Menikah…lagi-lagi bahasannya.
Tapi kali ini bukan tentang saya, ini tentang pernikahan mbakku yang
berlangsung lebih dari sepekan lalu. Jarang-jarang kan mendengar pernikahan dua
saudara dalam satu keluarga? Dibarengin lhoooo…. Ini terjadi di keluargaku.
Tanggal 5 januari 2013 yang
lalu merupakan hari yang amat bersejarah (kurasa) untuk mbak2ku dan orangtuaku.
Bagaimana tidak? 2 mbakku, mba al dan mba anis menikah secara bersamaan. Mbakku,
mba anis lebih tua dari mba al. jadi menurut beliau kalau tidak ingin kasih
pelangkah, akadnya harus calon suaminya dulu..hahaaa….ada-ada sajaaa…
Back to topic. Aku mau cerita
tentang pernikahan mbak-mbakku.
Rencana dimulai akad nikah
adalah pukul 09.00. Namun calon pengantin laki-laki dua-duanya baru tiba pukul
9. Katanya sich tidak janjian…hehee..
Ketika mereka sampai, semua
langsung bersiap-siap untuk memulai acara. Wahh…deg-degan saya (lhooo). Entahlah
ada nada terharu dalam dada ini. Aku bersama mbak-mbakku di kamar. Kami juga
dikelilingi oleh bulek-bulek kami dan juga sepupu. D I ruang tengah sudah
berkumpul banyak orang, tetangga-tetangga yang sudah rewang atau membantu kami
sedari beberapa hari yang lalu. Prosesi akad nikah dimulai dengan beberapa
sambutan yang disampaikan oleh tuan rumah, tamu, kepala desa, dan beberapa
orang lainnya, aku tak begitu hafal. Pandanganku tertuju pada kedua mbakku yang
tampak cantik dengan gaun muslimah pengantin yang dikenakannya. Mba anis
memakai gaun berwarna biru dan mba al memakai gaun berwarna kuning gold. Yach…mereka
tampak cantik, berseri dan amat bahagia.
Detik-detik akad nikah pun
dimulai. Mas agus selaku calon dari mba nisa akhirnya dengan tegas menyatakan, “aku
terima nikahnya…….”. semoga orang langsung berucap, “nis….alhamdulillah.selamat
ya….” Aku tersenyum lega. Namun masih ada satu lagi.
Mas bagus, selaku calon dari
mb al juga bersiap untuk mengucapkan ijab dan kabul. Dan akhirnya dengan
lantangnya dia mengucapkan hal yang sama diucapkan oleh mas agus.
Alhamdulillah….Allahu
akbar!!! Kedua mbakku sudah sah dan resmi menjadiistri orang. Hiks…sebenarnya
sedih juga. Tapi…kebahagiaan keluarga kami lebih besar dari itu. Dan yang
paling membuatku terharu adalah bapak. Bapak menangis ketika kedua anaknya
bersalaman kepada beliau. Ya Robb..tanggungjawab bapak dan ibu lepas sudah. Digantikan
oleh suami mereka masing-masing.
Mbak-mbakku tersayang juga
mas-masku yang baru….
Tak ada yang mampu kuberikan…
Just It
Barokallahu lakuma wa baroka
’alaikuma wa jama’a bainakuma fi khoir ”
Gubuk Mentari
13-1-13