29 Januari 2013
Kemarin sore, aku ke rumah
sakit Sari Asih di Ciledug untuk menjenguk Nenek Mu’ yang sedang sakit. Ini kali
ketiga beliau masuk rumah sakit. Dan menurut pemaparan teman-teman, ini sakit
nenek yang terparah.
Aku dan temanku, Mba hanifah
muslimah dan Putriana Mahardika tiba sekitar pukul 17.30. Mereka tiba duluan
karena aku bersama Bu Evi Wulandari awalnya. Tiba di rumah sakit yang menurutku
aromanya cukup menusuk hidung, kami langsung menuju lantai 5. Dengan menggunkan
lift kami menuju sana. Tiba di lantai 5, kami mau masuk ke ruang 509. Namun ternyata
bukan nenek yang berada di dalam. Akhirnya kami tanya petugas dan ternyata
nenek dipindahkan.
Sampai di dalam….hatiku rasanya
mau rontok. Kaki dan tanganku langsung lemas melihat nenek terbaring lemah tak
berdaya di ranjang. Nenek terlihat sangat kurus.. L. Di hidung nenek terpasang selang juga di
tangannya. Nafasnya terlihat terbantu oleh selang itu. Mulutnya terbuka tanda
dia tak mampu bernafas dengan sempurna. Ya Robbi….sedih sekali rasanya. Nenek yang
biasanya lincah dan sangat ramah, baik terhadap kami semua kini harus
terbaring. Aku mendo’akan semoga merasakan hal yang berbeda. Semoga nenek
merasakan rasa sakit itu sebagai sebuah kenikmatan tersendiri untuknya.
Ada tante Mur, Bu Oben dan
salahsatu anaknya nenek yang menunggu. Mereka bilang kondisi nenek sudah
membaik dari hari kemarin. Hari ini nenek sudah bisa bergerak dan memberi
isyarat bila ingin pipis, pub dan lapar. Juga sudah mampu bilang, “sakit..”
bila salah satu bagian tubuhnya tertindih atau terkena suatu barang. Kemarin nenek
sempat mengalami koma. Alhamdulillah….Allah pasti memberikan yang terbaik untuk
nenek.
Ya Robb…berilah kekuatan untuk
nenek dan keluarganya….
Nenek…..orang yang sangat baik,
pasti Allah akan membalas juga dengan kebaikan. Aamiin….. J.
Get well soon, Nenek….
We Love You.
*NENEK
Beliau adalah Ibu dari ketua
yayasan kami di sekolahalam Bintaro. Sekarang aku dan beberapa temanku (herlina
JH, Nikkie Biyan Sahdina, Yanti Purbarahayu, Yuditya Nur Amanah, Hanifah
Muslimah) tinggal di rumah beliau. Di lantai dua yang terpisah pintu masuknya. Meskipun
tidak satu rumah, namun kami sering sekali berkomunikasi dengan beliau. Dan satu
kesimpulan untuk Nenek. Dengan kesederhanaanya, beliau mampu terlahir menjadi
orang yang berharga dan bermanfaat. Salahsatu buktinya juga menurutku, semua
anaknya terlahir menjadi orang-orang yang bermanfaat bagi sesama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar