Senin, 04 Februari 2013

Kebaikan berbalas kebaikan



Ini adalah sebuah kisah yang mungkin sudah seringkali kita dengar. Kisah tentang Ayah dan anaknya. Seorang ayah yang sangat bijaksana dalam mengasuh, mengajar, membimbing anaknya. Sebuah ketauladanan yang patut untuk ditiru. Salah satu kisah beliau adalah sebagai berikut.

Pada suatu hari Sang ayah mengajak anaknya untuk berjalan-jalan ke hutan. Dan anaknya mengikuti permintaan ayahnya. Singkatnya, ketika sampai di hutan sang anak dibiarkan berjalan sendiri tanpa dituntun oleh ayahnya. Dan tiba-tiba saja sang anak terjatuh. Sat terjatuh ia langsung menjerit keras, “tolooong….”. namun ayahnya diam saja. Anak tersebut akhirnya pun mampu bangkit sendiri seraya berseru, “ahh….sakit”. sekonyong-konyong ada suara yang datang dan persis mengucapkan apa yang si anak katakana. Karena penasaran maka si anak tersebut kembali berteriak, “hai….kau siapa?”
Suara itu kembali membalasnya dengan mengatakan, “hai….kau siapa?”
Si anak semakin marah. Lalu ia berteriak lantang, “hai..bila kau berani datanglah kemari…” suara itu kembali datang dengan ucapan yang sama. Semakin kesal si anak berteriak, “bodoh kau!!”. Dan kembali suara itu membalasnya.

Ayahnya kemudian datang. Dan sang ayah berteriak, “wahai orang baik…..”
Kemudian ada suara yang sama mengembalikan perkataan sang ayah. Si anak bingung. Sang ayah kembali  berteriak , “engkau orang sholeh”, suara itu kembali membalasnya.

Kemudian si anak bertanya, apa maksud semua ini.
“wahai ayah, siapakah orang itu? Dia mengejekku namun dia memujimu”
Ayahnya tersenyum. Itu bukan orang yang berbicara. Itu adalah gema.
“gema?”, sahut sang anak
“ya, itu adalah gema. Di dalam hutan seperti ini, suara kita akan menggema. Suara yang kita keluarkan akan dipantulkan kembali. Seolah-olah kembali kepada kta dan membalas apa yang kita ucapkan”. Jadi, bila kau berkata baik, suara itu akan mengembalikan dengan perkataan baik. Demikian pula sebaliknya , bila kau berkata buruk maka dia juga akan mengembalikan dengan perkataan buruk.

“Ini maksud ayah datang kesini”, lanjut ayahnya. Ayah ingin mengajarkan tentang nilai kehidupan. Dalam kehidupan ini engkau harus memahami bahwa setiap kebaikan akan dibalas dengan kebaikan. Keburukan juga dengan keburukan. Seperti gema tadi, bila engkau menuai perkataan kotor maka dia akan membalasmu dengan hal yang sama. Namun bila kau berkata baik maka dia akan membalas dengan hal yang baik.”
“maka, tebarlah kebaikan agar engkau juga akan memanen kebaikan.”, lanjut ayahnya sambil tersenyum.

Sahabat, ini adalah sebuah pelajaran kecil, sebuah pengingat untuk kita semua terutama saya untuk senantiasa mengingat tentang makna hidup ini. Kita sering terlupa untuk peduli dan aware terhadap perilaku kita. Dan kita seringkali mencari-cari dalih pembenaran tentang segala perbuatan kita. Padahal alam telah mengajarkan segalanya, berilah yang baik maka kita akan mendapatkan yang baik. Memberi dulu baru menerima. Bukan senaliknya.

Wallahu a’lam bisshowab.
senin, 4 februari 2013


1 komentar: