Mengajarkan
ilmu dan akhlak yang paling tepat adalah
dengan cara meneladani. Ungkapan ini aku dengar dari Pak Ferous pertama kali,
konsultan dari SoU. Sering mungkin kita dengar namun dalam aplikasinya sulit
sekali. Banyak orang yang cenderung, “ NATO (No Action Talk Only). Mengajarkan dalam
hal ini kepada semua orang. Terlebih kepada anak-anak yang belum mampu mencerna
banyak perkataan dari orangtua. Cara terbaik adalah bukan ngomel sana-sini apalagi
sampe marah-marah dan membentak, tapi cara terbaik adalah meneladani dengan
melakukan hal yang real. Bila kita akan menasehati anak-anak dengan omongan
yang panjang lebar, yang mereka tangkap adalah… “ibu ini cerewet, ibu ini galak….dst”
dan itulah kenapa menurut saya hampir semua anak mengenal dan hafal guru yang
sering mengomel pada mereka. Bukan isinya yang diingat melainkan gaya
mengomelnya. Hmm….bahaya.
Lain halnya
bila kita memberi tauladan. Bila kita ingin menyampaikan kepada anak-anak, “buanglah
sampah pada tempatnya karena jika membuang sampah sembarangan akan menyebabkan
banjir” bukan lantas kita menceritakan setiap hari tentang bahaya banjir namun
akan lebih baik dibarengi dengan tindakan. Real action!. Apabila ada
sampah, tak perlu kita menyuruh mereka namun awalilah dari kita yang
memungutnya. Lama kelamaan anak akan tersadar bahwa sampah yang tercecer
sembarangan sebaiknya diletakkan di tempat yang benar yaitu tempat sampah. Tidak
perlu mengajarkan arti pentingnya bersalaman, namun bila bertemu dengan mereka
ulurkanlah tangan kita dan ucapkanlah salam sambil tersenyum. Inilah pengajaran
terbaik, pengajaran melalui teladan yang baik. Bukankah Rasulullah Shollallahu ‘alaihi
wasallam adalah teladan terbaik akhlaknya? Beliau tidak banyak bicara namun
melakukan dengan aksi nyata.
Bagi para
pendidik, inilah saatnya untuk mengubah paradigma transfer ilmu. Transfer ilmu
terbaik bukan sekedar memberikan knowledge, tetapi lebih dari itu setiap
anak butuh kenyamanan dan sosok yang mampu mereka contoh. Bagaimana mereka akan
cerdas tanpa dibekali dengan akhlak yang baik?
Inilah tugas
berat seorang guru, pejuang yang sejatinya sama dengan jihad di jalan Allah. Dengan
catatan bila ilmu yang diperjuangkan adalah ilmu yang senantiasa
mengkorelasikan hakikat pengetahuan dengan Maha Kebesaran Allah. J
Wallahu a’lam
bisshowaab.
Transfer ilmu terbaik adalah dengan memberi
tauladan. (nafasyira)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar