Sabtu, 02 Juni 2012

‎"why do I need a teacher when I've got Google"

‎"why do I need a teacher when I've got Google"


Selarik tulisan di atas saya copas dari kalimat Mr. David Kaye, Pengisi English Training from Pearson  Rabu lalu. Kami semua yang hadir di Green Tower, Tebet yang notabenenya guru ditanya tentang satu pertanyaan di atas. Seandainya ada seorang anak berkata kepada kami, "Mengapa saya membutuhkan guru ketika saya telah menemukan google?" What's ur answer?

Dalam Perangkat pendidikan, banyak hal yang menjadi komponen penting. Diantaranya ada guru, media pembelajaran, metode dan buku sebagai sumber atau acuan. Ini menurut sumber yang dapat dari pelatihan. Persepsi orang bisa berbeda, jadi tak ada yang perlu dipermasalahkan. Nah, dari komponen di atas, manakah yang lebih penting? Ketika seseorang yang akan belajar hanya dibolehkan memilih salahsatu, manakah yang sejatinya harus dipilih?

100 Untuk Anda yang menjawab Guru. Mengapa guru? Mengapa bukan buku? Bukankah buku bisa mengajari kita segalanya, ia juga banyak memberikan nilai, inspirasi, motivasi dan semua pembelajaran tentang hidup. Mengapa pula bukan media. Media banyak bukan cakupannya? Ada alam sebagai media terbesar yang gratis juga untuk dipelajari, atau bukan yang lainnya? Bahkan saat ini ada "Mbah Gugel" yang bisa menjawab semua pertanyaan kita. Ketika kita galau, butuh motivasi, kita bisa mengklik kalimat motivasi dari gugel. Kita sedang galau karena tak bisa masak, bisa juga tanya mbah gugel. Bahkan ketika seorang guru tak punya bahan untuk mengajar, bukankah dia juga tanya gugel? Lalu, Mengapa guru yang menjadi utama di sini?

Saya pernah mendengar singkatan dari guru waktu dulu. Guru, digugu dan ditiru. Entah ini peribahasa atau bukan, yang jelas makna dari singkatan guru tak jauh beda dengan pemaknaannya sehari-hari. Kini, kita bisa menelaah lebih jauh tentang makna guru. Guru di sini adalah manusia, makhluk Allah dengan penciptaan yang sangat sempurna karena dapat berpikir, merasa, dan bertindak. Guru sangat penting dalam pembelajaran. Mungkin benar, siswa bisa belajar dari buku yang ia baca. Siswa juga bisa mengeksplor sendiri alam dengan kemampuannya. Namun bisakah mereka menjaawab dengan bahasa hati? Mampukah benda-benda mati tersebut memberikan apresiasi terhadap usaha, jerih payah, keberhasilan siswa? Bisakah mereka menjadi tauladan. Tidak, jelas tidak. Mereka tidak akan sempurna memberikannya. Tumbuhan dan hewan adalah sahabat manusia, mereka bisa berinteraksi dengan manusia. Namun mereka tak akan mampu memberikan solusi atas permasalahan kita. Mereka tak akan mampu memberikan ekspresi tentang apa yang kita rasakan. Tidak halnya dengan guru.

Dengan segala kekurangannya, guru tetap menjadi bagian utama. Guru bisa mengajari kita tentang bagaimana berkomunikasi, berinteraksi, juga berekspresi. Ialah yang menjadi tauladan. Makhluk ciptaan Allah lainnya tidak mampu mengajarkan karakter kepada kita, gurulah yang membentuk karakter kita. Itu sebabnya guru menjadi insan yang mulia. Guru bisa menjadi tauladan ketika ia mampu berdedikasi bukan sekedar mencerdaskan otak manusia saja. Namun ketika ia mampu membentuk akhlakul karimah. Ketika ia mampu memberi solusi masalah dengan hati. Ketika seorang bekerja dengan keikhlasan dan hanya mengharap Ridho Allah tanpa membandingkan dengan upah yang diterima, maka InsyaAllah apa yang disampaikan kepada anak didiknya akan mengalir dengan begitu mudah. 

Di sinilah letak kemuliaan guru. Karena hanya guru yang mampu memanusiakan manusia bila dibandingkan dengan komponen pendidikan lainnya. Walaupun dengan kurikulum yang hebat, tanpa guru semuanya akan sia-sia.
Semoga guru yang saat ini mengabdi, merekalah pejuang sejati. Pejuang Allah yang mencerdaskan generasi setelah Rasulullah. Karena hanya dengan memberi tauladan serta mencontohkan, kita dapat berbagi dengan yang lain. Mari sahabat-sahabat, menjadi guru karena Allah. Ikhlas dan senantiasa mampu menjadi tauladan karenaNya. Kecerdasan dan kreativitas anak didik bukan berada di tangan kita, semuanya sudah digariskan dengan Allah. Namun dengan usaha serta do'a-do'a kita, insyaAllah apa yang kita harapkan kepada anak didik akan diijabah oleh Allah. 

So, sudah terjawabkah pertanyaan di atas?
Wallahu a'lam Bisshowab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar