Rabu, 18 Juni 2014

Khubaib Al Arsyad

Alhamdulillah.... wasyukurilah
buah hatiku telah lahir ke dunia. Sesuai dengan diskusi aku dan suami, maka namanya adalah khubaib al arsyad.

Hmm....jujur saja, pertama dengar nama khubaib aku langsung berpikir, "asing banget ya nama ini. arab banget", hehee
Nama khubaib adalah pilihan dari suamiku tercinta, I Putu Adi Widhiartha. Apa sebab? Ini nih yang harus dijelaskan kenapa namanya Khubaib. 

Btw, sebelum anakku lahir, suamiku membaca-baca buku. Juga mencari-cari nama tentunya. Nah, ketika itu dia menemukan ada nama khubaib bin 'Adi. Beliau adalah sahabat Rasul yang subhanallah mempunyai hidup yang luar biasa. Dari perjuangan hidup hingga akhir hayatnya. Lain kali kita ceritakan ya..

Berhubung suami ada nama Adi nya, dan itu memang panggilannya. Maka diambillah nama khubaib untuk anaknya kelak. Hmm,,,menurutku agak aneh ketika itu..hehee
dan awalnya suami hanya mau namnya khubaib. just Khubaib. Atau Khubaib bin Aadi. Uh...pendek banget bukan? Terus..mikir juga, manggilnya gimana ya? panjang kan kalau harus 3 suku kata. 

Namun akhirnya dengan diskusi panjang dan lobi (gayanyaaa...), aku boleh menambahkan nama di belakang khubaib. Yaitu Al arsyad. yang artinya cerdik. Kelak, do'aku, buah hatiku ini, mujahidku ini akan menjadi pejuang Allah yang cerdik (cerdas, pintar, cepat berpikir, tegas, hebat )..heheee
Semua orangtua pasti ingin menginginkan anaknya jadi yang terbaik. ^_^

Khubaib Al Arsyad, itu adalah pemberian ayah dan bundamu, nak. Pemberian atas nama kasih sayang, harapan, do'a, cita-cita, keinginan, yang tujuan akhirnya hanya mengharap Ridho Allah. 
Jadilah anak yang sholeh ya sayang....
Ayah Bunda mencintaimu...


Kelahiran Mujahid Kecilku

Cahaya itu makin lama makin mendekat….
Dan kini, ia hadir. Semakin mencerahkan ruang kehidupan kami..
You, khubaib al arsyad


Sabtu, 1 mei 2014 pukul 11:30.
Dari dalam kamar mandi, aku panggil-panggil suamiku dengan keras.
 “Ada apa”? tutur suamiku ketika itu.
Ya Allah, bahagia sejujurnya aku. Namun ada takut menyelimuti. Sehabis buang hajat, aku melihat ada lendir darah bercampur dengan cairan kental warna putih di underwarku. Itukah tandanya bahwa malaikat kecilku ini akan lahir? Sebelum-sebelumnya aku sudah banyak membaca dan bertanya tentang tanda-tanda awal kelahiran. Ada yang menyebutkan bahwa ada lendir darah berwarna pink yang keluar, ada juga pecah air ketuban atau rasa mulas di area perut dan sekitarnya.

Dan…hari ini aku mengalaminya. Alhamdulillah wasyukurillah. Meski lendir darah keluar, aku tidak merasakan sakit di bagian perutku. Masih biasa saja. Akhirnya kami putuskan hari itu  akan ke bidan terdekat untuk periksa. Pukul 2 siang, kami ke bidan. Sesampainya di sana, bidannya sedang pergi ke Batan Indah. Hmmh…kecewa rasanya. Namun Alhamdulillah, mbak yang ada di rumah tersebut langsung merespon dengan sangat baik. Dia bertanya perihal mengapa kami ingin menemui bidan Bu Parwito. Kami ceritakan kronologisnya. Mbak itu pun paham. Langsung saja, dia menelpon Bu Parwito dan menyambungkan kepadaku. Aku ceritakan kepada Bu Parwito bahwa aku telah  mengeluarkan lendir darah berwarna pink. Bu Parwito pun menjawab dengan antusias. Beliau bilang, iya tunggu saja. Beliau akan langsung pulang ke rumah.

Kami mencari makan siang hari itu, sambil mengira-ngira kedatangan Bu Parwito. Wah ternyata kami sampai di rumah Bu Parwito, beliau sudah menunggu. Tanpa berlama-lama lagi, Bu Parwito langsung memeriksaku. Beliau memriksa bagian perutku. Dan kemudian beliau akan melakukan periksa dalam. Akan melihat apakah aku sudah mulai ada pembukaan atau belum. Deg…aku takut mendengar akan periksa dalam. Benar saja. Ketika beliau akan mulai memeriksa, aku mulai berkeringat. Takut..entah kenapa. Akhirnya Bu Parwito bilang jangan takut karena bias semakin sakit kalau aku tidak rileks. Hwaah cukup lama proses itu. Walau pada akhirnya berhasil juga. Rasanya…lumayan sakit. Ini kali kedua aku periksa dalam. Perasaanku saat diperiksa, takut sakit, risih, malu, campur aduk lah. Oh iya, hasil pemeriksaannya, aku sudah mau bukaan 1. Bu Parwito bilang aku mennati saja hingga nanti saatnya sakit di perutku sudah mulai 5 menit sekali. Alhamdulillah..

Sore ini aku mulai merasakan mules di perut dan bagian bawahnya. Masih jarang-jarang tapi rasanya gak nyaman. Kebetulan pecan ini adalah jadwal aku harus periksa lagi ke dr. Tety, maka aku dan suami akan ke rumah sakit malam itu. Namun sorenya, aku masih bias pergi kondangan lhoh…hehee. Walau agak sempoyongan karena pake high heel, akibat enggak ada sandal yang lain. Hahaa..

Sampai di rumah sakit langsung ditimbang dan tensi. Tensi normal dan beratku waaaaw, 65,5 kg… fantastis!! Ini berat tertinggi yang pernah kumiliki..huhuuu. subhanallah…ternyata antrian panjang banget. Lupa dapat nomor berapa, 10 seingatku. Ya Robb…jam berapa bias consult dengan dokternya? Akhirnya karena malas menunggu (kami tau dr ini cukup lama pemeriksaan 1 pasien nya), kami menuju Serua. Hahaa… ada-ada saja. Kami ke tempat Bidan Lilis yang dulu dari usia 0-7 bulan memeriksa kandunganku. Senangnyaaa….sesampainya di sana, kami disambut dengan sangat baik. Bahkan bidan Lilis mengatakn kalau pagi harinya, dia masih membaca rekapan buku tentang aku. Owhh…terharu. Seperti biasa, bidan ini memeriksaku dengan sangat perlahan, lembut dan hati-hati. Hmm…tapi aku kecewa. Karena hasil pemeriksaannya aku belum pembukaan. Akhirnya kami berpamitan dan ke rumah sakit lagi.

Mungkin karena selama perjalanan, jalannya agak bergelombang tiba-tiba saja perutku mengalami kontraksi. Mulas banget dan terjadi agak sering. Aku udah agak deg-deg an juga. Alhamdulillah…akhirnya jatah pemeriksaanku. Dengan teliti, dr.Tety memeriksaku. Dia melihat berulang kali hasil usg di layar. Menurutnya, ukuran kepala sang bayi sudah besar. Air ketubannya di batas ambang minimum, hanya 5. Padahal normalnya 7. Deg…aku mulai panic. Kemudian dr.Tety langsung melakukan periksa dalam. Katanya, aku sudah bukaan 1. Alhamdulillah. Melihat kondisi air ketubanku yang kurang, dr.Tety menyarankan untuk memonitoring kekuatan jantung  bayiku. Ya Allah…aku senang sebenarnya sudah tanda-tanda mau melahirkan. Namun kenapa prosesnya ribet sekali rasanya.

Aku diantar sampai ke ruang dimana keadaan bayiku akan dikontrol. Di perutku dipasang alat detak jantung bayi. Sepertinya bidannya tau bahwa aku deg-deg an. Dia bilang, “rileks saja bu”. Pemeriksaan pertama, hasilnya kontraksi berjalan cepat. Itu artinya waktuku melahirkan bias jadi hanya dalam hitungan 1x24 jam. Dan aku disarankan untuk sudah langsung menginap di rumah sakit. Ohh…aku gak mau sebenarnya. Karena menurut bidannya, aku harus terus dipantau. Terkait perkembangan bayiku juga pembukaan ku. Pukul 12 selesai pemeriksaan. Dan pukul 1 dini hari, aku akan diperiksa lagi. Ya Allah..beginikah proses akan melahirkan?

Kami berdua makan malam, ya malam sekali sampai mendekati pagi. Aku diperiksa lagi. Hasilnya kontraksi tak jauh berbeda. Aku pun beristirahat. Pulas. Sedangkan suamiku sibuk menjemput adiknya yang datang dari bandung. Juga mengambil perlengkapan persalinanku. Aku tak tahu..hehee. ibu, mbak, kakak iparku pun sedang menuju kemari untuk menunggui persalinanku. Alhamdulillah….Allah memberi saudara-saudara yang sangat memperhatikanku.

Pagi datang, kontraksiku justru menurun. Saat diperiksa pagi pukul 6, aku masih saja bukaan 1. Huft…aku agak kaget. Masa’ tidak ada penambahan? Ya Allah…mudahkanlah. Akhirnya, pagi itu aku dan suami jalan-jalan di perumahan villa dago. Lumayan…cukup jauh. Aku bersemangat sekali. Berharap pembukaan segera naik. Saat perjalanan akan pulang, aku mulai kesakitan. Perutku mulai mulas lagi. Rsanya kontraksinya makin sakit. Alhamdulillah, syukurku padaMu ya Robbi. Setibanya di rumah sakit, sudah ada keluargaku dari Lampung. Ya Allah..bahagianya. namun kulihat wajah ibu pucat pasi. Hmm..ibu. beliau memang tidak sanggup untuk menunggui anaknya yang akan melahirkan. Aku memakluminya. Sekitar pukul 10 aku kembali diperiksa. Periksa dalam dan control detak jantung bayiku. Ya Robbi….masih pembukaan 1. Hmmh…

Ibuku ke rumah beserta kakak iparku dan ponakanku. Aku ditemani mba ten. Sekitar pukul 2 aku diperiksa lagi. Sudah bukaan 2. Alhamdulillah… perkiraan lahir akan mendekati lagi. Subhanallah…. Karena persalinanku ternyata masih lama, maka keluargaku yang dari Lampung dan adik iparku juga istrinya, Ariya dan Icha akhirnya pulang. Ibuku?? Beliau menunggu di rumah. Sendiri..

Sorenya aku tidak diperiksa. Baru malam aku diperiksa kembali. Sehabis isya’. Masih pembukaan 2. ya Allah…aku rasanya ingin pulang. Sampai aku minta kepada bidanku untuk memberikan persetujuan. Bidan dan suster yang merawatku selalu mengatakan, “tunggu izin dari dr.Tety ya bu”. Huuh….kesal rasanya. Sampai malam aku bolak balik jalan naik turun tangga. Berharap pembukaan bertambah. Namun malam itu aku merasakan tidak mampu tidur nyenyak. Ada rasa sakit dan mulas di bagian perutku. Aku hanya berharap persalinanku semakin dekat.

Senin pagi, 03 maret 2014
Pagi dini hari, aku merasakan rasa mulas di perutku. Tapi sampai jam 5 aku baru dicek kembali. Aku diperiksa dalam dan dicek tensi nya. Alhamdulillah sudah bukaan 3. Tensi pun masih normal. Karena memang ingi n segera melahirkan dan melihat malaikat kecilku, sejak diperiksa terakhir aku bolak-balik tangga dan berjalan terus menerus. Sampai ditegur oleh perawatnya…hehee

Dan…mulas di perutku mulai semakin meningkat. Jedanya pun rasanya makin cepat. Akhirnya pukul 8 lewat aku bilang ke perawatnya. “sust, kayaknya mules saya udah sering banget lho. Ini hampir 3-5 menit sekali”. Sembari saya menunjukkan catatan mulas. Karena memang saya tulis lhooh… :-D. susternya bilang, “baik bu sebentar lagi periksa dalam”. Awalnya kayaknya gak percaya sich perawatnya Karena jam 6 an baru periksa dalam kan..huhuu

Akhirnya sekitar jam 9 kurang, aku periksa dalam. Degg…udah bukaan 7. Ya Allah…senangnya. Namun perutku semakin gak karuan. Seketika itu juga aku langsung menelpon teh imut untuk merebuskan telur ayam kampung dan membawakan ke rumah sakit. Sejak bukaan 7 aku sudah di ruang bersalin. Perutku makin melilit. Bidan yang memeriksaku sudah langsung menghubungi dr. Tety. Persiapan melahirkanku pun mulai disiapkan. Aku melihat bidan itu bolak balik membawa gunting dan lainnya dalam sebuah nampan alumunium. Ada juga kain-kain putih dan lain-lainnya. Aku makin deg-deg an. Alhamdulilah ada suamiku yang dengan sangat setia menemani. Memijat punggungku, memegang tanganku dan rela kutarik-tarik, ku cubit (haha…) kalau aku kesakitan. Setiap 30 menit, aku mulai makan sari kurma dan madu 3 sendok. Untuk menanmbah tenaga. Karena katanya melahirkan butuh energy super besar. Pukul 10.30 atau sekitar itu, teh imut datang membawa telur. Aku langsung memakannya. Dan mulai itu juga perutku mulai gak karuan rasanya. Mau duduk sakit, berbaring sakit, nungging sakit. Ya Allah rasanya….
Aku langsung mulai mengingat ibu. Beginikah dulu rasanya ketika melahirkan aku? Ya Allah, ampunilah dosa-dosa ibuku.

Detik terus berganti, dan sakitku semakin menjadi. Seluruh bagian perutku rasanya seperti dipelintir, pahaku berat. Pantat  dan pinggang juga rasanya pegal. Teh imut sangat sabar menungguiku dan memijat punggungku. Ya Allah, balaslah teh Imut dengan mengabiulkan harapan-harapannya.

Dhuhur tiba. Suamiku izin untuk melaksanakan sholat dulu. Dan aku masih terbaring  menunggu persalinan dengan  ditemani teh imut. Aku sudah agak lupa, tapi sepertinya di jam-jam ini dr.Tety datang. Beliau periksa dalam lagi. Dan..alhamdulillah sudah mau bukaan 9. Katakanlah bukaan 9. Ya Allah…sebentar lagi ini. Suamiku datang, dan teh imut sholat. Perutku semakin melilit. Dr.Tety menyuruh bidan untuk menyuntikkan sesuatu ke dalam cairan infusku. Meski aku masih sadar namun rasanya udah samar-samar. Setelah disuntikkan, maa syaa Allah. Kontraksi dan mulasku makin menjadi. Hampir tak ada jeda. Untuk bergerak seluruh badanku sakit. Bahkan untuk minum sari kurma dan madu saja aku sudah tak sanggup. Dan inilah detik-detik mendebarkan itu…

Aku sudah tak mampu banyak berpikir. Yang akumau ketika itu adalah bayiku segera keluar. Ya Allah…disinilah aku mulai mengingat Mu dengan sebenar-benarnya. Aku langsung mengingat mati. Bagaimana jika aku mati saat itu? Ampuni aku ya Robb…aku hanya mampu beristighfar dan mengucapkan takbir . di saat itu pula bayang-bayang ibuku terlintas jelas. Ibu….maafkan anakmu ini. Maaf karena belum mampu membalas dengan apapun juga. Bapak, dia seakan-akan tersenyum padaku. Menguatkanku. Dan sekejap seluruh keluargaku, mba ten, emas, mba anis, mba al dan orang-orang terdekatku rasanya semuanya hadir. Hanya satu yang ingin kukatakan ke mereka. Maafkan semua kesalahanku.
Dan suamiku…yang sangat setia menemaniku. Aku masih mampu melihatnya di sebelah kiriku sambil tersenyum dan terus menyemangatiku. I love you, sayang. Terimakasih untuk pengorbananmu…

Aku tidak begitu jelas mendengar suara orang yang menurutku tiba-tiba ada banyak di sekelilingku. Aku merasa mereka seperti suara nyamuk yang berdenging di kupingku. Fokusku hanya satu. Aku hanya melihat dr.Tety di depanku. Dan dia mulai galak (hehee) ketika sudah bukaan 10 dan itu artinya aku harus mulai mengejan agar bayiku keluar.
“ayo bu farial, udah bukaan lengkap. Bayinya udah mau keluar.”
Aku tak mampu berkata-kata lagi. Aku hanya mampu beristighfar dan bertakbir. Hanya itu yang kuulang-ulang.
“kalau sakit, tarik napas dari hidung yang panjang, buang lewat mulut.”
Ya, aku melakukannya. Tapi sakit makin menjadi. Kalau ada yang bilang bahwa melahirkan itu tidak sakit, aku mengatakan aku kebagian yang sakitnya.
“udah mules belum? Kalau udah mules, langsung mengejan ya”, lanjut dr.Tety
Ya Allah…sakit sekali ini..rasanya tidak sanggup lagi. Aku mules…ya…ini mules hebat
“mules banget dok..”, ujarku menahan sakit
“ayo…tarik napas…terus mengejan, dorong yang kuat”
Aku mulai mencoba melakukannya.
Ya Allah….aku sudah berusaha, tapi bayiku tak keluar juga
“bu farial, kasian bayinya di dalam. Dia udah mau keluar juga. Ayo dorong yang kuat” dr. Tety memotivasiku terus menerus. Di sekelilingku juga banyak orang yang menyemangati. Tapi…aku benar-benar tidak mendengar mereka.
Mules lagi..
Aku lagi-lagi mencoba mendorong dan mengejan sekuat tenaga. Ya Allah…rasanya gak kuat. Pasrah. Bagaimana ini? Tapi aku ingin bayiku selamat.
“bu farial, rambut bayinya udah keliatan, ayooo lebih keras lagi.” Dr.Tety tidak berhenti member arahan dan motivasi.
Aku juga mendengar suamiku menyemangatiku.
“ayo bunda semangat. Dedek bentar lagi lahir”.
I love you, suamiku. Tapi ini susah sekali.

Tiba-tiba…aku lemas. Tak punya tenaga. Aku merasa di atasku ada sesuatu yang menarik perhatianku. Ya, tenagaku habis rasanya. Entahlah, mungkin orang-orang memanggilku. Namun aku tak mendengar apapun. Rasanya seperti di alam lain. Ya Allah…apa ini..

“Bu farial…ayoo semangat. Jangan lemas. Kuat…ayoo kuat”
Deg…aku kaget. Aku mendengar kembali dr.Tety memanggilku.
“ini rambutnya udah keliatan. Kasian bayinya masuk lagi nanti.”
Dan Alhamdulillah…aku mempunyai kekuatan lagi.
Aku mulai menarik nafas yang panjang kemudian langsung mengejan dengan keras. Perutku didorong oleh entah siapa. Aku menarik kakiku sekuat tenaga. Dan detik-detik berganti. Kuulang lagi usahaku tadi.
Dan subhanallah…..bayiku lahir
ya Allah….bahagianya aku…
Aku mendengar suara tangisnya. Ingin langsung ku dekap dia. Tapi aku benar-benar tak berdaya. Aku tak punya tenaga lagi. Anakku..kau sudah melihat dunia nak….
Teh imut mendekatiku, mmeberi selamat sambil menangis. Sedang aku seperti masih bingung. Benarkah aku sudah menjadi ibu. Seterusnya aku sudah lupa. Badan juga sudah tidak berasa. Bahkan ketika dijahit yang katanya jahit obras (hehee), sudah tidak terasa sakit sama sekali. Suamiku mendekatiku. Senyumnya mengembang lebar sekali…
Dan yang paling kutunggu, akhirnya hadir. Bayiku diletakkan di atasku. Ini IMD (Inisiasi menyusui dini). Lucunya….anakku…yang ketika itu belum ku tahu namamu..

Sayangku…anakku…penyejuk hatiku. Jadilah anak yang sholeh ya nak. Engkau adalah kado terindah di ulangtahun pernikahan orangtuamu. 3 maret 2013 kami menikah. Dan tepat satu tahun setelahnya, engkau lahir ke dunia. Sungguh anugrah Allah yang tiada duanya ketika itu..

Robbi hablii minas shoolihiin. ..
Robbanaa hablanaa min azwajinaa wa dzurriyyatina qurrota a’yun waj’alnaa lilmuttaqinaa imaamaa…
3 maret 2014 pukul 13:55 mujahid kecilku terlahir ke dunia….

anakku..ekspresinya ketika baru saja lahir...^^