Selasa, 30 Oktober 2012

Rapuh

Tak ada lagi kata yang tereja
Terkikis oleh duka yang kini melanda
Semilir udara malam ini
Tak berarti...
Ia seperti hilang
Menghilang....
Jemariku masih menari
Bercerita tentang aku
Tentang arti aku dan perjalanan
Tentang Fajar pagi yang biasanya selalu kuharap tawa
Tentang malam yang berhimpun dengan mimpi dan do'a
Tentang jejakku yang terseok, berduri
Tentang langkahku yang tertatih di lautan api

Ini hidup
Tak sejatinya berharap bahagia meski ia ada

Jiwa dan raga selalu berpadu
Diantaranya tak tersekat oleh ruang dan waktu
Namun tak begitu adanya dengan aku dan kamu
Aku tetap akan di sini hingga waktuku habis dengan bosannya mengingatmu
Karena keindahanmu kini hanyalah semu

Jemariku masih menari
Bermain dengan alam bawah sadar yang kian mempermainkanku
Sampai batas mataku sayu
Namun tak percaya jua aku padaku
Karena..
Selalu...begini adanya

Hari semakin merajut malam
Angin dingin menemani jemari kecilku menari
Melewatkan cerita yang ingin kubagi
Tentang kesendirian kini yang melanda
Tentang arti kepercayaan dan kesetiaan
Meski raga makin lama makin tak peduli

Aku berkhidmat pada jemariku
Jemari yang kian menari dengan tak tentu
Melawan arah yang sejatinya kulawan
Menolak semua bentuk keluhan yang seharusnya tak ada
Namun emosi dan hasratku tak terbendung
Ia tetap menari
Bahkan tak jelas lagi apa yang dikatanya

Kini
Tak ada lagi pola
Tak lagi bernada
Takjua berbentuk
Ragaku sedang rapuh

2 komentar: