Subhanallah..hari
ini Elang benar-benar terkondisikan. Kuncinya adalah pemahaman, ajak anak
ngobrol, biarkan mereka menguarkan pendapat maka akan muncul kesepakatan. Anak tidak
akan merasa didekte, di-judge bahkan. Tapi mereka akan merasa kita sebagai
kawan. Sebagai orang yang lebih tua tidak harus juga gila hormat agar setiap
anak menghormati kita dengan cara menuruti semua perintah kita. Tanpa adanya
komunikasi dua arah, kemudian kita mampu
memperlakukan anak dengan semau kita. Jelas hal ini tidak boleh dilakukan.
Seorang
anak dibaratkan selembar putih kosong yang masih bersih. Apa yang kita berikan, itulah yang akan mereka serap
dan dituliskan di sana. Ada benarnya, namun perlu ditimbang lagi. Bahwa anak lebih cerdas dari apa yang kita
pikirkan. Bia jadi mereka akan menterjemahkan, menafsirkan kemudian meniru dan
mengaplikasikan dengan pikiran mereka sendiri. Untuk itu, kita seyogyanya
mengajak mereka berdiskusi tentang segala hal yang berkaitan dengan dirinya. Peraturan-peraturan
yang dijalankan, larangan dan yang terpenting tentang tauhid, aqidah juga akhlak.
Jangan sampai anak mencari ilmu dan perlindungan dari pihak luar yang tidak
mengenal dan mengerti mereka. Baik orangtua ataupun guru di sekolah, adalah
tugasnya untuk memberikan pemahaman yang benar. Bila seorang pedagang salah
memberi harga pada penjual mungkin masih tidak berakibat fatal. Namun apabila
kita salah memberikan ilmu, itu akan berbahaya bagi sang anak. Sang anak akan
mengaplikasikan dalam hidupnya, bisa lebih lanjut lagi dia menyebarkan ilmunya
hingga berkembang lebih luas lagi.
Karenanya,
kita yang selalu bercita-cita sebagai pendidik hendaklah juga mengkaji
ilmu demi seimbangnya apa yang kita
berikan dan apa yang kita terima. Bisa dibayangkan bila jiwa kita kering, apa
yang hendak kita berikan kepada anak-anak? Namun bila teko jiwa kita terisi
penuh, Insya Allah apa yang kita miliki juga akan tertular kepada mereka yang
kita beri.
Semoga Allah
memudahkan….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar