Tampilkan postingan dengan label wanita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label wanita. Tampilkan semua postingan

Senin, 24 Februari 2014

Menunggu, sebuah proses...

Menunggu mungkin memang membosankan. Tapi tidak harusnya untuk yang satu ini. Aku sedang menunggu sebuah perjuangan seorang wanita untuk menjadi seorang ibu. Selama lebih kurang 40 minggu, seorang wanita yang sedang hamil tentunya ingin segera bertemu dengan buah hatinya. Seorang anak yang menjadi dambaan setiap orangtua. Dan bagi seorang ibu ini adalah masa penantian yang menyenangkan namun juga menegangkan. Sangat menyenangkan karena ibu akan bertemu dengan anak yang telah dikandungnya. Dan sangat menegangkan karena bukan hanya proses persalinan yang akan dihadapi, juga proses menunggu kontraksi ternyata butuh kesabaran.

Seperti yang aku rasakan contohnya, heheee.. Karena selepas periksa dikatakan oleh sang dokter bahwa berat janin sudah cukup besar dan kondisi rahim sudah baik, dan saaatnya baby  launching, maka deg-deg an juga menunggu kontraksi. Dan ternyata hingga sekarang dari 3 hari pasca periksa belum ada kontraksi dari rahim. Hmmm....sabar mungkin kata yang tepat untuk menanggapinya,
Inilah sebuah penantian yang membutuhkan perjuangan. Bukan perjuangan yang terberat sebenanrnya. Mungkin di luar sana banyak sekali orang dengan pengorbanan dan perjuangan yang lebih besar dari apa yang sedang kurasakan. Dan tentunya apa yang kurasakan telah dirasakan oleh sebagian besar wanita. Kata dokter Tety kemarin, mungkin perbandingannya 1500:1, wanita yang melahirkan cepat dan tidak sakit. Cepat untuk hitungan sekitar 1 jam. Hehee...bukannya tidak boleh berharap tapi sudahlah serahkan semuanya pada Allah.

Sekarang saatnya ikhtiar dengan melakukan banyak hal yang memicu untuk cepat terjadinya kontraksi. Seperti senam hamil, makan-makanan yang bergizi agar HB stabil, banyak jalan, banyak bergerak, melakukan hubungan seksual yang lebih intens, berdo'a, yakin dan selalu bersikap tenang. Perbanyak amal ibadah, banyak tilawah dan selalu merasa bahwa Allah pasti akan memberikan yang terbaik.
Sang baby juga pasti sudah punya waktu dan rencana sendiri untuk lahir, benar kan sayang...
^_^
Bunda dan Ayah sudah sangat siap untuk menemuimu, menggendong dan kita akan melewati banyak hal bersama-sama..
semoga segera bertemu engkau, dedek sayang...
bunda dan ayah sayang padamu. 

Kamis, 02 Mei 2013

Istihadhoh


Kamis, 2 may 2013

Bismillahirrohmaanirrohiim.

Alhamdulillah, masih diberikan kesempatan untuk kembali menulis dan berbagi. Bila yang lalu adalah cerita kesedihan karena keguguran yang terjadi. Kali ini saya akan membagi tentang materi Istihadhoh  yang masih juga erat kaitannya dengan keguguran yang saya alami.

Berawal dari kejadian yang tidak pernah saya duga. Sabtu, 27 April 2013 saya mengalami keguguran. Lepas dari kesedihan yang saya alami, saya mengalami kebutaan pemahaman tentang darah yang saya keluarkan ketika itu. Menurut dokter saya dinyatakan hamil. Jadi bisa dipastikan bahwa saya tidak mungkin mengeluarkan darah haid. Namun saya tidak melahirkan, maka juga bisa dipastikan saya tidak mengeluarkan darah nifas. Lalu darah apa yang saya keluarkan? Darah merah atau biru? Hehee

Kembali ke topik utama. Ternyata darah yang saya keluarkan disebut darah Istihadhoh. Menurut mazhab Asy Syafi’I, Istihadhoh adalah darah penyakit yang mengalir dari saluran rahim paling bawah yang disebut adzil. Sedangkan menurut Ar Ramli, Istihadhoh adalah darah yang ditemukan oleh perempuan pada dirinya, selain darah haid dan nifas baik darah itu bersambung dengannya atau tidak.

Sebenarnya apa beda darah haidh dan nifas juga istihadhoh?
§  Haidh memiliki waktu tertentu. Sedangkan istihadhoh tidak
§  Darah haidh adalah darah biasa yang keluar karena tidak ada kaitannya dengan suatu penyakit. Namun darah istihadhoh adalah darah yang keluar akibat adanya ketidaknormalan bagian tubuh.
§  Warna darah haidh adalah hitam pekat dan berbau tidak sedap. Sedangkan darah istihadhoh merah dan tidak begitu berbau.
§  Darah nifas hanya terjadi pasca melahirkan sedangkan istihadhoh bisa kapan saja.

Dari Aisyah  bahwa Fatimah binti Hubaisy datang kepada Rasulullah dan berkata, “wahai Rasulullah, sesungguhnya saya adalah perempuan yang mengalami Istihadhoh dan saya tidak bisa bersih. Apakah saya harus meninggalkan sholat?” rasulullah bersabda, “tidak, sesungguhnya ia adalah irq (keringat, penyakit) dan bukan darah haidh. Jika haidmu datang maka tinggalkanlah sholat dan jika selesai maka cucilah darahmu dan sholatlah. “

Lalu, mungkin akan terjadi pertanyaan. Bukankah jika hamil maka apapun yang dikeluarkan oleh vagina adalah darah nifas? Ternyata bukan demikian.

“Jika janin bayi telah keluar dari mulut rahim lalu disusul oleh keluarnya darah, maka hukum darah yang keluar dari rahim itu tergantung pada bentuk janin yang dilahirkan, jika janin yang keluar ini telah berbentuk manusia dengan memiliki kepala, dua tangan, dua kaki serta anggota tubuh lainnya, maka darah yang keluar ini adalah darah nifas yang menghalangi seorang wanita mengerjakan shalat dan puasa sampai datangnya masa suci, yaitu terhentinya darah nifas tersebut. Sedangkan jika janin yang dilahirkan itu belum memiliki bentuk-bentuk manusia, maka darah yang keluar itu bukanlah darah nifas yang tidak menghalanginya untuk shalat dan puasa kec-uali jika keluarnya darah ini sesuai dengan waktu yang biasanya ia mendapat haidh, jika demikian halnya maka ia harus meninggalkan shalat dan puasa hingga habisnya masa haidh yang biasanya ia alami. 
( Majmu’ Fatawa wa Rasa’il Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin, 4/292 )

Selain itu, Terkait status darah keguguran yang dialami wanita, para ulama memberikan rincian sebagai berikut:
Pertama, keguguran terjadi ketika janin berada pada dua fase pertama, yaitu fase nutfah yang masih bercampur dengan mani, berlangsung selama 40 hari pertama dan fase ‘alaqah, yaitu segumpal darah yang berlangsung selama 40 hari kedua. Sehingga total dua fase ini berjalan selama 80 hari.

Apabila terjadi keguguran pada dua fase ini, ulama sepakat bahwa status darah keguguran tidak dihukumi sebagai darah nifas. Para ulama menghukumi darah ini sebagai darah istihadhah. Sehingga hukum yang berlaku untuk wanita ini sama dengan wanita suci yang sedang mengalami istihadhah, sehingga tetap wajib shalatpuasa, dst. Dan setiap kali waktu shalat, wanita ini disyariatkan untuk membersihkan darahnya dan berwudhu. Jika ada darah yang keluar di tengah shalat, tetap dilanjutkan dan status shalatnya sah, serta tidak perlu diulang.
Kedua, keguguran terjadi pada fase ketiga, yaitu fase mudhghah, dalam bentuk gumpalan daging. Pada fase ini, mulai terjadi pembentukan anggota badan, bentuk, wajah, dst. Fase ini berjalan sejak usia 81 hari sampai 120 hari masa kehamilan.
Jika terjadi keguguran pada fase ini, ulama merinci menjadi dua:
1.   Janin belum terbentuk seperti layaknya manusia. Pembentukan anggota badan masih sangat tidak jelas. Hukum keguguran dengan model janin semacam ini, statusnya sama dengan keguguran di fase pertama. Artinya, status wanita tersebut dihukumi sebagai wanita mustahadhah.
2.   Janin sudah terbentuk seperti layaknya manusia, sudah ada anggota badan yang terbentuk, dan secara dzahir seperti prototype manusia kecil. Status keguguran dengan model janin semacam ini dihukumi sebagaimana wanita nifas. Sehingga berlaku semua hukum nifas untuk wanita ini.
Oleh karena itu, jika mengalami keguguran pada usia 81 sampai 120 hari, untuk memastikan apakah statusnya nifas ataukah bukan, ini perlu dikonsultasikan ke dokter terkait, mengenai bentuk janinnya.
Fase ketiga, ketika keguguran terjadi di fase keempat, yaitu fase setelah ditiupkannya ruh ke janin. Ini terjadi di usia kehamilan mulai 121 hari atau masuk bulan kelima kehamilan. Jika terjadi keguguran pada fase ini, ulama sepakat wanita tersebut dihukumi sebagaimana layaknya wanita nifas.
Disadur dari fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah (21/437)


Apa saja yang boleh dilakukan oleh wanita yang istihadhoh
·         Wanita yang istihadoh hukumnya sama dengan wanita yang suci. Maka tidak diharamkan apapun padanya.
·         Wanita yang istihadhoh tetap wajib melakukan sholat, puasa dan lainnya layaknya wanita yang suci.
·         Tidak wajib bagi wanita istihadhoh mengambil air wudhu setiap kali akan sholat.
·         Boleh saja berhubungan sepanjang tidak berbarengan dengan masa haidh.
·         Boleh beri’tikaf di masjid jika tidak dikhawatirkan akan menetes.

Semoga bermanfaat.


Sumber :
Syaikh Imam Zaki Al Barudi. Tafsir Wanita. 2010. Pustaka Al kautsar. (bab istihadhoh halaman 59-62)

Kamis, 12 Juli 2012

^^^^^^^^^^^

Terimakasih ya Allah...
Kau telah menunjukkan yang sebenarnya. Hanya Engkau yang tak pernah dusta.... 

Kamis, 31 Mei 2012

Terjatuh.........

Aku terjatuh lagi...
Lagi dan lagi
Dan entah, bodohnya aku.....
Kembali di tempat yang sama
Sudahlah.........aku akan jauh berlari
Agar aku tak slalu berprasangka
Dan menjalani semuanya lebih baik
Aku ingin semuanya berjalan secara wajar
Masalah tidak dicari pun akan hadir
Untuk apa aku sembunyi di balik kata yang sesungguhnya pun tanpa makna??????

Ohh...biarlah...
yang lalu menjadi tabirku di masa lalu
yang bisa dikenang dan diambil hikmahnya
Aku tak ingin (lagi) terjatuh.......
Aku hanyalah wanita
Yang tak mampu berlama-lama bermain dengan hati dan prasangka....

Gubuk Mentari
~sesejuk salju dalam genggaman cahaya~

Kamis, 19 Januari 2012

Karena Wanita Ingin Dimengerti

lekuk indah hadirkan pesona
kemuliaan bagi yang memandang
setiamu simbol keanggunan
khas perawan yang kau miliki

aku lah pengagum ragamu
tak ingin ku menyakitimu
lindungi dari sengat dunia yang mengancam
nodai sucinya lahirmu

karena wanita ingin di mengerti
lewat tutur lembut dan laku agung
karena wanita ingin di mengerti
manjakan dia dengan kasih sayang

inginku ajak engkau menari
mandi hangat cahaya bulan
sebagai tanda kebahagiaan
bagi semesta cinta kita

bintang terang itulah dirimu
janganlah redup dan mati
aku dibelakangmu memeluk
dan menjagamu

Wanita Ibarat Kaca yang Berdebu

Dia ibarat kaca yang berdebu
jangan terlalu keras membersihkannya
Nanti ia mudah retak dan pecah...

Dia ibarat kaca yang berdebu
jangan terlalu lembut membersihkannya...
Nanti ia mudah keruh dan ternoda...

Ia bagai permata keindahan...
Sentuhlah hatinya dengan kelembutan
ia sehalus sutera di awan...
jagalah hatinya dengan kesabaran...

Lemah lembutlah kepadanya
namun jangan terlalau memanjakannya
Tegurlah bila ia bersalah
namun jangan lukai hatinya

bersabarlah bila menghadapinya
terimalah ia dengan keikhlasan
karna ia kaca yang berdebu
Semoga kau temukan dirinya...
BERCAHAYAKAN IMAN...