Rabu, 30 Januari 2013

Nenek


29 Januari 2013

Kemarin sore, aku ke rumah sakit Sari Asih di Ciledug untuk menjenguk Nenek Mu’ yang sedang sakit. Ini kali ketiga beliau masuk rumah sakit. Dan menurut pemaparan teman-teman, ini sakit nenek yang terparah.
Aku dan temanku, Mba hanifah muslimah dan Putriana Mahardika tiba sekitar pukul 17.30. Mereka tiba duluan karena aku bersama Bu Evi Wulandari awalnya. Tiba di rumah sakit yang menurutku aromanya cukup menusuk hidung, kami langsung menuju lantai 5. Dengan menggunkan lift kami menuju sana. Tiba di lantai 5, kami mau masuk ke ruang 509. Namun ternyata bukan nenek yang berada di dalam. Akhirnya kami tanya petugas dan ternyata nenek dipindahkan.

Sampai di dalam….hatiku rasanya mau rontok. Kaki dan tanganku langsung lemas melihat nenek terbaring lemah tak berdaya di ranjang. Nenek terlihat sangat kurus.. L. Di hidung nenek terpasang selang juga di tangannya. Nafasnya terlihat terbantu oleh selang itu. Mulutnya terbuka tanda dia tak mampu bernafas dengan sempurna. Ya Robbi….sedih sekali rasanya. Nenek yang biasanya lincah dan sangat ramah, baik terhadap kami semua kini harus terbaring. Aku mendo’akan semoga merasakan hal yang berbeda. Semoga nenek merasakan rasa sakit itu sebagai sebuah kenikmatan tersendiri untuknya.

Ada tante Mur, Bu Oben dan salahsatu anaknya nenek yang menunggu. Mereka bilang kondisi nenek sudah membaik dari hari kemarin. Hari ini nenek sudah bisa bergerak dan memberi isyarat bila ingin pipis, pub dan lapar. Juga sudah mampu bilang, “sakit..” bila salah satu bagian tubuhnya tertindih atau terkena suatu barang. Kemarin nenek sempat mengalami koma. Alhamdulillah….Allah pasti memberikan yang terbaik untuk nenek.
Ya Robb…berilah kekuatan untuk nenek dan keluarganya….
Nenek…..orang yang sangat baik, pasti Allah akan membalas juga dengan kebaikan. Aamiin….. J.
Get well soon, Nenek….
We Love You.

*NENEK
Beliau adalah Ibu dari ketua yayasan kami di sekolahalam Bintaro. Sekarang aku dan beberapa temanku (herlina JH, Nikkie Biyan Sahdina, Yanti Purbarahayu, Yuditya Nur Amanah, Hanifah Muslimah) tinggal di rumah beliau. Di lantai dua yang terpisah pintu masuknya. Meskipun tidak satu rumah, namun kami sering sekali berkomunikasi dengan beliau. Dan satu kesimpulan untuk Nenek. Dengan kesederhanaanya, beliau mampu terlahir menjadi orang yang berharga dan bermanfaat. Salahsatu buktinya juga menurutku, semua anaknya terlahir menjadi orang-orang yang bermanfaat bagi sesama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar