Senin, 04 Februari 2013

English, #Sekedar Evaluasi


Tak terasa sudah 2 tahun aku berada di sekolahalam bintaro, sebuah yayasan pendidikan yang bertujuan mendidik anak menjadi pribadi yang berakhlak Robbani. Tak hanya anak sejatinya, sekolah ini pun menjanjikan (hanya dalam pengertian saya pribadi) untuk memperbaiki akhlak dan kecerdasan sang guru. Jadi, itulah alasan saya masih bertahan di sini, karena landasan sekolah ini benar dan tetap berlandaskan Al Qur’an dan Al Hadits.

Ketika di sini, kami mempunyai program bahasa inggris, program yang mengenalkan bahasa inggris lebih familiar di kalangan anak-anak wabilkhusus untuk fasilitator. Program ini telah berjalan kurang dari 3 tahun yang dipantau langsung oleh sebuah lembaga consultant “English Essential” yang digawangi oleh Miss Almara Ayuningtyas. Lembaga ini sangat concern sebenarnya, namun hasil yang kami peroleh saya rasa masih biasa-biasa saja. Kadang terasa stagnan, lebih lagi kadang merasa mundur satu langkah ke belakang.

Selama ini di sabin (sebutan sekolahalam bintaro) ada English Day setiap hari rabu. Guru diminta berkomitmen untuk speak English for everyone termasuk yang paling harus menjaga konsistensi ini adalah penanggungjawabnya. Namun…hasilnya tetap nihil. Sang penanggungjawab pun karena banyak kepentingan rapat, mengajar selain bahasa inggris dan lain sebagainya akhirnya tidak bisa komit untuk satu hal ini. Wajar saja…dan tidak bisa disalahkan.

Sebenarnya, apa sebabnya? Setelah saya telisik lebih jauh tentang program bahasa inggris ini ternyata ada hal mendasar yang seharusnya diperbaiki lebih cepat. Menurut saya pribadi setelah berbincang tentang program bahasa inggris di sekolah lain, seharusnya sabin mempunyai seorang yang menjadi icon  bahasa inggris. Anggaplah dia seorang konsultan + pengajar. Sehingga setiap anak, guru, bahkan orangtua akan tau dan sadar tentang hal ini. Sang konsultan ini stay di sabin selama 1 minggu penuh dan harus full English. Siapapun yang ingin bicara dengannya harus berusaha untuk berbicara bahasa inggris. Atau bisa dibuat slogan “no English, no service”. Dengan adanya sang icon  ini diharapkan aroma dan suasana bahasa inggris akan semakin kental terasa. Ini sekedar evaluasi dan harapan kami sebagai seorang yang cinta betul dengan sabin dan semua yang ada di dalamnya. Semoga tersalurkan… ^__^

So, don’t stop trying to speak English. English is skill , not knowledge. 
(Nafasyira)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar