Sabtu, 26 Mei 2012

Pak Li

Pak Li, ya begitulah panggilannya. Menurut teman-temanku, nama lengkapnya Liyanto. Aku tidak tahu pastinya, yang pasti kami semua mengenalnya dengan "Pak Li", Just Pak Li. Rasanya tidak ada yang tidak mengenalnya di Gedung G FKIP Kampus Universitas Lampung dimana aku menempuh gelar sarjanaku. Seandainya ada yang tidak tahu, aku akan mengatakan bahwa ia adalah salah satu orang yang tidak care di seluruh jagad raya ini.

Pak Li, beliau merupakan sosok yang sangat sederhana. Dilihat dari perawakannya, beliau cukup gendut untuk ukuran laki-laki, tinggi sekitar 170 cm. Beliau terlihat agak bungkuk karena aku rasa beliau begitu zuhud dan rendah hati,beliau selalu memberi hormat, salam dan sapa kepada hampir siapapun yang pernah dikenalnya (atau bahkan siapapun yang dilihatnya). Beliau adalah cahaya di Gedung kami. Tanpanya mungkin aktivitas kami akan banyak terkendala. Beliau yang menurut label kebanyakan orang memberikan sebagai seorang "pesuruh", bagiku lebih dari sekedar pendidik terhebat di Gedung G. Beliaulah yang memberikan kami pengajaran tentang arti hidup sebenarnya dengan caranya yang sangat biasa, tanpa rekayasa, dan amat sederhana.

Setiap pagi ketika aku datang, jam berapapun aku datang, beliau sudah berada di kampusku. Dan sore, jam berapapun aku pulang, beliau juga masih berada di Gedung itu. Lalu, beliau datang dan pulang jam berapa? Menginapkah? Jelas tidak. Tapi begitulah beliau, dengan rasa tanggungjawabnya yang besar, beliau terbiasa disiplin. Beliau tak pernah mengeluh meskipun pekerjaannya tiada henti. Jarang sekali aku melihatnya duduk diam. Jalannya yang cekatan dan penuh semangat mencerminkan beliau adalah pekerja keras. Wajahnya yang selalu tersenyum dan tak pernah galau mencerminkan keihlasannya dalam bekerja. Pembawaanya yang kalem dan tak pernah mengeluh menunjukkan ia adalah orang yang sangat bersahaja. Tak ada dosen yang tak menyuruhnya. Tak ada mahasiswa yang tak pernah meminta bantuannya. Semua selalu memanggil dan menelpon Pak Li bila akan kuliah, seminar/sidang, perlu peralatan untuk kegiatan dan agenda kampus, bahkan bila perlu juga untuk melobi dosen. Pak Li, tapi tak pernah mengeluh. Bahkan senyum yang slalu terkembang di bibirnya. Sungguh berkah hidumu, Pak Li...

Bahkan ketika aku akan memulai komprehensip, beliau pun sempat mendo'akan agar mendapatkan hasil yang terbaik. InsyaAllah...keberhasilanku salahsatunya adalah dari do'a beliau. Dan bisa jadi untuk semua mahasiswa di FKIP Gedung G.

Pak Li, tetap akan terkenang sepanjang masa. Alhamdulillah...seingatku aku sempat menuliskan namanya di dalam lembar ucapan terimakasihku di Skripsiku. Sosok tak tergantikan dalam kesederhanaan, disiplin, tanggung jawab, zuhud, ramah, bersahaja, pekerja keras dan masih banyak lagi kata untuk beliau. Semoga Allah selalu menjagamu dalam kebaikan, Pak Li. Menjagamu di dunia dari fitnah dan tipu daya kemaksiatan. Menjagamu hingga ajal menjelang, menjagamu di alam kubur hingga pertemuanmu dengan Allah, 'azza wa jalla. Terimakasih kuucapkan atas kebaikan dan keikhlasanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar