Rabu sore kemarin, 30 Januari
2013 aku bergegas untuk pergi ke apotek. Dengan perasaan cemas karena hari
sudah mulai menginjak petang, aku langsung saja ambil tas mungilku buatan Bu
Merka Nanda. Berharap tidak macet di perjalanan, aku terus seraya berdo’a.
alhamdulillah..tidak lama kemudian aku mendapatkan angkot bertuliskan Jombang –
Ciledug. Aku akan pergi ke arah Ciledug tepatnya menuju Apotek Century atau K24
yang berada di sebelahnya. Dengan penuh keyakinan….yang kucari pasti ada.
Akhirnya….tiba juga tepat di
depan Apotek Century. Aku buka perlahan pintu masuknya dengan mendorongnya ke
dalam. Dari dalam, petugas yang menjaganya tersenyum dan berkata, “ada yang
bisa dibantu mbak?”
“iya mba, saya mau cari mineral
oil. Ada?”
“mineral oil ya? Tunggu sebentar
ya…” mbak petugas tersebut berjalan ke dalam, sepertinya akan tanya kepada
orang lain.
Tak lama kemudian mbak yang
tadi keluar bersama seorang perempuan yang terlihat lebih dewasa darinya.
“mau cari apa mba?”, tanya mba
yang baru muncul.
“mineral oil mba”
“untuk apa?”
“untuk percobaan”
“maaf…kosong mbak”
“sedang habis mbak?” tanyaku
“bukan..memang tidak tersedia
di sini”, jawab mbaknya sambil tersenyum
“ohh..terimakasih mbak”
Aku langsung berlalu keluar. Hmm…..di
Century saja tidak ada, bagaimana di tempat lain??? Aku makin ragu. Tepat di
sebelah apotek Century ada apotek juga. Apotek K24. Aku berharap di sana ada,
amin…
Pintunya tertulis dua kata,
dorong dan tarik. Aku memilih untuk mendorong karena pasti akan lebih mudah
untuk mendorong daripada menarik. Sampai di dalam tidak ada yang menyapaku. Ada
seoramg laki-laki namun dia biasa saja. Hmm….mau dibeli gak ni apotek ya? Aku langsung
saja manyapanya.
“mas…ada mineral oil gak?”
“mineral oil mba?
“iya”
Si petugas laki-laki tersebut
langsung berteriak memanggil temannya dari luar. “ada yang cari mineral oil,
ada gak?”
Seorang perempuan keluar.
“cari apa mba?”
“mineral oil mba”, sahutku
“maaf..tidak ada”
Singkat, padat, jelas.
“ohh..yaudah, makasih ya…”
Huft…gak ada lagi. Dimana kau
mineral oil? Bahkan wujudmu pun aku tak tahu….
Dan akhirnya aku mengubah
rencana untuk kamis. Rencana dadakan yang alhamdulillah…..selesai juga.
Namun tetap penasaran. Mineral oil,
seperti apa dirimu? And where are you???????????
Pertemuanku kemarin
dengannya seolah tak berbekas. Tak ada jejak yang ditinggalkan. Tersapu bersih.
Aku mencarinya di tiap terbitnya mentari, namun tak ada. Aku kembali menunggu
di kala senja tiba,namun juga tak nampak. Hanya semburat merah yang memancarkan
cahayanya, seolah berkata “bila tak ada bukan berarti tiada”. Saat temaramnya
malam, semua terlihat semakin kelam.
Pernahkah kau melakukan dosa? Sombong sekali bila kau
menjawab tidak! Lalu, seberapa besar? Setinggi gunungkah? Seluas lautankah? Atau
lebih banyak dari itu? Lalu sebanyak apakah itu? Inginkah kau kembali padaNya? Kembali
menapaki jalan-jalan suci, jalan lurus yang memang seharusnya kau tapaki. Bukankah
memang seharusnya demikian??
Pertaubatan…
Aku sedang bertanya tentang taubat. Apakah bisa dosa-dosa
kita diampuni oleh Allah? Jawabanya adalah iya. Lalu apakah kita akan kembali
suci? Aku tidak tahu tentang ini. Yang aku mengerti..Allah akan selalu mendekat
terhadap hambaNyayang mendekat. Bagaimana
pertaubatan itu? Apakah tiba-tiba saja kita berubah tatkala kita berkata, “aku
ingin berubah”, “aku ingin taubat”??
Teman…aku juga baru saja klembali tyersadar tentang arti
sebuah dosa dan taubat. Tidak ada satupun makhluk di dunia ini yang sepi dosa. Kita
semua pasti pernah melakukannya. Sengaja ataupun tidak. Besar ataupun kecil. Sering
ataupun jarang. namun apapun jenis dosa itu, taka da kata yang lebih tepat
untuk bertaubat dan tak lagi melakukannya. Sebaik-baik manusia adalah yang
mengingat mati, mengingat pertaubatan untuk kembali padaNya.
Teman…tak ada taubat tanpa hati. Allah akanmemberikan kita hidayah bila kita memang
berniat untuk kembali kepadaNya. Tak akan adacahay yang masuk bila tak ada
jendela yang terbuka. Itu pengandaian yang sangat sederhana, teman.
Bila ingin kembali pada Allah, cukup buka jendela hatiMu. Bersihkan
ia….biarkan hawa semilir angin dan cahaya kebenaran masuk ke dalam sukmaMu. Dan
biarkan kejahilian keluar segera dari Qolbu kita.
Ingat teman….tak akan ada cahaya yang masuk bila tak ada
jendela yang terbuka.
*sebuah perenungan dan cambukan untuk diri sendiri. Pertaubatan
itu harus. Hidayah itu harus didapat. Maka, bukalah jendela hatimu…dan biarkan
cahaya Ilahi masuk ke dalamnya….
I remember when I first met you
I felt that God answered my call
There was that one place I always thought about
And I just wanted to be there with you
The place that no eye has ever seen
The place that no heart has ever perceived
I had a great feeling inside of me
That one day I’ll be there with you
Chorus:
And now that we’re here feeling so good
About all the things that we went through
Knowing that God is pleased with us too
It’s not a dream, this is so true
Feeling the peace all around
Seeing things we could never imagine
Hearing the sound of rivers flow
And we know we’ll be here forever
The feeling is indescribable
Knowing that this is our reward
Do you remember the hard times we went through?
And those days we used to argue
But there was not one thing that could bring us down
‘Cause we always had in our minds
The place that no eye has ever seen
The place that no heart has ever perceived
The place we’ve been promised to live in forever
And best of all, it’s just me and you
CHORUS
I remember us praying at night
And just dreaming about this together
I’m so blessed to have you in my life
And now we can enjoy these blessings forever
Paradise is where we are now
Paradise, a dream come true
Paradise, O what a feeling!
Paradise, thank You Allah!
Hari ini aku mampu tersenyum bangga..
Subhanallah…Maha Suci Allah, Tuhan Semesta alam. Pagi-pagi sengaja mau mengetes
hafalan anak-anak. Dan ternyata…ketika aku berkata, “yuuk…siapa yang sudah
hafal Surat Al Qoriah?” dan mereka langsung serempak mengacungkan tangan. Ya Rob..
bahagia rasanya. Mereka dengan penuh semangat berkata, “aku mau menghafal Al
Quran”. Ya Robb…tetesan air mataku jatuh di dalam Qolbu. Ingin rasanya
menampakkan namun kutahan. Aku bangga terhadap mereka. Elang TK B. I Love You,
everybody...
Ini sebuah pecutan keras untukku. Di sat aku
membimbing mereka untuk menghafal, aku justru masih terseok di hafalan yang
sama, di tempat yang sama sejak beberapa waktu yang lalu. Sungguh mengenaskan
nafta. Ingin menangis dan teriak sejadinya. Bukankah aku begitu merugi. Di saat
yang sama mengatakan bahwa hari ini harus lebih baik dari kemarin, namun aku
justru kadang mengingkarinya.
TK B Elang, usia yang masih sangat kecil, 5-6
tahun, tapi begitu menginspirasiku untuk terus maju. Mereka yang tak takut akan
dilema hidup, yang tak pernah galau, yang selalu ceria dan tersenyum, yang
selalu apa adanya, ternyata mampu membuat perubahan untuk orang lain. TK B
Elang, semoga kalian akan terus terbang dan mampu mengepakkan sayap di manapun
kalian berada…