Selasa, 19 Februari 2013

Bait-bait cinta (semu)


Setiap jiwa pasti selalu mempunyai harapan, kepada yang dicita juga yang dicinta. Meski yang dicinta tak meski harus bersama. Entah, sore ini mataku menerawang jauh. Berbalik arah memutar waktu. Aku berada kembali pada satu titik, waktu dulu. Ketika aku masih tak mampu mengurai makna seindah keagungan Robbku.  Cinta adalah fatamorgana, ia tak nyata namun mampu dirasa. Aku bahkan tak tahu bentuknya seperti apa. Namun aku tahu bagaimana orang mencinta dan biasa saja.

Tapi, apakah hidup hanya untuk cinta dan karena cinta? Bahkan bait-bait cinta pun kau sendiiri belum mampu memahaminya. Bagaimana kau bilang tak bisa melepasnya sedangkan diri pun belum terikat keabsahannya. Duhai engkau, diri yang dimabuk cinta…tak pantas Tuhanmu kau duakan di atas cinta yang tak jelas ujungnya. Akankah kau korbankan diri dengan pengharapan cinta yang kian lama kian pudar ditelan pesona waktu?

Cinta memang ada bagi jiwa-jiwa yang mengabdikan separuh hatinya pada dunia rasa. Kepekaan hati yang semakin menipis karena Tuhan menjadi pelampiasannya ketika cinta tak datang seperti yang diminta. Entah cinta atau sekedar gejolak jiwa yang terlampiaskan tak tau arah ketika kau menangis karena cinta yang semakin menjauh dan tiada harapan akan kembalinya.
Cinta…ia kan akan datang padamu di saat Allah telah percaya bahwa kau mampu menjaga CintaNya. Tak menduakan, tak menafikan, tak juga mengindahkan.

Biarkan kau reguk cinta pada saat yang sudah digariskan. Karena cinta hakiki tak mungkin pernah berubah karena semua sudah dituliskan sejak kau di dalam kandungan sang bunda.
Jangan pernah mengabadikan cinta dalam selarik bait duka cinta. Jangan juga kau simpan derainya dalam tiap tetesan air mata yang sia-sia…

Berhentilah memuji cinta semu dalam ruang rindumu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar