Minggu, 17 Juni 2012

The Aim of Life

Alhamdulillah...Puji syukur tiada henti kehadirat Allah SWT, Robb yang selalu menjaga kita dari bentuk kebodohan dan kejahiliahan meskipun langkah-langkah yang kita tuju selalu ke arah sana. Subhanallah....tak kusangka akan menemui 2 hari ini, dimana aku semakin mengerti tujuan penciptaan manusia di dunia, dan aku di dalamnya. Hidup tak sekedar menunaikan sholat, bersedekah, menuntut ilmu dan menggugurkan segala bentuk kewajiban yang telah Allah tetapkan kepada kita. Namun apa hakikatnya ketika kita melaksanakan sholat? Apa hakikatnya kita mencari ilmu hingga ke negri sebrang hingga terkadang meninggalkan kedua orangtua kita?

Teman...hidup ini tak lain adalah perjuangan juga pengorbanan. Tak ada berjuang tanpa berkorban. Demikian pula halnya, apa esensi sebuah pengorbanan bila tanpa ada perjuangan? Maukah berkorban tanpa arti dan sia-sia begitu saja? Tidak bukan? Lalu untuk siapa perjuangan dan pengorbanan ini? Maukah berjalan tanpa arah dan tujuan yang jelas?

Sejatinya segala bentuk tindakan dan amalan perbuatan yang kita lakukan hanyalah karena Allah dan untuk Allah semata. Kita ditakdirkan terlahir sebagai manusia bukan hanya untuk bersenang-senang saja di dunia ini. Lebih dari itu, kita mempunyai beban menjadi seorang khalifah di muka bumi ini. Menjadi pemimpin keseimbangan alam ini. Lalu dengan apa kita melaksanakan itu semua? Apa pedoman langkah yang akan kita tempuh? Jelaslah bahwa Allah memberikan sebuah perintah, membebankan sebuah tugas tidak mungkin tanpa tangan kosong. Dia telah memberikan kita Al-Qur'an yang secara jelas telah menggambarkan kepada manusia petunjuk-petunjuk untuk menjalani kehidupannya. Allah pun telah mengutus beberapa Rasul yang membawa Risalah Ilahiyah kepada kita. Merekalah yang secara real menuntun kita melalui jalan Islam secara benar dan kaffah.

Lalu, ada lagikah yang dipertanyakan? Beberapa pertanyaan yang sering aku lontarkan ke anak-anak muridku? Mau jadi pemain atau penonton? Sehebat apapun penonton, andilnya mungkin tidak lebih besar dari pemain. Penonton pun mungkin akan sulit memberikan inspirasi dan pembelajaran. Namun dengan menjadi pemain meskipun tak selamanya memenangkan pertandingan, at least mampu memberikan pengalaman tersendiri kepada oranglain. Lalu ada lagi yang dipertanyakan??
Mari hidup untuk senantiasa berjuang dan merelakan segala bentuk pengorbananyang mampu kita berikan kepada Allah. Bayangkan bila kita meninggal dalam keadaan lalai? Sungguh....kita pasti termasuk orang yang sangat merugi. Tak ada hari tanpa mengingat Allah, tak ada detik tanpa berdzikir.

Ya Robb....Ridhoi segala bentuk amalan kami. Sungguh tak ada keseriusan dari kami untuk mengkhianatiMu dan meninggalkan apa yang Kau perintahkan. Bila kami lalai, mohon ingatkan kami kembali kepadaMu, kembali menuju jalan lurus yang telah dilalui Rasul dan para tabi'iin...
Robbanaa Aatinaa Fiddun yaa hasanah wa fil aakhiroti hasanah wa qinaa 'adzaabannaar...amiin...


~Sinar Cahaya~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar