari ini. Dan ketika akan
menunaikan sholat Isya aku kembali ke kamar mandi. Aku kembali terkaget dengan
apa yang kulihat. Hal sama terjadi. Ada flek darah di dalam underwareku. Dan kali ini darahnya
berwarna lebih segar. Sepertinya belum lama keluar. Aku langsung
menceritakannya kepada suamiku. Dan ia seperti biasanya, menenangkanku dan
tidak sepanik aku. Kami langsung browsing
tentang flek ini di gugel. Beberapa menjelaskan
bahwa hal ini biasa terjadi di trimester pertama. Namun bila tidak
berkelanjutan. Aku mulai lega. Semoga hanya sampai malam ini saja, batinku.
Keesokan paginya, ketika shubuh, aku
langsung memeriksa underwareku lagi. Alhamdulillah…bersih
dari noda dan darah..heheee. aku mulai kembali lega. Berarti benar seperti yang
aku dan suami baca, ini hanya flek sementara. Aku pun menceritakan ke suami. Dia
juga terlihat lebih lega.
Sekitar pukul 8 aku ingin ke kamar
kecil. Ya Allah…..aku kaget kembali. Ada flek lagi di underwareku. Dan kali ini lebih banyak. Aku ceritakan ke suami. Dia
kaget. Aku langsung menelepon temanku, erin. Kebetulan dia pernah flek. Dia mengatakan
aku harus bedrest seharian ini. Aku mulai
panik. Menjelang pukul 11 darah keluar semakin banyak. Suamiku menelepon ibunya
yang kebetulan juga perawat dan menceritakan semuanya. Ibu mertuaku bilang aku
harus istirahat dan hari itu juga memeriksakan diri ke dokter. Ya Allah…ketika
itu aku benar-benar takut. Entahlah…banyak hal aku pikirkan. Aku juga langsung
menelpon mbakku, mba tin. Beliau hanya bilang agar aku bersabar dan periksa ke
dokter kandungan. Awalnya aku bersabar dan mencoba menenangkan diri. Aku masih
meyakinkan diri bahwa ini tidak akan lama. Namun setelah jum’atan, darahku
semakin banyak. Suamiku memutuskan untuk periksa.
Kami tidak langsung pergi ke dokter
melainkan ke bidan terlebih dulu. Sesampainya di sana kami menceritakan
semuanya. Kami juga mengatakan bahwa kami masih ragu, jangan-jangan saya ini
tidak hamil, buktinya masih ada darah keluar seperti menstruasi jumlahnya. Bidan
tersebut kemudian menyuruhku untuk tespack lagi. Dan hasilnya ternyata tetap
positip. Ya..aku positip hamil. Bidan tersebut tidak bisa banyak memberikan
solusi. Beliau hanya memberikan vitamin dan meminta kami untuk cek ke dokter
spesialis kandungan.
Kami kembali ke rumah. Ibu mertuaku
kembali menelepon. Beliau tetap menyuruh kami untuk ke dokter kandungan. Awalnya
aku menolak. Entahlah…..aku takut sekali dengan dokter. Akhirnya aku ke sana,
rumah sakit ibu dan anak Buah Hati, ciputat. Kami menunggu cukup lama dari
pukul 5 hingga dapat antrian pukul 7 malam. Setelah mendengarcerita kami, aku
langsung di usg. Dari layar usg tersebut tampak rahimku mulai membesar. Janin sudah
ada namun belum terlihat. Karena dipenuhi oleh darah yang memenuhi rahimku. Deg…aku
cemas sekali melihat rahimku. Dokter kemudian menjelaskan bahwa aku hamil. Namun
keadaan rahim tidak bagus karena pendarahan cukup banyak. Dan hal ini
seharusnya tidak terjadi. Jika dilanjutkan maka akan berbahaya. Beliau pun
menyarankan aku untuk istirahat total selama 5 hari. 3 hari kerja dan 2 hari sabtu-minggu. Beliau juga
memberiku obat penguat rahim dan vitamin. Aku diminta kontrol lagi 2 minggu ke
depan jika tidak ada keluhan. Jika ada keluhan maka secepatnya harus cek.
Sesampainya di rumah, aku masih saja
cemas. Obat penguat rahimnya aku minum malam itu sebelum tidur. Pikiranku kacau
sepanjang malam. Aku banyak memikirkan hal yang belum terjadi. Namun firasatku
buruk. Perutku juga mulai melilit sepanjang malam. Ketika di tengah tidurku,
aku terbangun. Payudara sakit sekali. Rasa nyeri muncul tiba-tiba dan rasa
sakitnya luar biasa tak tertahankan. Suamiku sampai terbangun dan menjagaku
dari jam 3 hingga pagi. Shubuh terbangun. Aku meminta suamiku untuk tidak ke
masjid dan menemaniku sholat shubuh berjamaah di rumah. Alhamdulillah…dia
mengabulkannya. I love you, hunniey…
Sedari pagi hingga siang perutku sakit
tak tertahankan. Darah mengalir semakin deras. Dan darah yang keluar sekarang
berganti dengan darah kental yang hampir berbentuk daging. Aku semakin takut
dan cemas. Aku menelepon mbakku untuk mengurangi rasa sakitku sembari menangis.
Dan sekitar pukul 1 siang perutku seperti diiris-iris. Rasa nyeri dan sakit
menyerangku hampir 20 menit lamanya. Sakit ini benar-benar sakit yangbaru
kurasakan. Aku sampai berteriak. Kupegangi perutku namun juga tidak mengurangi
rasa sakitnya. Aku sampai nungging-nungging menahan sakit. Dan tiba-tiba saja
ada yang keluar dari vaginaku. Aku merasakannya cukup besar dan banyak. Feelingku
sangat tak baik. Aku menangis. Aku menceritakannya kepada suamiku. Aku langsung
melihat namun tidak semuanya. Ya…aku melihat ada daging bercampur darah di underwareku. Ya Robbi….aku menangis
semakin keras. Aku meminta suamiku untuk melihatnya dan mengambilnya. Aku tidak
berani lagi melihatnya bukan karena aku jijik namun karena aku sedih. Suamiku kemudian
melihat dan mengambilnya. Suamiku langsung memelukku. Dan aku mengatakan, “kak…apakah
yang keluar itu janinku?”. Suamiku pun menjawab dengan sangat pelan, “mungkin
iya sayang…”
Hwa……tangisku meledak. Ya Robbi….janin
yang kujaga selama ini telah gugur sebelum berkembang. Aku menangis di
pundaknya, pundak suamiku yang sangat
sabar menjagaku. Ia yang menguatkanku selama sakit sejak kamis lalu. Ia yang
selalu memberi nasehat kepadaku untuk tetap sabar dan syukur. Alhamdulillah…aku
kuat. Meski menangis dan sangat sedih, aku ikhlas. Aku tidak berhenti menangis
ketika suamiku menghubungi ibunya dan menghubungi pihak rumahsakit bahwa aku
mengalami keguguran dan akan segera kesana. Aku juga masih menangis ketika menghubungi
keluargaku. Perasaanku tidak karuan ketika itu. Mungkin aku berlebihan namun
aku benar-benar merasa sangat kehilangan.
Aku langsung ke rumah sakit. Sesampainya
di sana aku langsung disambut dengan kursi roda karena kondisiku cukup lemah. Singkatnya,
aku diperiksa oleh dokteryang kemarin memeriksaku, Dr.Mukhlis namanya. Beliau membenarkan
bahwa aku mengalami keguguran. Alhamdulillah…aku tidak perlu dikuret. Aku cukup
diberi obat untuk mempercepat pengeluaran sisa-sisa darah yang masih menempel
di rahimku. Kami kembali ke rumah. Aku sedih seharian. Semua orang yang
menelponku hanya kubalas dengan tangisan. Syukurku…aku mempunyai suami yang
sangat sabar dan pengertian. Dia selalu memelukku ketika aku menangis dan
menghiburku dengan memberikan banyak motivasi dan nasehat. Aku putuskan bahwa
minggu esok aku akan pulang ke lampung, rumah orangtua kami berada.
Aku akan pulang sendiri dengan
menggunakan pesawat. Semalaman kami berdua hanya mampu menangis. Dan baru kali
ini aku melihat suamiku menangis. Entah dia menangis karena apa? Karena kehilangan
calon bayinya atau karena sedih akan berpisah denganku?hehee
Aku sudah tertidur sekitarjam setengah
10 malam. Aku lelah, benar-benar lelah. Pukul 3 aku bangun karena pukul 4 aku
harus siap-siap ke bandara. Tiba-tiba suamiku menunjukkan tiket.
“ayo baca ini”, ujarnya
“adi widhiartha. Kok nama kakak?”,
tanyaku
Kemudian dia menunjukkan satu lagi. “ini.”
Dia memberikanku satu lagi.
“farial naftalin. Kakak beli 2? Berarti kakak
pulang bareng aku? Nemenin aku?”
Dia tersenyum.
Sayang….. I love you. Dia ternyata
membelinya semalam ketika aku terlelap. Akhirnya kami pulang ke lampung
bersama. Aku akan istirahat di sana sampai aku benar-benar sembuh.
Banyak hikmah di balik semua ini. Ingat pesan
kakak (suamiku), “kita harus mempersiapkan diri kita dulu untuk menyambutnya.” Nya
yang berarti anak. Ya…kami akan belajar berusaha lebih baik. Belajar ilmu untuk
mempunyai momongan dan yang pasti belajar untuk terus mendekatkan diri kepada
Allah. Bisa jadi selama ini banyak kesalahan yang telah kami perbuat dan inilah
sebagai penggugur dosa-dosa kami. Mungkin juga kami kurang bersedekah, kurang
silaturohim dan banyak hal lain yang akhirnya kami pelajari untuk mengubahnya
semakin lebih baik lagi.
Kami bersyukur Allah masih mengingatkan
kami di dunia atas kesalahan-kesalahan kami. Sehingga kami mampu
memperbaikinya. Dan sebuah kesabaran telah kami coba untuk belajar tegar dalam
menghadapi segala permasalahan hidup yang akan kami hadapi. Ini baru 2 bulan
kami menikah. Bisa jadi akan banyak hal terjadi ke depannya. Dan kami harus
lebih banyak bersabar karenaNya. Banyak hikmah terkandung di dalamnya. Dan aku
merasa kami semakin dekat dan saling mencintai satu sama lain. Terimakasih ya
Allah. Engkau selalu tahu apa yang kami butuhkan bukan yang kami inginkan.
Hikmah diantara syukur dan sabar.