Kamis, 18 Januari 2018

Mengasah Kecerdasan Emosi (lagi)

Saya kembali melihat-lihat tentang proyek-proyek saya selama 10 hari di kelas bunsay ini.
Mengajarkan karakter baik itu menurut saya yang paling sulit. Maka saya banyak menekankan pada hal ini di game level 3 ini.

Saya sadar 4 tahun ke belakang, cara mendidik saya benar-benar jauh dari kesempurnaan. Apalagi teori parenting yang woooowww itu.
Kakak, sebagai anak laki-laki pertama, cenderung agak tempramen, dan belum mampu mengolah emosinya.
Ini peer...peer besar buat saya.
Bukan hanya gaya parenting saya dan suami yang salah, media-media yang kami berikan ketika si kakak kecil pun jauh dari kebaikan untuk tingkat perkembangan psikologinya.

Hmm...swkarang siap mengulang dari awal kan?
Sebagai contoh, perilaku ini.
Kami sedang belajar bersama, saya, adik dan kakak.
Di ujung kegiatan, si kakak dengan asyik menghambur-hamburkan pensil, crayon dan isi seluruh kotak pensil.
Saya biarkan saja..saya minta dia membereskan..tapi ga mau. Yasudah..tetap saya biarkan.
Selang beberapa waktu, sendal dan sepatu yang saya jemur di tangga dihamburkan lagi oleh kakak sampai berantakan.
Sekali lagi saya biarkan, saya hanya minta dia membereskan. Dan dia ga mau..
Lalu?

Lama berselang...ada sekitar 30 menit sudah menjelang sore. Saatnya makan.
Saya sampaikan kepada anak-anak bahwa kami akan makan.
Saya tawarkan ke adik, dia mau.
Saya tawarkan ke kaka, dia juga lapar.
Tapi bersyarat donk ya. Kakak boleh makan kalau dia sudah membereskan pensil dan sendal yang berserakan.
Waaaaah...mulai muncul berbagai alasan dan keluhannya. Tapi saya benar-benar tidak membantunya. Rasanya sih risih banget..ingin segera saya rapikan. Tapi tidak!
Kalau mainannya berantakan, karena dia maen kelelahan kemudian tidur justru akan saya rapikan. Tapi karena ini keaengajaan, maka saya biarkan dia yang merapikan.

Akhirnya maka  siap, adik mulai saya suapi. Si kakak mulai keki, mau makan tapi ga boleh.
Saya sedang berpikir kalau dia ngambek gak mau semuanya bagaimana ya?
Saya kemudian menasehatinya, memberi pengertia  bahwa buang-buang benda sembarangan itu gak baik. Kakak harus tanggung jawab. Ya...poinnya adalah, dia harus tanggung jawab. Bukan sekedar melatih kemandirian, tapi saya ingin lihat respon dia. Saya ingin melihat sisi cerdasnya dalam memutuskan masalah.

Yeaaaaaay...dia mau membereskan semuanya.
Saya senyum. Saya hampiri kakak, mau saya peluk dan cium.
Ah..dasar laki-laki apa ya, dia tidak mau..

#tantanganharike7
#gamelevel3
#kamibisa
#kelasbunsayiip3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar