Minggu, 15 Januari 2012

Kita ini Siapa?

Teringat beberapa waktu lalu ketika melakukan perjalanan sendiri melewati sebuah pulau yang harus disebrangi dengan sebuah kapal feri. Perempuan, sendiri, jelas harus jaga gengsi demi menjaga diri. Pikiran sejak dini yang masih terus menggelut dalam kepala dan hati. Dengan bergaya ala “orang kota” dan bukan “orang kampungan” agar tak mudah di tipu banyaknya manusia iseng, aku berjalan melewati ribuan pasang mata yang berjejer di sepanjang kanan dan kiriku. Agar tampak  ”lebih” dari kebanyakan, aku masuk ke sebuah minimarket yang tersebar di seantero penjuru nusantara, ……mart. Membeli berbagai macam minuman ringan hingga snack yang labelnya sama dengan iklan di tv. Tanpa basa-basi lagi langsung ku menuju kapal dan mencari tempat ternyaman untuk merebahkan badan. Oh dunia…sungguh indah kurasa. Tanpa pengganggu suara bising dan peminta-minta di kelas tiga.

Namun entah mengapa, terbesit pertanyaan,”aku ini siapa?” beraninya berlagak sok borjuis di tengah jeritan wanita paruh baya bersama gendongannya dan puluhan lelaki usia senja dengan mangkuk plus sarung tuanya.

Ini bukanlah sekedar cerita yang ingin berbagi rasa. Tapi ini tentang sebuah identitas manusia yang sering berubah di tengah suasana yang berbeda. Mungkin tidak semua, tapi ini pengalaman pergi sendiri untuk kesekian kalinya dengan sikap yang jauh dari biasanya.

Memangnya kita ini siapa? Manusia yang tercipta hina namun ingin selalu dianggap tinggi derajatnya. Manusia yang biasanya minum segelas air putih, namun mendadak minum air berbuih agar dianggap berbeda. Manusia dengan laku angkuh dan sombong agar terjaga eksistensinya….

Aku tersadar dengan laku ini yang kerap kali terjadi. Namun patut dipahami tindak tanduk ini bukanlah sebuah kesengajaan biasa, lebih dari itu suatu kelumrahan yang sering tampak di mata. Tak ada lagi adab kesopanan dan kesantunan yang dulu menjadi simbol keramahtamahan. Semua menjadi apatis dan acuh satu sama lain. Rasa curiga menutupi seluruh sendi kebaikan yang telah melekat selama ini.

Lalu, kita ini siapa?