Tampilkan postingan dengan label rindu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label rindu. Tampilkan semua postingan

Kamis, 20 Desember 2012

Selamat Hari Ibu, Bundaa....


Memulai hari di kala fajar menyapa
Begitu hangat….sehangat senyuman Bunda menyapaku

Meski aku tak begitu mampu mengingatnya
Ini ceritaku untuk Bunda

Aku hanyalah bayi mungil,5 tahun yang lalu…
Yang hanya mampu menangis sepanjang waktu
Dari pagi hingga petang dalam pangkuanmu
Merengek, meronta tak tentu…
Bunda, namun kau tetap tersenyum
Sambil menatap dan mengamati wajahku yang terus menangis
Namun, kau tetap bilang “aku lucu”

Bunda, satu tahun berlalu
Aku mulai berjalan
Mungkin kau berharap aku tak lagi membebani tubuhmu
Ternyata tidak juga Bunda
Aku mungkin justru semakin membuatmu khawatir
Berjalan hingga jauh dari dekapanmu
Menghilang di sela-sela waktu tidurmu
Ohh..Bunda, kau masih juga tersenyum…

Bunda, kini aku sudah 5 tahun
Berharap mampu mandiri dengan segala keakuanku
Mampu sholih seperti para pendahuluku
Mampu mengenal dunia dengan kecerdasanku
Bunda…
Maaf untuk salah dan khilaf
Semoga mampu membuatmu semakin kuat dan bersabar
Terimakasih bunda…
Untuk pengasuhanmu
Untuk segelas susu yang setiap hari kau siapkan
Untuk nasi goreng spesial yang setiap hari kuminta
Untuk dongeng sebelum tidur yang tak bosan kau ceritakan

Bunda, do’aku untukmu
Semoga Allah selalu menjagamu dalam setiap langkah
Dan kelak, kita berjumpa kembali di sana
Di taman surga bersama keluarga kita tercinta

~Selamat Hari Ibu, Bunda~
I LOVE YOU

Kamis, 09 Agustus 2012

T.T

Ingat di Bintaro..
Tahun Lalu, aku i'tikaf di Bani Umar bersama saudari2ku. Kini, aku hanya sendiri berteman sepi. Hanya ada Bapak Ibu, namun tak semuanya dapat kuperbincangkan dengan mereka. Bukan apa-apa, ada hal-hal yang tidak mungkin dan tak bisa sepaham.
Aku rindu saudari2ku di Bintaro...
Andai aku di sana....
Ramadhanku mungkin khan lebih indah terasa...

Mulai esok dini hari ada i'tikaf di masjidku, namun sepertinya tak ada wanitanya. Hiks...
Aku rindu keindahan dan keagungan Ramadhan...

Aku Rindu, sungguh....
Tak biasa ku dalam kesendirian...

Cahaya Ramadhan
-21-

The Sweetest Room

Rabu, 06 Juni 2012

Perjalanan

Perjalanan....
Bila bicara tentang perjalanan, maka pasti ada awalnya meski kau belum pasti tahu akan akhirnya. Dari awal kita dilahirkan, kita telah tahu pasti kapan kita memulai perjalanan ini.
Dan ternyata Allah pun telah menuliskan kapan kita mengakhirinya. Dan sungguh Allah Maha pembuat teka-teki dan rahasia terhebat, karena tidak satupun yang ada di dunia ini bahkan di alam ghoib yang mengetahui satu hal tersebut, tentang akhir perjalanan ini. Kapan kita akan mengakhirinya, kawan? Tidak ada yang tahu dan tidak akan mungkin pernah...

Perjalanan seringkali kita partisi menjadi beberapa sequel yang seakan-akan dengan pembagian tersebut kita akan mampu memerankan lakon kita dengan lebih baik lagi. Benarkah?
Bukan...itu harus.
Bila pada bagian pertama kita hanya berperan sebagai pemain figuran yang sekedar menjadi pelengkap dan tak begitu penting, maka akankah peran itu ingin terulang kembali???
Dan bila pada suatu saat kita mendapat peran menjadi peran utama, apa yang akan kita lakukan? Sekedar menggugurkan kewajibankah tanpa melihat nilai estetika dan kehaqiqian peran tersebut? Sungguh merugi kawan...Peran yang hanya kita permainkan...
Padahal sejatinya tak ada peran kecil....
Inginkah kita menjadi pemain utama dengan pekerjaan yang sempurna? Bekerja dengan hati, mendapat nilai kebahagiaan dari para rekan sejawat, pada diri sendiri juga Sang sutradara???

Sungguh....Dialah sutradara abadi. Maka berperanlah yang sempurna di hadapanNya. Karena tak ada yang mampu menilai dengan sangat sempurna pula melainkan Dia, Robb semesta alam....

*dalam penghambaan menuju keridhoanMu...
Tuntunlah jalan ini ya Robb....
Menuju cahaya yang tiada berhenti bersinar.